O. 3

52 15 2
                                    

Pagi ini Mingyu sudah duduk di kursi lobi sambil menyesap kopinya. Cuaca mendung membuat lelaki itu mengeratkan jaketnya ke tubuhnya. Lelaki yang merupakan mahasiswa teknik elektro ini sesekali membalas sapaan mahasiswa lain yang lewat. Kecuali untuk laki laki yang ada didepannya ini.

Laki laki berparas tampan dengan bomber berwarna army itu menatapnya datar.

"Gua gak merasa punya urusan sama lo, jadi silahkan pergi," usir Mingyu.

Cowok didepannya berdecak. Lalu terkekeh pelan.

"Sayangnya, gue punya urusan sama lo"

Mingyu mengangkat satu alisnya.

"Maksud lo apa ngajak Bella ke kosan lo?"

Mingyu menghentikan aktivitasnya menyesap kopi. Lalu menatap lawannya remeh.

"Urusan organisasi, lu gak perlu tau"

"Emang gabisa di tempat lain?"

"Di kosan lebih nyaman" ujar Mingyu sambil tersenyum.

"Jangan macem macem Gyu"
"Sekali lagi lo nyari masalah sama gua, habis lo" kata cowo itu sambil berbalik pergi.

"Uang gak bisa beli semuanya, Pangeran"lantang Mingyu.

Cowok itu berhenti.

"Untuk saat ini lo bisa dapetin segalanya, beresin segalanya, tapi inget, ada saatnya lo gapunya apa apa"
"Termasuk Bella,"
"Suatu saat dia bakal muak sama posesif lo itu dan ninggalin lo"
"Gue jamin itu"

"Coba aja, bangsat"





























"Kamu kenapa?"

Laki-laki didepannya ini hanya mendengus. Lalu menatapnya sendu.

"By,"

Laki-laki itu mendekat dan memeluknya erat. Tak peduli bahwa mereka sedang berada di area kampus.

"By, banyak orang"

Laki-laki itu nampak acuh. Ia menyembunyikan wajahnya ke ceruk leher sang gadis. Membuat si empunya dapat merasakan hembusan nafasnya.

"Bell,"

Gadis itu berdeham.

"I love you"

Bella terdiam. Jemarinya berhenti mengelus surai kecoklatan milik si pria. Lalu tangannya sedikit mendorong tubuhnya untuk memberi sedikit jarak.

"Ada apa?"

Pangeran terdiam. Enggan menjawab pertanyaan Bella.

"Nanti malam aku jemput, papa mau ketemu kamu,"





























"Sibuk banget ya Nako?"

Nako buru- buru menutup buku catatannya. Lalu segera menoleh le arah Eunsang.

"Enggak kok, kenapa?"

Eunsang mendudukkan dirinya dikursi di depan Nako. Lalu membuka bukunya.

"Gak papa sih, cuma basa basi doang hehe. Gue boleh kan duduk disini?"

Nako mengangguk." Ini kan tempat umum jadi boleh aja". Eunsang mengiyakan lalu mereka kembali ke aktifitas mereka masing masing. Nako dengan catatannya dan Eunsang dengan bukunya.

Tak lama kemudian dering terdengar. Rupanya panggilan masuk dari ponsel Eunsang. Eunsang mengangkat telfon itu.

"Halo bang Taeyong aku lagi di kampus"

Insane; NakoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang