O.8

37 10 5
                                    

Nako berjalan pulang dengan riang. Semuanya berjalan lancar. Dan sebentar lagi, dramanya akan diputar. Drama yang diskenario oleh Nako sendiri.

"Ngapain dulu ya, oh ya beresin kamar."

Nako memasukkan password apartemennya saat tetangga sebelah kirinya menyapanya.

"Halo,"

Nako menoleh. Mendapati perempuan dengan mata besar dan rambut hitam legam tersenyum padanya. Buru buru Nako menyunggingkan senyumnya.

"Halo juga, kakak penghuni baru?"

Perempuan itu tersenyum. "Iya nih, saya nempatin apart kakak ipar saya, orangnya pindah ke luar kota. Oh ya, kenalin saya Minnie," ujarnya sambil mengulurkan tangan.

Nako membalas uluran tangannya. "Saya Nako,"

Minnie mengangguk dan menatap mata Nako dalam, dengan tangan yang tak kunjung dilepas.

Entah mengapa, Nako merasa ada yang janggal dengan perempuan ini.

"Btw kak, tangannya, hehe"

Wajah Minnie yang semula serius perlahan melunak lalu mengerjapkan matanya.

"Sorry, kamu mahasiswa ya, tinggal sendiri?"

"Iya kak,"

Minnie mengangguk lalu melihat jam tangannya. "Oh saya harus berangkat kerja, lain kali kita ngobrol lagi ya Nako, bye"

"Hati- hati kak,"

Nako melihat tangan kanannya. Saat bersalaman tadi, Nako merasa ada yang aneh. Seperti sesuatu dari dirinya diambil oleh Minnie.

Dan rasanya persis, seperti saat dirinya bersalaman dengan Pangeran waktu itu.



















Mingyu menegakkan badannya. Pandangannya gelap, tangan dan kakinya terikat. Sekujur tubuhnya pun terasa sakit.

Mingyu terdiam sebentar seraya telinganya samar- samar mendengar deru kendaraan dan hiruk pikuknya jalanan.

Mingyu tebak, ia sedang berada di mobil.

"Sudah bangun?"

Suara laki- laki membuat kesadarannya bertambah. Sial, kepalanya sakit sekali.

"Lepasin,"titah Mingyu pelan. Dapat Mingyu rasakan darah mengalir dari hidungnya.

"Gue bakal lepasin lo kalau sudah sampai di rumah, sekarang lo istirahat aja. Nanti kalau sudah sampai, gue bangunin."

"Ck! Lo siapa sih? Lepasin gue bangsat!!" Mingyu menendang kursi depannya membuat laki- laki itu mendengus kesal.

Ia meraih sebuah benda hitam dan mengarahkannya ke arah Mingyu.

"Ck, kalau dikasih tau itu nurut," katanya sebelum aliran listrik yang keluar dari benda itu, menyetrum tubuh Mingyu. Membuat pemuda itu kehilangan kesadarannya. Lagi.













Jangjun berlari menuju hotel tempat mereka menginap. Pikirannya tidak karuan meskipun Jungkook bilang padanya untuk tenang.

Ia mengetuk ruangan Bella dan mendapati Jiho yang membuka pintu.

"Kenapa? Ini kamar cewe"

Jangjun mengambil nafas terengah- engah. "Bella mana?"

"Lo ngapa sih, datang- datang nyari Bella. Orangnya udah pulang." Jawab Jiho.

"Serius?" Jangjun memaksa masuk.

"Eh eh,"

"Eh Jangjun, mau ikut main jun,"

Insane; NakoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang