O. 7

26 9 1
                                    

"Aneh banget dah,"

"Kenapa kook?"

"Nih, lo liat. Bisa- bisanya ketua ninggalin acara tiba- tiba,"

Jangjun mengangguk." Mungkin emang mendesak banget kook, Mingyu gak mungkin juga ninggalin tanggung jawab tanpa mikir mikir"

"Iya sih, btw sakit lu Bell?"

Bella yang duduk di sebelah Jangjun menoleh ke arah Jungkook. "Enggak kook, sehat kok gue."

"Muka lu pucet gitu, kecapean apa gimana,"

Bella membuka kamera di ponselnya. "Iya sih,"

"Btw lo berdua mau duduk doang disini? Gue sama Mingyu sebenernya pingin jajan di pasar itu tuh, tapi Mingyunya pulang duluan,"kata Jungkook.

"Maksud lo apaan nih?"

Jungkook tersenyum. "Temenin gue yok,"

Jangjun dan Bella bertukar pandang. Lalu mengangguk.

"Boleh deh,"




























"Eunsang,"

Eunsang menoleh ke arah Nako yang duduk di sampingnya. "Kenapa Nako?"

"Boleh ijin gak ikut kerja kelompok gak? Ntar malem aku kirim kerjaanku ke kamu, gimana? Ntar tinggal digabungin aja."

Eunsang tampak berpikir sejenak. "Emang kamu mau kemana?"

Nako tersenyum misterius.

"Jemput kakak,"



























"Ihh kayanya enak deh, coba kuy"

Bella hanya bisa pasrah saat dirinya ditarik kesana kemari oleh oknum yang bernama Jungkook dan Jangjun. Sedari tadi mereka berkeliling, mereka tak henti- hentinya berhenti di setiap stand makanan yang ada di sepanjang jalan.

Maklum, keduanya doyan makan.

"Lu seriusan diet? Ngapain diet sih udah bagus juga" kata Jungkook sambil melahap takoyaki ke dalam mulutnya.

"Apanya yang bagus?" Tanya Jangjun.

"Hehe enggak,"

"Mesum lu,"

Bella hanya menghela nafas kesal. Dirinya merasa lelah.

"Kalian mau keliling lagi kan yah?"tanya Bella.

Dijawab anggukan oleh Jangjun dan Jungkook. Karena mulut mereka penuh dengan makanan. Bella heran juga, kok perut mereka gak kenyang kenyang sih,

"Yaudah, gue tunggu disitu ya, pegel. Ntar kalo udah selesai balik ke gue." Ujar Bella seraya menunjuk kursi di samping toko permen.

"Ok. Tunggu sini ya, gue sama Jungkook gak lama kok,"

Bella mengangguk. Begitu punggung mereka berdua perlahan hilang dari pandangannya, Bella mengambil hpnya.

Ada pesan dari nomor tak dikenalnya. Bella sedikit takut, pasalnya sejak kemarin sore, nomor itu terus menelfonnya dan satupun tak ada yang Bella angkat.

"Perasaan udah gue blok deh,"

Jemarinya menyentuh kolom blok agar nomor itu tidak bisa menghubunginya lagi.

Unknow

Hai,
Sampai berjumpa lagi

"Aneh."

Bella memutuskan untuk menyimpan hpnya ke saku dan beralih melihat keadaan disekitarnya.

Sebuah kompleks perdagangan dengan toko- toko berdiri di samping kiri dan kanan. Stand makanan pun berjejer rapi si sebelah sana. Mulai dari churos, takoyaki, bermacam- macam roti, ice cream, dan lain- lain.

Semuanya memang enak, tapi Bella tidak bisa memakan itu semua. Bukan karena diet sebenarnya, tapi dia trauma.

Ada kejadian di masa lalu yang membuatnya membenci makanan manis.

"Ini permen buat kakak,"

"Eh?" Bella sedikit terkejut saat anak perempuan itu menyodorkan sebuah permen lolipop ke arahnya.

"Terima kasih, tapi aku gak makan permen,"

Raut wajah anak itu menjadi sedih. "Aku bakal sedih kalo kakak gak mau nerima dan makan permen itu,".

Sebentar, anak ini maksa?

"Eh, jangan nangis dong," ujar Bella sedikit panik saat anak kecil didepannya ini mulai menangis.

"Makanya kakak makan yah,"

Mau tak mau Bella mengangguk. "Berapa harganya? Kamu jualan dari toko ini?" Ujar Bella seraya merogoh uang di sakunya.

Anak itu menggeleng. "Enggak, itu hadiah buat kakak,"

"Hadiah? Kamu kenapa kasih kakak hadiah?"

Anak itu tersenyum seraya melirik ke arah belakang Bella.

"Salam pembuka, katanya."

Anak itu lalu berbalik dan berlari menjauhi Bella. Bella yang kaget, refleks mengejar anak itu.

Jujur, Bella tak paham apa maksud salam pembuka. Dia kan gak lagi bikin makalah.

"Tunggu!"

Astaga, apa karena Bella yang semakin tua atau anak itu yang masih muda makanya ia ketinggalan jauh?. Bella terengah engah ketika dirinya sampai di jalan yang sepi.

Benar- benar hanya satu dua orang yang lewat. Apalagi di samping kanan kirinya banyak gang gang kecil.

"Apa balik aja ya,"

Bella berbalik ragu saat mendapati anak kecil itu berdiri jauh di belakangnya sambil tersenyum.

"Sampai berjumpa lagi, hehe"katanya lalu kembali berlari.

Spontan Bella kembali mengejar anak itu. Sampai akhirnya ia terjebak di gan kecil yang sialnya buntu.

Srak

Suara sepatu yang bergesek dengan daun kering yang gugur ke bawah membuatnya menoleh ke arah kiri. Tampak seorang pria berbadan besar dengan topi hitam dan masker menutupi wajahnya.

"Eh,"

Bella sontak mundur ke belakang kala dilihatnya pria itu berjalan ke arahnya.

Merasakan adanya sinyal bahaya, Bella berlari menjauh. Untung saja ia masih mengingat sebagian besar jalan yang ia lewati.

Bella terus berlari karena demi apapun, pria itu langkahnya besar sekali. Ia ingin sekali berpikiran positif tapi ya mana mungkin orang itu tidak berniat jahat kalau ia terus mengejarnya seperti ini.

"Oh sial,"

Gang buntu.

Ting

Bella membuka ponselnya. Mengirim pesan untuk Jangjun dan membuka pesan lainnya.

Unknow

Cape kan,
Makanya nurut aja
Ikut sama dia

Bella segera berbalik dan keluar dari gang buntu itu saat dirinya merasa ditarik dan sesuatu menutupi mulut dan hidungnya.

Perlahan lahan, semuanya menggelap.




































Bella

| Pesan ini telah dihapus
| Pesan ini telah dihapus
| Pesan ini telah dihapus
| Pesan ini telah dihapus
| Pesan ini telah dihapus
| Adek gue kecelakaan
| Gue balik duluan

"Loh?"

"Kenapa Jun,"

"Liat kook,"

Insane; NakoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang