Terhitung sudah empat hari Mingyu disini. Selama empat hari penuh itupun dia selalu sibuk dengan kegiatan entah seminar atau yang lainnya. Tersisa tiga hari lagi yang diisi dengan hari bebas, yang telah disepakati oleh semua peserta bahwa tiga hari itu akan dilewati dengan berwisata saja.Hari ini ada sedikit waktu untuk bersantai karena jadwal hari ini hanya makan malam bersama dengan mahasiswa lain yang berbeda universitas. Jadilah Mingyu memutuskan untuk berjalan jalan sebentar.
Langit sore memang menjadi favoritnya. Ditambah lagi hawa udara yang pas, tidak panas tidak juga dingin.
Mingyu mendudukkan dirinya di kursi taman yang mengarah ke arah danau buatan. Menikmati semilir angin yang membuatnya sedikit mengantuk.
"Iya, lagi jalan sebentar, ntar malem acara lagi"
Sebuah suara yang Mingyu hapal betul itu milik siapa terdengar membuatnya menoleh ke arah kanan. Dan benar saja,
"Bell," Tanpa sadar Mingyu memanggil gadis dengan kardigan coklat yang sedang menelpon itu. Awalnya Mingyu mengira suaranya tidak terdengar, tapi nyatanya gadis itu menoleh lalu tersenyum canggung.
Mingyu tahu kalau gadis itu terkejut tapi ia langsung tersenyum membalas senyuman canggung gadis itu.
"Iya, pasti aku jawab, bye, i love you"
Mendengar kata terakhir membuat Mingyu mendengus. Sudah pasti pacarnya.
"Sendirian?"
Mingyu terkejut dan menatap Bella bingung. Bukannya Bella tidak boleh dekat dengannya?
"Eh, bukan gitu, tumben biasanya sama Jungkook"
Mingyu menelan ludahnya gugup. Kecantikan gadis didepannya ini semakin bertambah kala wajahnya terterpa sinar matahari senja.
"Jungkook molor dari siang, lo sendiri? Bareng Jangjun?"
Gadis itu menggeleng. " Jangjun agak gak enak badan, makanya gue nyari obat"
Mingyu mengangguk. "Udah dapet? Kalo belum minta Jihyo aja"
"Udah dapet kok, gue duluan ya, Jangjun nunggu soalnya"
"Iya,"
Mingyu melihat punggung gadis yang kian menjauh itu. Seandainya gadis itu tidak buru buru Mingyu sudah pasti akan mengajaknya berbicara.
Sudah lama sejak ia dan Bella bisa mengobrol dengan tenang, yang kalau Mingyu ingat saat awal masa perkuliahan dulu.
Bella yang kala itu masih mahasiswa baru—seperti dirinya, sudah sangat terkenal bukan hanya di kalangan sesama maba, tetapi juga kakak tingkat.
Karena setiap hari mendengar June dan Jungkook yang selalu mengoceh tentang maba cantik jurusan kebidanan mau tak mau menjadi penasaran.
Sampai ketika keduanya bertemu saat Mingyu berniat membaca buku di perpus fakultas kedokteran. Tempat perkuliahan sebagian besar mahasiswa prodi kesehatan.
Sebenarnya Mingyu sedang menunggu seniornya saat SMA dulu, Jeon Wonwoo yang merupakan mahasiswa kedokteran yang akan memberi barang pesanan Mingyu.
Namun karena Wonwoo masih ada kelas yang tinggal sekitar dua puluh menit akan selesai, ia memilih untuk menunggu sebentar. Dan perpustakaan menjadi pilihannya. Ia penasaran, bagaimana rupa perpustakaan fakultas kedokteran yang terkenal megah dan canggih itu.
Mingyu yang sedang berada di depan rak tentang anatomi melihat seorang gadis yang tengah kesusahan mengambil buku yang terletak di rak bagian atas. Tanpa pikir panjang Mingyu membantu gadis itu.
"Eh, makasih" suara yang terdengar tegas tapi masih anggun membuatnya refleks tersenyum.
"Sama-sama" Dan saat gadis itu berbalik, Mingyu tiba tiba gugup sendiri.
"Permisi, gue duluan ya...
"Mingyu, gue Mingyu"
"Ah iya duluan ya Mingyu"
"Iya, Bell,"
Entah kebetulan, tapi sejak saat itu mereka selalu bertemu di berbagai kesempatan dan hal itu membuat mereka akrab. Sampai kekasih si gadis datang menemui Mingyu dan mengatakan untuk jangan mendekati Bella lagi.
Mingyu menurut saja karena ia hafal betul bagaimana watak kekasih Bella sejak kecil.
"Jangjun, bangun bentar gue udah dapat nih obatnya"
Bella menepuk pelan pipi pemuda yang sedang tertidur lemas di kasurnya. Badannya masih panas seperti tadi, dan Jangjun belum makan dari kemarin malam karena keasikan bermain game.
"Jun, makan dulu baru minun obat, jangan sakit dulu, repot kita lagi jauh dari kos"
Bella kembali menepuk pipi Jangjun, yang dibalas erangan. Pemuda itu terlihat membuka matanya perlahan dan bangun dari tidurnya.
"Pelan-pelan bangunnya"
"Cerewet banget lu," jawab Jangjun dengan suara serak.
Bella mencubit pelan paha pemuda itu lalu menyodorkan segelas air. Menyuruh Jangjun untuk minum terlebih dahulu sebelum makan.
"Nih, mau disuapin atau makan sendiri"
"Makan sendirilah ya kali, bisa dibogem pangeran gue, kalo dia tau ceweknya nyuapin cowok lain,"ucap Jangjun panjang.
Bella terdiam. Ucapan Jangjun sedikit menohok. Melihat Bella yang terdiam, Jangjun merasa sedikit tidak enak.
"Eh bukan gitu maksud gue,"
Bella mengangguk. "Iya gue paham,"
"Gue balik kamar dulu ya, udah sore mau mandi, ntar gue kesini lagi" pamitnya.
"Iya bell, makasih"
"Santai Jun,"
Bella merebahkan dirinya di kasur. Sudah berapa lama ya, dirinya dan Mingyu berbicara santai seperti tadi. Jujur Bella senang bisa berteman dengan orang seperti Mingyu.
Sifatnya yang welcome ke semua orang—atau mungkin pengecualian untuk Pangeran— membuatnya menjadi teman yang menyenangkan.
Namun yang ada sekarang hanyalah jarak. Sekedar berbicara pun hanya untuk hal hal yang penting saja. Sedikit mengecewakan memang. Bagi keduanya, tentu saja.
Kalau ditanya apa perasaannya lebih dari sekadar teman, sudah pasti tidak. Bella benar benar murni menganggap Mingyu sebatas teman atau bahkan sahabat meskipun sudah sering ia mendengar rumor bahwa pemuda itu menyukainya. Makanya saat hubungan keduanya tidak dekat lagi, Bella merasa kehilangan teman.
Apalagi Bella di universitas ini hanya mengenal dekat Jangjun, Dokyeom, Jacob, Hyunjae dan Pangeran. Sehingga berteman dengan Mingyu menambah daftar pertemanannya.
"Hah," Bella mengusap wajahnya. Kepalanya sedikit pening.
"Gak mungkin ketularan Jangjun kan," monolognya.
Bella beranjak menuju kamar mandi hingga tak tahu bahwa panggilan dari nomor tak dikenal masuk.
"Lah, tiba tiba,"
"Kenapa Kook?"
"Mingyu ijin balik duluan, ada urusan mendadak katanya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Insane; Nako
Fanfiction"Kakak- kakak nurut sama aku ya, kalo gak nurut, aku hukum loh," "Sinting!" 🔞 Harsh word ©beenais97