O.9

25 7 2
                                    

Ting!

Bella

| Sorry Jun
| Adek gue butuh gue
| Lo tenang aja
| Gue baik baik aja kok
























"Halo, sudah dimana om?"

Nako menjepit ponselnya diantara bahu dan telinganya sembari tangannya sibuk memindahkan semangkuk sup ke atas meja makan.

"Ohh begitu ya sudah, hati- hati ya jangan sampai lecet kakaknya, hehehe"

Dan panggilan terputus. Nako memulai acara makan malamnya. Semangkuk sup tahu dan juga laptop didepannya. Ia berniat mengerjakan tugas kelompoknya sambil makan, mengingat janjinya pada Eunsang yang akan mengirim tugasnya malam ini.

Perasaan Nako malam ini sedikit gugup dan bahagia. Sebentar lagi, mainannya akan datang dan Nako bebas melakukan apa saja yang Nako inginkan.

Sayang sekali ekspetasinya bahwa ia akan sampai malam ini sedikit terlambat, karena jarak kota tempat ia 'dijemput' cukup jauh.

Tapi tak apa, barangkali besok pagi mereka berdua sudah sampai disini. Di tempat tinggal Nako.

Ddrrrtt

Panggilan masuk dari Dongpyo. Tanpa pikir panjang Nako mengangkatnya.

"Halo nako,"

"Iya Dongpyo, ada apa?"

"Anu, lo ada bawa jurnal gue yang sampulnya coklat itu gak?"

"Jurnal? Oh yang ada beruangnya itu?"

"Iya itu. Aku ambil ya, rumahmu dimana?"

"Eh? Sekarang atau besok?"

"Besok aja sih,"

Nako menggeleng, meskipun Dongpyo tidak bakal melihatnya.

"Sekarang aja pyo,"

"Lah kenapa?"

Mata Nako menelisik kesana kemari. Kebiasaanya kala sedang gugup dan bingung.

"Hmm, besok ada keluarga datang,"

"Ya gapapa kali, kan gue ambil buku doang, gak main"

"Yaa tapi kan,"

"Udah gapapa, shareloc aja ya, thank you Nakoo,"

Tit.

Dongpyo memutus sambungan saat Nako hendak bicara lagi. Astaga, Nako mendadak khawatir.

Bagaimana jika Dongpyo datang saat mereka juga datang?. Dongpyo pasti akan penasaran karena selama Nako mengenal Dongpyo, Nako merasa ada sesuatu yang Dongpyo rahasiakan dari Nako.

Nako merasa Dongpyo akan menggagalkan rencananya suatu saat. Ya. Nako merasa tidak enak pada Dongpyo, meskipun Dongpyo belum melakukan apapun.


























Mingyu membuka kelopak matanya perlahan. Kepalanya masih terasa sakit seperti tadi, hanya saja, matanya sudah tidak tertutup kain hitam yang membuatnya tidak bisa melihat apapun.

Mingyu memandang sekitarnya. Ia tengah berada di mobil dengan besi pembatas antara kuri tengah dengan kursi depan. Seperti mobil polisi di film- film.

Pria yang tampaknya masih muda yang mengendarai mobil itu menggunakan jaket hitam yang melapisi kemeja biru mudanya. Rambutnya sedikit panjang. Wajahnya terlihat dingin dan tatapan matanya tajam.

Insane; NakoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang