Kehilangan Untuk Pertama Kali

737 67 26
                                    

Tepat satu bulan sejak Tania menghilang, seorang bayi lelaki ditemukan secara misterius di dalam kardus di depan pintu rumah Kenzo pada pagi selepas Subuh, lengkap dengan sebuah surat pengantar menyertainya.

Ini anak kamu. Anggaplah sebagai kenang-kenangan terakhir dari Tania dan jangan pernah mencarinya lagi karena istri kamu sudah mati.

Bagaikan disambar petir, surat itu menjadi titik permulaan kehancuran Kenzo. Tidak ingin percaya jika istrinya benar-benar sudah tiada, Kenzo mendatangi seluruh rumah sakit dan puskesmas di kotanya untuk mencari tahu setiap kelahiran yang terjadi selama periode perkiraan Tania melahirkan.

Saat usahanya tidak membuahkan hasil sama sekali, Kenzo menjadi semakin terpuruk. Terlebih setelah pihak kepolisian juga tidak berhasil melacak keberadaan Tania atau sekadar memberi sedikit harapan baik sebagai penghiburan, Kenzo kian seperti orang linglung.

Hingga suatu hari, kedua orang tua berikut sang mertua memutuskan datang dan tinggal guna membantu mengawasi cucu-cucu mereka yang kerap ditinggal Kenzo pergi begitu saja. Tidak peduli apakah itu tengah malam atau hari sedang hujan. Kenzo selalu keluar dan berjalan lontang-lantung mencari Tania.

"Hasil tes DNA sudah keluar, Le." Saat akhirnya Efendi melihat kelebatan Kenzo di rumah dan mendapati putra semata wayangnya itu tengah melamun di gubuk di tengah kebun apel rumahnya pada suatu pagi, dia menepuk bahunya. Namun Kenzo seolah-olah mati rasa. Atau barangkali tenggelam dalam pikirannya yang entah berada di mana, Kenzo sama sekali tidak mendengar suara atau bahkan sadar akan sentuhan sang papa. "Nak?"

Setelah Efendi memberikan sedikit tekanan pada tepukannya, barulah Kenzo terusik. Dia sempat tersentak kaget, sebelum mengerjap beberapa kali dan mendongak gelagapan. "Ya, Pa? Ada apa?"

Sudah satu bulan lebih Kenzo seperti itu. Linglung dan tidak merawat diri, terlihat pucat dan kurang tidur dengan kumis dan janggut mulai tumbuh di sekitar wajahnya lantaran setiap hari disibukkan dengan keluyuran mencari Tania dan menyebar fotonya kepada orang-orang yang ia temui di semua tempat yang didatangi.

Efendi membutuhkan beberapa saat untuk menormalkan sesak karena harus menyaksikan anak kesayangannya kembali ditimpa ujian, sebelum menyerahkan amplop berisi hasil tes DNA atas bayi Ellan Al Fawwaz yang tadi bermaskud ia berikan.

"Dia memang putra kamu." Efendi menyusul duduk di sisi Kenzo, dan mengusap punggungnya saat dilihat sang putra tiba-tiba menitikan air mata dari bawah tundukan kepalanya. "Papa lega karena Ellan benar-benar putra kamu."

"Lantas Tania di mana, Pa?" Tangisan Kenzo dengan segera menjadi tak terbendung. Menjadi isakan-isakan tertahan agar tidak terdengar memalukan di depan sang papa. Namun kenyataannya, saat ini Kenzo sudah terlalu putus asa. Perasaan menyesal dan bersalah karena tidak menemani Tania pergi pada hari itu tidak pernah melepaskannya dan kian menjadi seiring berlalunya waktu tanpa kehadiran Tania di sisinya. Membuat Kenzo menyerah, tak peduli biar dikata memalukan sekalipun, pria tiga puluh tujuh tahun itu tetap sesenggukan di hadapan sang papa. "Kenzo harus mencarinya di mana lagi?"

"Sabar, Le. Sabar...." Efendi meremas bahu Kenzo mencoba memberinya kekuatan. "Sampai saat ini pihak kepolisian juga masih terus mencarinya. Kamu sebaiknya istirahat dulu beberapa hari untuk memulihkan tenaga dan pikiran."

Kamu Surgaku (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang