PAGE 01

24 2 0
                                    


Suasana kota kecil ini terlihat damai dengan diguyur nya hujan pada sore hari. Langit senja yang harusnya terlihat indah kini tertutupi awan hitam yang tak di undang. Walau hujan mengguyur kota tetapi banyak masih orang berlalulalang menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki ditemani sebuah payung.

Seorang gadis duduk dengan tenang di salah satu cafe yang terletak di kota kecil tersebut. Sepatu convers hitam yang melekat di kakinya di padukan dengan jeans hitam dan hoodie dongker menambah kesan tertuntu di dirinya. Tak lupa pula earphone yang melekat di telinganya. Gadis itu terus memandangi jalanan yang diguyur hujan sambil bersenandung kecil.

Minuman yang ia pesan telah di habiskan setengah yang menandakan bahwa ia sudah lama duduk di cafe tersebut dan, tak ada niat sedikitpun untuk meninggalkan kursi tersebut. Tetesan hujan yang terus turun membuat cafe itu di penuhi orang untuk berteduh dan menghangatkan diri mereka. Dan, gadis itu tidak terganggu sedikitpun dengan kebisingan yang terjadi di dalam cafe tersebut.

Tanpa ia sadari, sudah ada seseorang yang berdiri di depannya. Karena gadis tersebut terus melihat ke jalanan maka dengan berat hati orang itu akan menganggu waktu nyamanya gadis itu dengan mengetuk meja di depannya.

Tok! Tok! Tok!

Dengan tiga kali ketukan gadis itu langsung menyadarinya dan spontan bangun dan membungkuk kan dirinya.

"duduk lah! Tidak perlu seperti itu kita kan sudah mengenal lama. Ayo lah~ santai lah sedikit" ujar orang di depan gadis tersebut. Gadis itu hanyak mengangguk

"apakah kau sudah lama menunggu?" tanya orang itu lagi, dan gadis itu mengangguk lagi.

"maafkan aku terlambat, kau tau sendirikan di luar sedang hujan" jelas orang itu tanpa di minta. Dan gadis itu mengangguk untuk kesekian kalinya.

"oke, karena sepertinya kau marah kepadaku, mari kita langsung membicarakan ini to the point"

"menanger tidak memesan minuman atau makan terlebih dahulu? Sepertinya anda cukup kebasahan. Jadi, lebih baik hangatkan dulu tubuh anda" akhirnya gadis itu membuka suara.

"bolehkan?" tanya orang itu dengan wajah yang sumringan. Dan gadis itu mengangguk lagi.

Dengan segera orang itu memesan beberapa makanan dan minuman.

"baiklah. Karena aku sudah memesannya, mari kita bicarakan permasalah kita" ujar seorang menanger yang duduk di depannya.

Tanpa berkata lagi, gadis itu mengeluarkan buku kecil dan sebuah bolpion dari saku hoodienya. Itulah kebiasaan gadis tersebut jika seseorang berbicara serius di depannya.

"apa kau masih ingin melanjutkan karya mu? Tanpa kau sadari sudah satu tahun lebih kau tidak lagi menulis" ujar menanger. "ramai sekali peminat bukumu berharap kau segera kembali"

Gadis itu hanya merespon dengan anggukan saja

"jika kau ingin lanjut menulis aku akan mengurusinya" ujar menanger itu lagi

Gadis itu terdiam sejenak seperti sedang berfikir, tak lama kemudian ia menganggukan kepalanya.

Dengan wajah sumringan menanger tersebut berkata "mari kita lihat buku buku yang terlah kau terbitkan, mulai dari action, trailler, drama, horor, hingga fantasi sudah kau selesaikan. Jadi demi menambah peminat pembacamu buatlah cerita romance dari tangan indahmu itu" bujuk menager

Gadis itu membelalak kan matanya dan menggeleng cepat

"ayo lah Hanna, kapan lagi kau bisa menjadi lebih terkenal" bujuk menanger itu lagi

"menanger, anda tahu sendiri kan bahwa saya tidak pernah jatuh cinta ataupun pacaran. Bagaimana saya bisa membuat cerita seperti itu. Dan juga, saya sudah mempunyai ide baru mengenai karya baru saya" jelas gadis tersebut yang bernama Hanna itu

"tentang apakah itu?" tanya menager penasaran.

"tentang seorang psikopat yang mempunyai kepribadian ganda" ujar Hanna mencoba tersenyum agar bisa menyakinkan menangernya.

"oh Hanna~ mari buat sesuatu yang lebih mengasyik kan, agar peminatmu semakin bertambah" rengek menenger

"manenger, saya menulis cerita bukan untuk terkenal ataupun di kenal. Saya menulis hanya sebagai hobi" jelas hanna.

"aku sangat berharap cerita itu Hanna"

Karena tidak ada respon dari Hanna, menanger pun berkata lagi "begini saja. Aku beri kamu waktu satu semesterpun untuk lebih mengenal orang dan mengenal cinta. Jika tidak berhasil kau boleh menulis karya dengan ide mu tadi"

Hanna terdiam lagi, lalu ia membuka mulut untuk membantah "tap-"

"tidak ada tapi-tapian Hanna, aku sangat berharap itu" ujar menanger sambil memegang tangan Hanna untuk lebih menayakinnya.

Akhirnya Hanna hanya mengangguk pasrah dan tersenyum dengan paksa.

"terima kasih sudah mau mengerti" menanger tersenyum.

"besok kau tidak ada jadwal kuliah kan?" tanya menager. Hanna pun mengangguk

"temui aku jam 10.00 di taman garuda dekat mall itu ya" ujar menager lagi. Hanna hanya mengangguk tanpa bertanya apapun.

Waktu terus berjalan tanpa ada sepatah kata yang keluar dari kedua insan tersebut. Dan Hanna terus saja melihat jam yang ada di tangannya seperti sedang gelisah. Namun, ia tidak berani mengatakan pamit terhadap menengernya.

"Hanna" panggil menanger.

Hanna mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah menangernya yang cantik dan berwiba jika dilihat dari luar, tetapi didalamnya ia terlihat seperti anak kecil yang banyak sekali meminta.

"aku tau kamu sedang gelisa. Hari pun mulai gelap dan ibumu pasti mencarimu jika tidak kembali segera. Jadi, pulanglah duluan aku akan menghabiskan makanan ini sendirian"

"saya pamit duluan, menanger" ucap hanna

"iya, hati-hati jalanan sedang licin"

Tanpa mengatakan lagi, Hanna langsung meninggalkan menanger itu sendirian. Tak lupa ia mengambil payunya yang terletak di tempat payung dekat pintu keluar cafe tersebut.

Gadis itu membuka payungnya dan berjalan kaki dengan santai ke rumahnya. Langit yang semakin gelap dan hujan yang mulai mereda digantikan dengan rintikan membuat kota itu semakin tenang dan damai. Kendaraan pun mulai berkurang sehingga tidak kendengaran kebisingan lalu lintas.

Dengan santai ia memasangkan earphone lagi, dan tak lupa bersenandung kecil menikmati sore hari itu.

Yups~ kenalkan gadis itu bernama Hanna Rezena, ia seorang mahasiswi yang berkuliah di salah satu universitas negeri yang terdapat dikota tersebut, dengan jurusan mipa fisika dan sudah semester tiga. Ia sebenarnya orang yang sangat introvert namun di balik introvertnya ia telah banyak menghasilkan karyanya sebagai penulis tanpa orang lain ketahui, termasuk keluarganya. Ia di kenal dengan nama "Xbear"

Dan yang sedang berbicara denganya tadi ialah menangernya yang sudah bekerja sama dengannya selama 6 tahun, sejak gadis itu masih menduduki bangku smp. Menanger tersebut tak sengaja menemui ceritanya yang luar biasa itu di media sosial yang Hanna publikasikan melalui blognya. Hingga saat itu Hanna dan menager tersebut bekerja sama.

Menanger tersebut bernama Dian Putri Wijaya, biasa di panggil kak dian. Ia awalnya menager seorang model yang sangat terkenal di kota tersebut. Namun, karena terjadi beberapa hal Dian memilih berhenti menjadi menanger model tersebut. Dian itu memiliki tinggi yang tidak biasanya dibandingkan dengan wanita indonesia yaitu 170 cm, dengan tubuhnya yang indah, pakaiannya yang fashionnable, serta sifatnya yang sangat optimis tak membuat ia merasakan pengangguran.

ROMANTIC NOVELIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang