4. Berantem aja Terus

215 27 0
                                    


"Okay gimana pendapat kalian? Mungkin ada ide atau apa gitu?" monolog Soobin yang berdiri di depan sembari menjelas kegiatan yang akan di laksanakan.

Salah satu dari anak osis ada yang mengangkat tangannya.

"Soobin, gimana kalau kita adain bazar aja buat rayain ulang tahun sekolah kita? Biar rame aja gitu" ujarnya.

Soobin tampak berfikir sejenak, "Emhh, bagus juga ide lu, gimana semua? Atau ada ide lain?"

Sekarang adalah giliran Chaeryeong untuk angkat bicara,"Kalo sambil buat pertunjukan?"

Soobin dan yang lain pun menatap ke Chaeryeong semuanya. Yang di tatap hanya menatap datar semuanya.

"Nah setuju gua Chaer" Soobin sambil menjentikkan jarinya.

Soobin kemudian menatap satu persatu anggota osis lainnya, "Gimana yang lain? Setuju?"

Semua setuju terkecuali satu, "Semuanya kan pasti sibuk bazar, jadi nggak usah pake acara pertunjukan pertunjukan segala lah. Apa kita ada in prom night aja?"

"Semuanya udah setuju, Yiren. Lu nggak bisa bikin keputusan sendiri. Lagian, prom night kan buat acara perpisahan" ujar Soobin.

15 MENIT KEMUDIAN

"Jadi kita sepakat ya sama rapat kita tadi?" ucap Soobin yang diangguki oleh seluruh anggota osis.

"Okay kalian boleh pergi sekarang" lanjut Soobin.

Seluruh anggota osis pun keluar ruangan osis. Termasuk Chaeryeong dan Soobin.

Jadi hasil dari rapat ini. Mereka akan mengadakan bazar dan juga akan menampilkan perform dari para murid yang ingin menampilkan sesuatu di panggung.

Setiap kelas harus membuka stan bazar yang menjual barang atau makanan di sana. Dan itu wajib.

Saat membeli barang atau makanan di bazar, para osis sudah mendiskusikan nya akan membuat kupon bazar untuk membeli sesuatu di bazar nanti.

°°°

Soobin dan Chaeryeong berjalan secara beriringan di koridor sekolah. Ada suasana canggung juga sih di antara mereka berdua.

"Ehm Chaer, gimana kalo kita--

"Kita? Lo aja kali" potong Chaeryeong dengan ketus. Membuat ketua osis ini menatap Chaeryeong datar.

"Bangsat! Gue serius ya!" ucap Soobin tak kalah ketus dari Chaeryeong.

Chaeryeong menatap Soobin dengan terkekeh kecil, sebelum ia menghela nafasnya pelan, "Yaudah apa?"

"Gimana kalo yang nentuin siapa yang bakal tampil, guru aja gimana?"

"Anak OSIS yang lainnya pasti juga bingung mau pilih siapa. Lagian, anak sekolah sini tuh nggak bakal ada yang nyerahin diri buat tampil perform nanti" jelas Soobin.

"Hmm boleh juga sih ide lu. Ter--

"WOYYY ANJINGG KAI, JANGAN LARI LU?!!"

"YA AMPUN JIN, GUA KAN UDAH MINTA MAAF SAMA LO?!"

"KAK RYU, JANGAN MARAHIN KAI DONG, KAI KAN UDAH MINTA MAAF!"

Teriak dari mereka bertiga, berhasil membuat Chaeryeong dan Soobin terjungkal kaget. Suara Ryujin yang menggelar bak toa masjid, di tambah lagi suara melengking dari Kai dan juga Yuna.

Kai berlari menuju Soobin dan bersembunyi di balik punggung Soobin, menghindari amukan dari seorang Shin Ryujin.

"Bang tolongin gue bang" mohon Kai yang udah manggut manggut di belakang Soobin.

"Elah, berat Kai. Badan lu itu nggak kecil" tolak Soobin sambil menggoyangkan badannya yang tidak nyaman karena di belakang ada Kai.

"Kai!! Sini nggak lu?!" Ryujin Dateng sambil masang muka seremnya.

Di belakang, Yuna udah tahan tahan tangan Ryujin biar nggak deketin Kai yang mau di marahin ama Ryujin.

"Kak, Kai kan nggak sengaja. Udah dong, kasian Kai nya kak" Yuna yang masih setia narik tangan Ryujin.

Chaeryeong menatap kedua sahabatnya ini malas. Sehari aja nggak ribut bisa nggak sih? Apalagi kalo sahabatnya sedang berurusan dengan anak TXT. Beuhh, makin pusing Chaeryeong jadinya.

Tapi Chaeryeong diem aja sih. Toh, dia juga bermasalah sama Taehyun.

"Lo pada ngapain sih?" tanya Chaeryeong yang tetap setia nampilin muka datarnya.

"Tau nih, lu juga ngapain sih Kai? Keluar nggak?" ujar Soobin.

Ryujin berdecak, "Lagian, lo ngapain sih gantung sepatu gue di atas pohon? Kurang kerjaan lo?"

"Udah sih kak, lagian Kai juga nggak sengaja" balas Yuna.

"Yah lagian, sepatu kok mirip banget sama punya Beomgyu. Yah, gua pikir, tuh sepatu punya Beomgyu lah" elak Kai.

Soobin hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Tak terkecuali dengan Chaeryeong yang hanya menyimak cantik sambil menyenderkan tubuhnya di loker yang ada di koridor.

"Heh bocah?! Pabrik kagak buat satu ya? Bukan Beomgyu doang yang punya sepatu mahal kayak gini!!" Ryujin yang udah ngomelin Kai.

"Yah gue tau Jin, kan gue udah minta maaf. Dimaafin napa sih" lirih Kai.

"Udah udah, lagian kalian ngapain sih masih di sini?" Soobin yang masih berjuang buat ngeluarin Kai dari balik punggung nya.

Ryujin menatap datar Soobin, "Emang nih sekolah punya bapak lo? Gue bayar ya sekolah disini asal lo tau" balas Ryujin sewot.

"Cih, bacot lu pada. Dahlah gue duluan" ucap Chaeryeong kemudian pergi dari tempat meninggalkan Soobin dan yang lain disana.

Soobin memijit pelipisnya pusing. Ada Ryujin di depan Soobin yang tengah memarahi Kai di balik badan Soobin, dan Yuna yang memohon Ryujin agar tidak memarahi Kai.

"Udah ya udah, Kai, buruan minta maaf. Ryujin, udah marah marah nya, tambah tua lo entar" tutur Soobin yang membuat Kai dan juga Ryujin manyun manyun aja. Soobin emang best lah kalo misahin mereka. Emang cocok dia jadi ketua OSIS dengan sifatnya yang begini.

Yuna tersenyum girang melihat Ryujin yang tak lagi marah kepada Kai. Dan Soobin, ia sudah lega karena sudah tidak ada lagi pertengkaran di antara mereka.

Ralat, keributan.

Selang beberapa detik, Lia datang berlari dengan nafas yang memburu buru.

"Anjir si Ryujin ama Yuna. Kemana aja lo, gue cariin juga" ucap Lia dengan nafas yang masih belum normal.

Lia mendongakkan kepalanya dan di dapati Soobin dan Kai yang berada di belakang Soobin.

"Eh ubin mesjid! Ngapain lo di sini?" ketus Lia.

"Dih gak jelas lo. Orang dari tadi gue di sini aja ama tiga curut ini" Soobin yang tak kalah ketus dari Lia.

Ryujin yang malas melihat Soobin dan Lia bertengkar pun, menarik Yuna untuk pergi dari sana. Kai yang melihat Yuna pergi di tarik oleh Ryujin pun ikutan pergi meninggalkan Soobin dan Lia yang tengah beradu mulut di sana.

"Atau lu mau ngikutin gue ya? Ngaku lu?" lanjut Soobin.

Lia membulatkan matanya sempurna. Apa? Soobin bilang apa? Ia mengikuti ubin mesjid yang tingginya setiang bendera ini? Halo! Bagaimana dengan harga diri Lia kalau di dengar oleh para murid sekolah ini?

"Ck, nggak level gue ngikutin ubin mesjid modelan kayak lo"

"Gue tadi tuh nyariin Ryujin sama Yuna" lanjut Lia.

Soobin tidak mengubris perkataan Lia dan meninggalkan Lia begitu saja di koridor sepi ini.

"Gitu tuh, udah ubin mesjid, tingginya kayak tiang bendera, sok sok jadi kulkas berjalan, mana sekarang ninggalin gue di tempat beginian lagi. Woyy Soobinn?!! Tunggu in gue!!" celoteh Lia dan menyusul Soobin yang sudah tertinggal jauh di depan.

Hate But??  || Txtzy [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang