5. Pulang

207 31 3
                                    


Lia berlari mencari Soobin yang meninggalkannya di koridor sepi tadi. Lia sebenarnya itu takut di tempat yang sepi, sendirian, apalagi gelap. Lia punya phobia dengan yang seperti itu. Ia trauma.

Dulu waktu Lia masih duduk di bangku SD, Lia pernah menjadi korban penculikan. Jika orang tua Lia tidak memberi uang 100 juta kepada sang penculik, Lia akan mati di tangannya.

Lia dikurung di sebuah gedung, dimana gedung itu adalah gedung tua yang gelap dan sepi. Ia tak berhenti hentinya menangis di sana, ia takut.

Beruntung keluarga Lia adalah keluarga yang mampu. Sang penculik pun tau jika Lia adalah anak dari seorang pengusaha sukses. Maka dari itu, ia di culik oleh seseorang hanya untuk uang.

Ah sudahlah, Lia pusing kalau sudah membahas masalah yang sudah terlewati bertahun tahun lalu. Lia tidak ingin membahasnya lagi.

Sekarang yang terpenting, dimana Soobin?

Ett! Mengapa Lia mencari si Soobin itu? Apa pentingnya Soobin bagi Lia? Oh tidak, mungkin ini efek dari ketakutannya? Jujur saja, Lia sudah tidak peduli dengan keberadaan Soobin sekarang.

Lia berjalan menyusuri lapangan sekolah yang sepi. Yah, karena ini sudah sangat sore sekali.

Lia tidak pulang karena tadi ia niatnya akan pergi bersama teman temannya. Tapi, berhubung Chaeryeong ada rapat, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke cafe dekat sekolah membeli minuman dan meminumnya di sekolah.

Yeji sudah pulang sedari tadi dengan kembarannya Hyunjin.

Tapi, Yuna dan Ryujin, mungkin mereka juga sudah pulang?

Lia sudah berada di gerbang sekolah. Niatnya ingin menunggu jemputannya datang. Sebelumnya, Lia sudah memberi pesan kepada mamanya untuk segera minta di jemput.

Tapi sudah 15 menit, tak kunjung ada yang datang. Lia sudah bosan menunggu. Ia sampai menghitung jumlah kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. Nggak tau lagi sama Lia, sangking gabutnya kali.

Capek berdiri, Lia duduk di bangku satpam untuk menunggu lebih lama.

Tapi tetap saja hasilnya nihil. Belum ada jemputan Lia yang datang sama sekali.

Ingin sekali Lia pulang sambil berjalan kaki. Tapi ini sudah sore dan mau gelap, Lia takut berjalan sendirian.

Lia menghela nafasnya kasar, "Masa gue di sini sampe malem sih? Mami, mami kemana sih?" gerutu Lia.

Lia menggoyangkan kakinya ke kanan dan ke kiri. Sampai sampai, tali sepatu Lia lepas sangking kencangnya.

Lia menghela nafasnya kasar lalu berniat untuk berjongkok dan membetulkan tali sepatunya.

Tapi, di saat yang bersamaan, sepasang tangan lain mengambil alih tali sepatu Lia dan mengikatnya dengan rapi.

Lia yang semula kaget dengan kehadiran tangan yang belum tau siapa pemiliknya pun berhasil menetralkan tubuhnya yang sudah berdetak akibat kaget.

Lia mendongakkan kepalanya dan di dapatinya laki laki yang sedang menatapnya remeh dengan tangan yang di lipat di dadanya.

"Satpam baru neng?"

Lia berdecak "Ngaco!"

Lia berdecak sebal dengan Soobin sudah ada di depan Lia sambil mengejeknya.

"Enak aja satpam. Cantik kayak gini kok di bilang satpam" lirih Lia.

Soobin terkekeh, "Haha, iya deh cantik"

"Emang bener cantik kok" sewot Lia.

"Belum pulang?" tanya Soobin.

Lia berdecak, "Apa pedulinya lo?"

Soobin berdecak, "Repot banget sih. Di jahatin katanya gue jahat, di baikin katanya apa pedulinya gue. Serba salah banget gue kayaknya hidup" curhat Soobin.

"Emang lo serba salah kan"

"Yaudah, ayo naik" ujar Soobin.

"Hah?"

"Budek lo?"

Bukannya Lia tidak dengar. Hanya saja ia tak percaya dengan apa yang Soobin katakan. Lia sih sebenarnya mau mau aja sih, tapi apa kata orang nanti.

Lia yang terkenal benci sekali dengan Soobin, bisa pulang bareng berdua, boncengan lagi. Cih, Lia udah gengsi duluan.

Belum sempat Lia menjawab, Soobin sudah menyahut nya duluan.

"Nggak mau? Yaudah gua nggak maksa kok"

Ketika Soobin ingin menyalakan mesin dan pergi dari sana, tiba tiba sudah ada yang naik aja di belakangnya.

"Ayo skuyy, jalann"

"Katanya tadi nggak mau?" lirih Soobin di balik balik helm full face nya.

"Ayo udah jalan aja kali"

Udah nggak ngurusin Lia di bilang labil atau semacamnya oleh orang orang. Dan juga udah bodo amat lagi ama harga dirinya sekarang. Yang terpenting, ia sampai dengan selamat di rumah.

"Ck, gengsi aja di gede gede in" lirih Soobin sekali lagi.

"Udah sih jalan aja, kalau nggak mau motor lu ini gue mutilasi nih" Lia dengan judes menatap Soobin dari kaca spion.

Soobin hanya memutar bola matanya. Dan setelanya tidak ada obrolan sama sekali diantara mereka berdua, Soobin pun terus melajukan motornya ke rumah Lia.

.
.
.

Lia turun dari moge Soobin dan langsung berjalan meninggalkan Soobin yang mematung di tempat.

"Ekhmmm!"

Lia menoleh kebelakang dan merogoh saku rok seragamnya.

"Oh iya lupa gue" ucapnya kemudian menyondongkan uang 20 ribu ke arah Soobin.

"Lu kira gua tukang ojek"

"Oh? bukannya iya ya?"

"Cih, bilang makasih kek apa kek, jauh nih rumah lu" ujar Soobin.

"Yaelah, lagian rumah lo searah kan ama rumah gue"

"Beda belokan tapi njir" balas Soobin.

"Yaudah nih" Lia yang menyondongkan lagi tangannya ke arah Soobin.

Lia memegang gelang yang terbuat dari tali berwarna putih dan hitam yang dimana tali itu diikat dengan tali yang lainnya sehingga menjadi gelang. Nggak tau dah, kayak begitu dah gelangnya, maap maap nih kalo salah.

Soobin menatap bingung Lia yang menyondorkan gelang tersebut kepadanya.

"Apaan?" tanya Soobin bingung.

"Cih, ini ambil"

Soobin pun mengambilnya dari tangan Lia dan menatap gelang tersebut yang sudah ia terima.

"Jelek ya? Itu gelangnya gue bikin sendiri beberapa hari lalu sih, gabut gue nya"

"Gue bingung kasih gelangnya ke siapa, yaudah kasih ke lu aja buat tanda terima kasih udah antar pulang gue dengan selamat" ujar Lia panjang lebar.

"Oh yaudah ya, gue ke dalem dulu. Makasih" pamit Lia dan tak lupa ia mengucapkan makasih kepada Soobin.

Lia segera masuk ke dalam meninggalkan Soobin yang diam menatap gelang pemberiannya.

Soobin menatap lekat gelang pemberian Lia tadi. Gelangnya lumayan bagus untuk Soobin pakai di lengan panjangnya.

Tanpa di sadari, senyuman muncul di bibir Soobin.

"Hmm, sama sama" ucapnya pelan.

Soobin pun memakaikan gelang tersebut di tangannya dan kemudian melajukan motornya pergi dari rumah Lia.





















___________
_____

Wahh double up nich

Jangan lupa vote ajalah, komen juga, sama follow kalau bisa ya:)

Kalo bisa 15 vote lanjut:)

Hate But??  || Txtzy [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang