Sekarang aku paham,
Bahwa sakit yang dulu pernah ku rasa, tidak lain adalah untuk menjadikanku lebih kuat.***
Saat itu, hari sudah semakin gelap. Setelah makan-makan di rumah Syifa, Bagas dan kedua orang tuanya pun pulang. Tak ada kata yang terlontar di antara Bagas dan Syifa. Tak ada yang berani memulai pembicaraan di antara keduanya.
Jika dulu, saat pacaran, Syifa masih bisa curhat bahkan merengek pada Bagas. Tapi setelah segala proses hijrah mereka, semuanya berubah drastis. Suasana di antara keduanya seketika membeku. Apalagi saat ini. Sudah tak ada kata lagi di antara mereka.
Bagas telah pulang. Namun kegugupan Syifa tak kunjung berhenti. Tangannya masih berkeringat dingin. Saat ini pun masih berusaha semaksimal mungkin untuk mengatur detak jantungnya yang masih saja berdetak tak karuan.
Perihal jodoh,
Hanya Allah saja yang tau dan kita jangan sok tau. Baik atau buruk menurut kita, yang Allah takdirin pasti yang terbaik.____________________________________
Hari ini adalah hari terakhir Ilham dan Syifa berada di rumah, karena besok mereka harus kembali mengajar di Pesantren Al-Ikhlas. Mereka hanya diberi waktu tiga hari dari pihak Pesantren.
Hari ini pula Ilham ingin menempati janjinya pada Arsyad untuk membelikan es krim. Sekaligus ingin mentraktir Syifa juga. Sekali-kali berbuat baik sama adik. Kapan lagi kan Ilham baik, batinnya sambil tersenyum.
"Yeaay, Kak Ilham mau ajakin kita jalan-jalan, De." Syifa semangat.
"Umi sama Bunda gak mau ikut?" tanya Ilham pada Nisa dan Shilla.
"Kalian aja yang pergi. Hari ini banyak pesenan online yang harus disiapkan. Kalian jagain aja Arsyad, ya," ucap Shilla yang terlihat sibuk mengurusi barang yang akan dikirim.
Mereka pun pergi ke salah satu rumah makan yang tidak terlalu jauh dari komplek rumah mereka. Bukan apa-apa, tapi Ilham takut Syifa kecapean karena besok mereka harus sudah berada di Pesantren lagi.
Mereka duduk di salah meja yang dekat dengan jendela agar mereka bisa melihat keadaan luar. Setelah memesan makanan, Ilham dan Arsyad pergi ke sebrang rumah makan untuk membeli es krim yang diminta Arsyad kemarin.
"Jangan lama-lama loh, Kak. Jangan lupa juga es krim coklat buat Syifa," pesan Syifa saat Ilham dan Arsyad akan pergi.
"Siap."
Ilham dan Arsyad pun pergi meninggalkan Syifa menunggu makanan sendiri. Karena bosan, ia pun membuka ponselnya untuk sekedar memastikan, apakah ada pesan penting atau tidak untuknya.
Saat ia melihat pemberitahuan, ada yang menarik di instagram.
@azam_thalib mengunggah foto untuk pertama kalinya.
Sontak saja membuat Syifa penasaran dan segera membuka instagram. Dia melihat apa yang Azam unggah. Ternyata itu adalah foto Azam, Zahra dan Zidan. Tiga bersaudara itu duduk bertiga di satu shofa. Mereka duduk berurutan sesuai dengan urutan lahir. Azam berada di antara Zahra dan Zidan dengan sebuah senyuman hangat mengembang di bibirnya. Senyuman itu masih sama seperti senyuman yang dulu pernah ia beri pada Syifa. Senyuman hangat yang terlihat kaku.
Di bawah gambar itu terdapat caption yang berisi.
Sekian lama tak jumpa, akhirnya bisa berkumpul. Ini hanya sebagian dari potret kebahagiaan. Dan harapannya, semoga di antara kami bertiga, ada yang segera berpasangan😅 Hehe, its only kidding✌ @zahrara @mzidan
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dalam Hijrah #FJSTheWWG
Spiritual1#hijrahcinta "Ta-tapi, kenapa ka Azam memilih saya untuk dijadikan pendamping?" "Bukannya kakak tau, dulu sikapku pada kakak seperti apa?" lanjut Syifa. Azam terdiam sekejap. "Tapi itu dulu kan?" tanyanya singkat. "Dan masa laluku sangatlah buruk...