May I?

313 30 2
                                    

Mau kasih yang manis gemes dulu hehe.
sepertinya agak tidak aman buat yang lagi puasa WKWK.

jangan lupa vote + comment ya sheyeng.
biar aku fast update🤭

"Ji, jangan seperti ini. Aku.. ayo kita perbaiki semuanya. Kau mau kan?" ucap Jinyoung.

Jihoon melepaskan tubuhnya dari pelukan hangat Jinyoung meski tidak rela.

"Aku perlu berpikir" ucap Jihoon sambil berbalik. Namun, baru dua langkah Jinyoung menginterupsi kembali.

"Ji, demi baby" ucap Jinyoung menatap Jihoon dengan sendu.

Jihoon memilih kembali ke kamarnya di atas menahan air matanya.

"Aku tetap akan menunggumu disini Hoon." ucap Jinyoung.

Jihoon berbalik sebentar dan mendorong Jinyoung hingga keluar dari restaurannya.

"Aku bilang aku tetap akan menunggumu disini, aku tidak akan kemana - mana. Kembalilah jika kau sudah siap." ucap Jinyoung.

Jihoon segera masuk ke dalam restonya kembali walau ia mendengar suara itu.

Jihoon memilih menenangkan diri di kamar. Hanya duduk sambil merenung. Ditambah cuaca yang mendung dan kamar dengan pencahayaan remang - remang.

"Baby J, appa ada diluar. Kau merindukanya?" tanya Jihoon lembut sambil mengelus perutnya.

Deg

Jihoon merasakan perutnya ditendang dengan kencang tanda bayinya yang merindukan sosok appa-nya.

"Eomma juga merindukan appa. Kau tahu kan? Tapi eomma butuh meyakinkan diri." ucap Jihoon pelan.

Ego nya lebih tinggi, pikirannya terbayang bagaimana Jinyoung membentaknya, bagaimana tatapan marah dan penuh benci saat itu.

Rintik hujan turun perlahan dan semakin deras, namun Jinyoung tetap setia duduk didepan pintu resto itu. Menunggu sosok manis yang dirindunya kembali.

"Hoonie.." ucap Jinyoung menitikan air matanya dengan bibir bergetar menahan rasa dingin yang menusuk sampai ke tulang.

"Apa ini karma? Takdir begitu kejam sepertinya." ucap Jinyoung sambil merapatkan kedua tangannya mencari kehangatan.

Ting!

Muncul notifikasi dari handphone Jinyoung. Ia membuka pesan dari orang suruhannya itu. Membuka foto yang dikirimkan padanya, sesuai dengan yang ia minta.

Kepala wanita itu yang sudah terpenggal. Jinyoung bergidik ngeri sendiri melihatnya.

"Seharusnya ku tidak meminta difotokan." keluh Jinyoung yang sedikit shock melihat darah yang bercucuran.

Tak lama Jinyoung mendapatkan pesan dari Samuel.

Hey dude, ku dengar kau sedang di Spain menemui Jihoon? Aku ingin mengucapkan terimakasih banyak padamu, Daehwi sudah bersama denganku sekarang. Ku harap kau segera menemui kebahagianmu juga dengan Jihoon dan tentu saja anak kalian! See you in Korea bro!

Jinyoung tersenyum miris membayangkan Samuel yang sudah bahagia mendapatkan pujaan hatinya. Sedangkan ia disini sendirian dan kedinginan karena hujan deras.

Ah.. yang terpenting Jihoon dan bayi mereka aman dan hangat didalam pikirnya.

Ketika sedang larut dalam pikirannya, tiba - tiba Jinyoung merasakan kehangatan dibalik punggungnya.

Bukan, bukan karena ada sosok yang memeluknya. Namun sosok yang menyelimuti dirinya dengan selimut.

"Ayo masuk kedalam, nanti kau sakit." ucap Jihoon mendahului Jinyoung memasuki restonya kembali.

My Destiny [WinkDeep]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang