Lost?

1.8K 153 60
                                    

Kring! Kringgg! alarm milik seorang remaja berusia tujuh belas tahun itu berbunyi.

"hng.."  jinyoung bergumam dan mematikan alarmnya.

ting! ting! handphone nya berbunyi dan ia langsung mengecek pesannya.

Jihoonie
"baeby, hoonie sudah sampai di sekolah."
"jinyoungie dimanaa??"

Bae Jinyoung
"maaf hoonie. aku baru bangun, 15 menit lagi aku sampai"

Jihoonie
"oke!! sampai ketemu dikelas baeby"

Bae Jinyoung
read

***

"Jinyoungie, antar hoonie ke toko buku ya.."

"Maaf, aku gabisa"  aku harus bimbing adik kelas yang mau lomba debat." Jinyoung lalu pergi meninggalkan Jihoon yang hanya bisa memandangnya.

"Baik bae" cicit Jihoon pelan dan tidak terdengar oleh Jinyoung.

Jihoon akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya, ia menatap rumahnya yang kosong karena orangtuanya pergi karena urusan bisnis untuk 2 minggu ke depan. Ia langsung memutuskan untuk mandi dan melewatkan makan malamnya. Lebih memilih untuk mengecek hp nya yang tak tersentuh sedari tadi pagi.

Tatapan kecewa jelas terlihat ketika tidak ada satu pun pesan dari Jinyoung, akhirnya Jihoon mengirimi pesan.

Jihoon

"Bae, telfon aku:( Hoonie kangen."

Namun setelah menunggu selama satu jam pesannya tidak di balas, akhirnya Jihoon tertidur. Ya, Jinyoung hanya membaca pesannya. Tidak ada niat satupun untuk membalas.

***

Ketika jam istirahat Jihoon melihat Jinyoung sedang berjalan bersama teman - temannya. Jihoon tersenyum dan memanggil, "Jinyoungie!". Namun Jinyoung hanya melirik sekilas dan tidak membalas sapaan Jihoon. Bibir kecil itu akhirnya mengerut karena diabaikan.

Jinyoung

"Atap. pulang sekolah"

Dahi Jihoon mengernyit membaca pesan itu, "tumben singkat sekali pesannya."

Ketika bel pulang sekolah berbunyi Jihoon langsung menuju ke atap dan memeluk Jinyoung erat, "Hoonie datang~".

Pemuda Bae itu berbalik dan melepaskan pelukannya. "Maaf, aku pikir hubungan kita harus selesai sampai disini. Terimakasih untuk semuanya. I love you." ucapnya dan langsung berlalu meninggalkan Jihoon sendirian.

"K-ke-napa...? Apa aku a-ada salah?" ucap Jihoon lirih dan air matanya langsung menetes.

Jinyoung berbalik sebentar, menatap Jihoon sendu dan memutuskan memeluk Jihoon terakhir kalinya dan memanggut bibir yang sudah bergetar menahan isakan tangisnya. Setelah itu ia benar - benar pergi berlari meninggalkan lelaki manis yang sudah menjadi mantannya itu.

Jihoon hanya bisa menyaksikan kepergian Jinyoung sampai akhirnya ia jatuh berlutut dan menangis. Diputuskan namun tanpa alasan yang jelas. Jihoon menghapus air matanya dan pulang, ia hanya segera menginginkan menangis di kasur kesayangannya.

***

"Bagaimana? sudah kau putuskan si Jihoon itu?"

"Kami sudah selesai." ucap Jinyoung sambil menduduk.

"Bagus, pastikan besok kau dengan Kyulkyung sudah jadian. Aku tidak mau dia menunggu terlalu lama." ucap Irene sepupu Jinyoung.

Kyulkyung memang sudah lama mengejar Jinyoung, namun tidak pernah ditanggapi karena Jinyoung sangat mencintai Jihoon. Namun, gadis licik itu meminta tolong sahabatnya Irene untuk membantunya menjadi kekasih Jinyoung.

Tentu saja hal tersebut disetujui Irene, karena tidak menyukai sepupunya ini menjadi gay. Perusahaan ayah Jihoon, Park Chanyeol yang dipastikan akan bangkrut oleh Irene membuat Jinyoung terpaksa bertekuk lutut dan menurut pada Irene. Ya, Jinyoung tentu saja tidak menginginkan malaikat kesayangannya itu tersiksa karena dirinya.

"Maafkan aku Hoonie." lirih Jinyoung sambil menatap langit malam.

***

"Hiks.. Jinyoung jahat, hoonie benci Jinyoung! hoonie.. hoonie.. huwee Hoonie kangen Jinyoung, tapi benci Jinyoung!" Jihoon terus menangis sambil memukul - mukul boneka jigglypuff pemberian Jinyoung.

Matanya sudah bengkak, hidungnya sudah memerah. Kondisi Jihoon sangat mengenaskan.

Kruk.. krukk.. "kenapa aku sial banget sih, hoonie lapar tapi hoonie gabisa masak:(". Akhirnya Jihoon hanya menyeduh mie instan dan kembali ke kamarnya untuk tidur. Pikirannya terus tertuju pada pemuda yang telah membuatnya kacau hari ini, Bae Jinyoung.

***

"Kyulkyung.. kamu masih menyukaiku?" tanya Jinyoung ragu.

"Tentu saja, aku tidak akan pernah berhenti menyukaimu." ucap Kyulkyung dengan senyum licik, ia sudah tahu Jinyoung dan dirinya akan jadian hari ini.

"Jadilah pacarku." Jinyoung berucap pelan nyaris tak terdengar.

Kyulkyung langsung memeluk Jinyoung erat dan mengecup pipinya, "terimakasih Jinyoung akhirnya kamu membalas perasaanku!". Jinyoung hanya berdiri kaku tak berniat membalas pelukan Kyulkyung. Hatinya sakit memikirkan Jihoon.

***

"Ji!! Jihoon! Gembul! Gendut!!" teriak Woojin tepat ditelinga Jihoon yang sedang tertidur.

Jihoon langsung bangun dengan muka kesal, "Argh!! apa sih? ganggu tidur aja".

"Lo sama Jinyoung putus?! atau Jinyoung selingkuh? satu sekolah tau Jinyoung dan Kyulkyung jadian hari ini. Anak - anak pada heboh tadi li--at..." setetes air mata jatuh dari mata cantik Jihoon. "Woi! Hoon, maaf gue ga niat bikin lo nangis.. aduh maaf. Lo kalo ada apa - apa cerita dong."

"Iya gue putus."

"Kapan?! Alesannya?! Gue tau Jinyoung sayang banget sama lo ji.. lo berdua ga mungkin putus harusnya." ucap Woojin menggebu - gebu.

"Gue juga gak tau alesannya." ucap Jihoon.

Woojin menggenggam tangan Jihoon,"Mau gue tanyain ke Jinyoung? lo butuh penjelasan kan? gue mau bantuin lo kok." 

"Gak perlu. gue takut, takut sama alasan Jinyoung yang bakal bikin gue gak bisa maafin diri gue sendiri."

"Tapi Hoon, lo berhak tau."

"Udah, gausah bahas lagi ya. Kalo kita jodoh pasti takdir bakal mempersatukan kita lagi."


TBC~

Hai! Ini adalah FF pertama aku, semoga kalian suka yaa^^

jangan lupa vote dan comment ya;)

My Destiny [WinkDeep]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang