*****
Panglima Itachi Uchiha memimpin sepuluh ribu orang prajurit berkuda dan hampir 50 ribu pasukan imortal yang dikumpulkannya dari kota-kota yang dilewatinya menuju Kota Konoha. Itachi memerintahkan pasukan zombie berjubah Awan Merah itu untuk mempercepat lari mereka sementara dirinya dan para prajurit memacu kuda yang mereka tunggangi secepat mungkin.
" Aku harap kita tidak terlambat sampai ke Kota Konoha. Semua orang di Kerajaan Api akan sangat bersedih jika kota itu jatuh ke tangan musuh. " ucap Panglima Itachi Uchiha.
" Semoga dewa tidak membiarkan itu terjadi, Panglima. " sahut Aoba, salah satu pengawal Itachi yang berkuda di samping Panglima Itachi.
" Kalau begitu kita harus segera sampai ke Konoha. Ayo cepat! " teriak Panglima Itachi sambil menghela kuda yang ditungganginya hingga binatang itu berlari semakin cepat, menembus udara pagi yang masih sangat dingin.
Pasukan yang dipimpin Panglima Itachi Uchiha memasuki Kota Konoha saat fajar menyingsing di ufuk timur. Panglima Itachi memerintahkan seluruh pasukannya untuk langsung menuju alun-alun di tengah Kota Konoha. Panglima Itachi sangat geram melihat keadaan Kota Konoha yang porak-poranda dan nyaris hancur. Tapi yang membuat Panglima Itachi heran, dia tidak menemukan satu orang prajurit Kerajaan Air pun yang kabarnya sudah menyerbu Kota Konoha sehari sebelumnya. Kemana pun matanya memandang, panglima berambut panjang itu hanya mendapati bekas kebakaran dan juga banyaknya kuburan massal yang kelihatannya masih baru. Setelah berjalan beberapa lama akhirnya sampailah Panglima Itachi dan pasukannya di alun-alun Kota Konoha.
Panglima Itachi kaget melihat dua orang lelaki menyambut kedatangannya. Mata beriris hitam Panglima Itachi membola kaget saat melihat salah satu dari dua lelaki itu yang merupakan seorang lelaki muda berambut pirang yang berdiri gagah di tengah alun-alun dengan jubah merahnya yang berkibar tertiup angin. Cepat-cepat Panglima Itachi turun dari kudanya dan menghampiri sosok pemuda pirang itu.
" Panglima Itachi Uchiha. Selamat datang di Kota Konoha. " ucap pemuda pirang yang tidak lain adalah Pangeran Naruto.
" Pangeran Kecil! Anda ternyata masih hidup! Anda masih hidup! " teriak Itachi sambil memeluk Pangeran Naruto dengan erat.
Panglima Itachi sungguh gembira melihat Pangeran Naruto yang selama ini tidak jelas kabarnya. Pangeran pirang itu pernah dikabarkan telah tewas bersamaan dengan terbakarnya Akademi Hyuga. Berita lainnya mengatakan bahwa Pangeran Naruto tewas saat mencoba memasuki Kota Myoboku. Namun Panglima Itachi lega karena kabar buruk tentang pangeran pirang yang telah dia anggap sebagai adiknya itu tidak benar. Nyatanya Pangeran Naruto terlihat sehat dan baik-baik saja saat ini.
" Aku mohon lepaskan Kak Itachi. Ini sedikit errm.. memalukan. " bisik Pangeran Naruto saat Panglima Itachi terus saja memeluknya.
" Pangeran Kecil yang nakal! Bagaimana bisa Pangeran Kecil tidak mengirim kabar pada saya tentang keadaan Pangeran Kecil selama ini? Saya sungguh-sungguh cemas dan ketakutan saat mendengar kabar bahwa Pangeran Kecil ikut tewas terbakar bersama Akademi Hyuga. Jantung saya terasa mau berhenti berdenyut saat mendengar berita Pangeran Kecil terbunuh di tangan pasukan zombie di gerbang Kota Myoboku. " ucap Panglima Itachi sambil terus memeluk Pangeran Naruto.
" Tapi nyatanya aku baik-baik saja, Kak Itachi. Dan bisakah kau berhenti menyebutku Pangeran Kecil sekarang? " ucap Pangeran Naruto sambil menunduk malu. Dia bukan lagi Pangeran Kecil cengeng yang masih perlu dipeluk dan dibujuk saat menangis kan?
Panglima Itachi melepas pelukannya lalu memandangi Pangeran Naruto dari atas ke bawah dan ke atas lagi.
" Ya. Pangeran Kecil tampak baik-baik saja. Dan sekarang Pangeran Kecil sudah tumbuh besar dan terlihat begitu gagah dan semakin mirip dengan Yang Mulia Raja Minato. " puji Panglima Itachi yang membuat Pangeran Naruto tersenyum sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Promises
FanfictionNaruto & Hinata Story Discliamer Masashi Kishimoto Naruhina, Kingdomverse, Romance Credit for artist who owned and created all the pictures that I put in this fic.