*****
Pangeran Naruto masih berdiri di depan pusara dari Raja Nagato sambil mendoakan sang paman agar mendapatkan kehidupan yang mulia di alam keabadian saat Kyubi tiba-tiba berteriak keras di dalam pikirannya.
" Cepat Bocah! Pergilah ke Kota Boeki! Gurita busuk itu ada di sana! Aku tidak mau dia memasuki wilayah kekuasaanku lebih jauh lagi! " teriak Kyubi di dalam benak Pangeran Naruto. Pangeran Naruto dibuat sakit kepala dengan teriakan rubah raksasa yang serasa ingin meledakkan kepalanya itu.
" Saya sudah memohon padamu berkali-kali, Tuan Kyubi. Jangan menggunakan nada tinggi saat bicara di dalam pikiran saya. Saya merasa kepala saya akan meledak setiap kali Tuan Kyubi melakukan itu. " jawab Pangeran Naruto sambil memijit kedua sisi kepalanya yang berdenyut nyeri.
" Aku melakukannya karena kau tidak juga menuruti perintahku, Bocah! Aku adalah pelindung Kerajaan Api! Dan aku tidak akan membiarkan gurita busuk yang sombong itu berkeliaran dengan seenaknya di wilayahku! " teriak Kyubi kesal.
" Kita masih berada di makam kerajaan, Tuan Kyubi. Saya tidak bisa seenaknya berbuat sesuatu yang bisa menodai tempat para pendiri Kerajaan Api bersemayam. Saya akan menuruti perintahmu saat kita keluar dari sini. " jawab Panglima Naruto.
" Jadi cepatlah keluar dari tempat ini! Atau aku akan menguasai kesadaranmu lalu mengamuk dan menghancurkan tempat ini! " ancam Kyubi.
" Baiklah Tuan Kyubi, Baik! Ya Dewaa. Kenapa anda tidak sabaran sekali.. Tunggu dulu! Apakah tadi Tuan Kyubi menyebut Kota Boeki? Lalu bagaimana dengan Kota Nanko dan Kota Kawaguchi? " teriak Pangeran Naruto yang baru sadar akan ucapan Kyubi.
" Tentu saja kedua kota itu sudah dikuasai oleh pasukan Raja Petir itu, Bocah Bodoh! " teriak Kyubi semakin kesal.
" Tapi di Kota Nanko ada markas pasukan angkatan laut yang berkekuatan 5 divisi di tentara! Bagaimana mungkin kota itu bisa dikuasai dengan semudah itu. " ucap Pangeran Naruto dengan perasaan tidak percaya.
" Karena itulah aku ingin kita segera pergi ke sana agar kau melihat semuanya dengan mata kepalamu, Bocah! " teriak Kyubi. Rubah itu sangat kesal hingga ingin sekali mengunyah kepala Pangeran Naruto.
" Putraku. Kau terlihat gelisah sejak tadi. Apa kau tidak apa-apa? " tanya Ratu Kushina.
Pangeran Naruto kaget saat tiba-tiba saja ada sepasang telapak tangan halus menangkup wajahnya. Mata Pangeran Naruto mengejap saat tanpa disadarinya sosok ibundanya sudah berdiri berhadapan dengannya dengan ekspresi cemas yang terlihat.
" Ibunda.. Saya.. Saya ingin pergi ke suatu tempat saat ini juga. Ada sesuatu hal yang harus saya selesaikan. " ucap Pangeran Naruto.
" Pergilah Naruto. Tuan Kyubi sepertinya sudah tidak sabar. Pergilah. " sahut Raja Minato yang membuat Pangeran Naruto kaget.
" Ayahanda? Ayahannda bisa mendengar saat Kyubi bicara pada saya? " tanya Pangeran Naruto penasaran.
" Tidak. Tapi aku bisa mendengar dengingan di telingaku yang membuat kepalaku sakit. " jawab Raja Minato sambil memijit kedua sisi kepalanya yang berdenyut nyeri.
" Di tubuh ayahmu masih tertera segel perlindungan yang masih terhubung denganmu, Bocah. " ucap Kyubi. Pangeran Naruto kembali kaget mendengar hal itu.
" Jangan banyak berpikir, Putraku. Kyubi pasti memerintahkan hal yang penting padamu. Cepat laksanakan. " ucap Raja Minato.
" Kalau begitu saya pamit, Ayahanda, Ibunda. " Pangeran Naruto membungkuk untuk pamit.
" Pergilah Putraku. Kami berdoa untuk keselamatan dan keberhasilanmu. " ucap Ratu Kushina sambil membelai kepala Pangeran Naruto dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Promises
FanficNaruto & Hinata Story Discliamer Masashi Kishimoto Naruhina, Kingdomverse, Romance Credit for artist who owned and created all the pictures that I put in this fic.