Chapter 2

109 16 6
                                    

—Puja lain yang kau kirim—

—Puja lain yang kau kirim—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puja, kamu jahat.

Disaat aku berkata aku merindukanmu, bukan ini maksudku, aku ingin kamu. Kamu Puja yang selalu mengisi bangku kosong disebelah ku. Kamu yang menyukai namaku. Kamu yang dingin, sedingin salju yang turun dipertengahan bulan Januari. Kamu yang menatapku hangat, sehangat mentari musim semi yang membanjiri tubuhku ditengah ladang rumput. Kamu yang terkadang diam membisu seperti nyanyian paus ditengah laut tanpa tuan. Dan kamu yang bisa sangat bersemangat ketika berbincang perihal konstelasi yang indah di bulan Mei. Lalu senyummu, yang membuat semesta ku terporak poranda sebagai akibatnya.

"Aku adik kembar Deva, namaku Edgar Puja Pangestu" Ucapnya, pantas ia sangat mirip dengamu, wajah, postur, suara bahkan aromamu seakan kau bagi dengannya, Ja.

Puja, apa kamu sengaja mengirimnya untuk membuatku terluka? Mencintaimu dalam diam hingga tak ada lagi celah untuk menggenggam jemari mu, membuatku sakit hingga cinta tak lagi terpatri di hatiku. Itu semua sudah cukup. Jangan kau membuatku merasakannya dua kali.

Melepas mu tanpa sempat memberitahu perasaanku, sudah cukup berat untukku.

Bahkan setidaknya jika ada waktu, aku hanya ingin mengatakan padamu,

Terimakasih sudah hadir Puja, walau akhirnya membawa luka, setidaknya kamu pernah menumpahkan banyak warna dalam hidupku.

Aku menangis ketika kembali mengingatmu, dan adikmu Edgar, ia menghampiriku, mengusap punggungku yang perlahan meringkuk di atas lantai, sedang bibirnya bergumam.

"Mari rayakan kehilangan"

Hari itu aku menghabiskan waktu dengan Puja yang kau kirim. Dia berbeda Ja. Jauh berbeda darimu. Itu mengapa aku tak mencintainya seperti aku mencintaimu.

Dia lebih hangat dan juga lebih dingin.

Katanya, kamu sering membicarakan ku pada Edgar, "Kamu Senja Dwi Rosmalia Kusumah, kan?" Tanyanya, pantas dia tau nama panjang ku yang super ribet. Nama yang katamu cantik namun juga penuh tantangan.

"Putri dari ibu Rosma dan bapak keluarga Kusumah" Ucapnya.

Bahkan dia tau silsilah keluargaku, kamu seperti ember yang ujungnya digigit tikus kurang ajar hingga bolong. Berapa banyak kisah yang kamu ceritakan?

"Deva bilang, ada senja yang lebih cantik dibanding si oranye dikelasnya, mungkin itu kamu" Ucapnya sembari menatap manikku.

"Dan katanya ia suka senja itu"

Puja, apa kamu sakit? Ketika aku terpukul karena tak bisa menyatakan perasaan padamu yang menghilang, mungkin kamu juga terpukul karena waktumu habis untuk sekedar berpamitan denganku. Puja, apa kamu juga mencintaiku?

Kita sama-sama terluka, apa itu alasan kita tak bisa bersatu?

Edgar, dia si Puja yang kamu kirim tersenyum tak kala aku menangis, katanya aku sosok yang tulus. Dia aneh ya.

Edgar mengantarku pulang, seperti yang kamu lakukan. Lalu esoknya ia menyapaku digerbang kampus, sama seperti yang kamu lakukan. Dan ketika kelasku akan dimulai, Edgar berlari disepanjang koridor menghampiriku lalu melempar sebuah botol minuman padaku, sama seperti yang kamu lakukan untuk memberikanku semangat. Saat tak sengaja bertemu, ia tersenyum manis, sama senyumnya seperti milikmu Ja, senyum candu yang ku puja, hingga senyum Edgar membawa rasa nostalgia yang dulunya hadir hanya untukmu.

Jika dipikir-pikir, dulu kita sangat dekat ya Ja, tapi kenapa tak lekas bersatu?

Kehadiran Edgar seakan akan mengisi kekosonganmu Ja, dia datang saat aku sangat membutuhkanmu, saat semestaku kacau pasca kepergianmu, saat fikirku begitu merindukan senyummu.

Boleh aku jujur Ja? Dia bersinar sedikit lebih dari dirimu, tapi boleh aku jujur lagi Ja? Aku masih merindukanmu.

Kasarnya, akan ku tukar Puja, dengan Pujaku, jika itu mungkin.

"Maaf, bukan maksud menggantikan Deva, cuma bener kata Deva, senjanya itu cantik, sayang kalo dia sedih" Ucapnya

Senjanya? Senja yang mana milikmu Ja? Senja si oranye, atau senja dalam bentuk terburuknya-aku-.?

Jika benar kamu mencintaiku Ja, maka berterimakasihlah pada Edgar, berkatnya aku tau, walau kini lisanmu tak dapat berterus terang padaku. Tapi rasaku, apa sudah sampai juga padamu Ja?

Jadi bagaimana Puja, apa kamu bahagia disana?

Karna Puja yang kau kirim sedikit membawa musim semi dalam diriku.

__________
V o t e + c o m m e n t Juseyo ㅠㅠ

Edgar Puja Pangestu [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang