09

25.8K 579 2
                                    

Aku pun membuka hedseatku dan menaruh novelku kedalam tas. Aku pun melihat Bara yang masih di dalam kelas dan didekati oleh Ratna.

"Bel, sekarang buruan" kata Farel yang menyuruhku buru-buru. Aku pun melihat kearahnya.

"Sabar kek gua cuman punya tangan dua" kataku sambil mengkerutkan kedua alisku kesal.

"Lama udah buruan" katanya dan menggenggam tanganku. Aku pun menggendong tasku dan dia langsung menarik tanganku.

"Sabar Rel ih.." kataku dengan tangan yang ditarik olehnya. Aku melihat Bara yang melihatku tadi.

Sampai di parkiran aku pun masuk kedalam mobil dan mengendarai mobilku menuju rumah Dina. Aku pun menopang kepalaku dengan satu tanganku.

Aku pun menghela nafas kasar dan menggerutu dalam hati. Kalau sudah sampai rumah udah gua marahin tuh si Bara. Tak lama aku pun sampai di rumah Dina.

Aku pun turun dari mobil dan melihat Farel yang sudah tidak sabaran seperti kucing kebelet kawin. Aku pun mengetuk pintu rumah Dina.

"Eh Bella masuk Bel" kata Dina. Aku pun tersenyum dan nelihat kearah Farel.

"Makasih gausah masuk gua kesini mau ngajak lo keluar maksud gua Farel" kataku sambil tersenyum tak lama papahnya Dina pun keluar. Aku pun mencium punggung tangannya.

"Eh ada tamu toh" katanya. Aku pun tersenyum dan Farel yang salim padanya.

"Gini om kedatangan saya kesini mau ngajak Dina keluar sebentar kok om boleh ya.." kataku sambil memohon.

"Boleh tapi jangan kemaleman pulangnya" katanya. Aku pun tersenyum dan melihat kearah Farel.

"Makasih om" kata Farel dan papahnya Dina pun tersenyum. Tandanya bokapnya Dina udah setuju sama Farel.

"Tunggu ya aku mau ambil tas dulu" kata Dina. Aku pun tersenyum dan tak lama dia pun sidah siap.

"Yaudah om kita berangkat ya" kata Farel. Aku pun mencium punggung tangan papahnya Dina.

"Rel ke tempat nongkrong dulu gua mau ngomong" kataku berbisik pada Farel. Aku pun masuk kedalam mobil dan melajukan mobilku.

Aku pun mengikuti mobil Farel yang ada di depan tentunya sama Dina. Tanganku yang satu menopang kepalaku dan tak lama mobil Farel berhenti di taman biasa.

Aku pun turun dan melihat jam tangan yang aku pakai yang menunjukkan pukul 7 malam. Aku pun menghampiri mereka yang malah duluan jalan, aku pun duduk disebelah mereka.

"Berhubung Farel udah lampu hijau alias boleh deketin lo walaupun gua gak tau siapa lo jadi gua balik duluan" kataku yang berpamitan.

"Eh tunggu aku Dina, maaf waktu pertama kali aku ketemu kamu aku udah bilang sama papah kalau kamu temen aku Farel udah cerita kok tentang kamu" katanya. Aku pun melihat kearah Farel.

"Oh iya gapapa, gua Bella kalo Farel macem-macem sama lo teriak aja atau enggak pukul aja emang pantes kok dia digituin" kataku sambil tersenyum sinis ke Farel.

"Sirik aja lo jomblo"

"Eh gua gak jomblo ya awas aja kalo gua nikah gua gak undang lo" kataku sambil mengkerutkan kedua alisku.

"Emang lo mau nikah sama siapa, pacar aja kagak ada udah bilang nikah" katanya. Aku pun menolak pinggang.

"Bener-bener lo ya mulutnya minta dijait yang jelas gua lebih laku daripada lo, mati satu tumbuh seribu putus sekali yang ngantri bejibun gak kayak lo" kataku yang kesal.

"Serah lu dah suka-suka" katanya. Aku pun memutar bola mata malas.

"Yaudah Din awas dia nyakar" kataku. Aku pun langsung pergi dari sana. Aku pun masuk kedalam mobil dan menuju rumah papah dan mamah.

My teacher My husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang