17

23.3K 466 0
                                    

Bellapov

Aku pun tersenyum miring saat dia melenguh karena juniornya yang aku remas. Aku pun melihat dia yang mungkin sudah tidak tahan. Aku pun mendorong tubuhnya hingga berbaring.

"Kamu mulai nakal ya" katanya. Aku pun hanya menaikkan kedua alisku dan tersenyum. Aku pun menurunkan boxernya dan terlihatlah celana dalamnya yang hitam legam membuatnya semakin menggoda.

Aku pun menciumnya dengan dalam melilitkan lidahku di dalam sana dengan lidahnya. Tangannya mengelus selangkangannya.

Aku pun turun mengecupi dada bidangnya menjilat puting kecilnya dan mengecupi perut sixpacknya lalu sampai bawah perutnya.

"Diajarin siapa sih yang jadi nakal gini hm?" katanya. Aku pun tertawa kecil sambil melihatnya.

"Diajarin sama orang yang lagi aku puasin sekarang" kataku sambil tersenyum. Dia pun menekan tengkukku dan menciumku dengan dalam. Aku pun meremas juniornya dari luar celana dalamnya.

"Aaahh... Sayang" katanya dengan kesal. Aku pun hanya tersenyum miring dan menurunkan celana dalamnya.

Terlihatlah makhluk tak bertulang yang panjang, besar, dan berurat. Aku pun memegangnya dan menaik turunkan tanganku yang membuat dia mendesah.

"Aaahh... Le..bih ce..pat sa..yanghh hhh.." racaunya. Aku pun mengocoknya dengan tempo yang cepat dan aku mulai kulum benda itu.

Desahan pun terus lolos dari mulut Bara dan aku yang memainkan lidahku didalam sana mengulumnya dengan dalam bahkan mentok di tenggorokanku.

Dia pun ikut memainkan pinggulnya menyodok mulutku dari bawah sana. Tangannya yang memegangi kepalaku. Dia pun terus mengerang dan mendesah saat aku merasakan kalau juniornya semakin besar, aku pun melepas kulumannya.

"Aaahh.. Yang kamu mau ngerjain aku hm?" katanya. Aku pun hanya tersenyum miring karena memang aku mau ngerjain dia.

Barapov

Aku yang kesal karena Bella yang melepaskan kulumannya padahal aku sudah ingin mengeluarkannya. Aku pun mendorong tubuhnya berbaring dan menindihnya.

"Karena kamu tadi ngerjain aku, malam ini akan menjadi malam yang panjang sayang" kataku sambil mengecupi bibirnya. Aku pun mencium bibirnya dengan dalam dan turun kelehernya.

"Nnghh... J..jangan b..bikin b..bekas Bar aaahh..." katanya. Aku pun mengerti dan menciumnya lagi, aku membuka pahanya lebar-lebar dan memposisikan juniorku di depan vaginanya.

Aku pun mengarahkan kepala juniorku di depan lubang vaginanya. Bella yang menunduk melihat kebawah sambil memegangi lenganku.

Aku pun memasukkan juniorku dengan satu hentakan otot-otot vaginanya masih meremas juniorku. Aku pun mulai menggerakkan pinggulku keluar masuk di dalam sana.

"Aaahh... Hhh..." desahnya. Aku pun ikut mendesah karena vaginanya yang sangat nikmat. Di dalam sana vagina Bella memijit pelan juniorku membuat aku mempercepat gerakan pinggulku.

Aku menaruh kaki kirinya ke atas bahuku dan kaki kanannya yang aku tahan agar tidak bergerak. Aku pun menghujamnya dengan dalam sampai mentok ke ujung vaginanya.

Lemguhan serta suara pemersatuan pun menghiasi kamar. Keringat yang vercucuran satu sama lain bahkan sudah ada AC namun tidak mencukupi aktivitasku kali ini.

Payudara Bella yang ikut naik turun membuat aku tidak tinggal diam. Aku pun meremas gundukan kembar itu dan memilin putingnya.

"Aaahh... Bar a..ku ke..luarhh aaahh.." desahnya. Aku pun mempercepat gerakan pinggulku dan tak lama tubuhnya mengejang dan mengeluarkan cairannya.

Aku pun memelankan temponya, juniorku kali ini terasa basah akibat orgasmenya. Aku pun mencabut persatuannya dan menciumnya.

Aku pun berbaring di sebelahnya dan memiringkan tubuh Bella lalu mengangkat kakinya memposisikan kembali juniorku dibawah sana.

Aku pun memasukkan persatuannya lagi dan mulai menghujamnya dengan tempo yang cepat. Aku membelai rambut Bella.

"Aaahh.. Bar J..jangan cepet-cepethh.. Aaahh..." katanya. Aku pun menaikkan kedua alisku dan menarik tengkuknya untuk menciumnya.

Aku pun menciumnya dengan dalam, tangannya yang melingkar di leherku sedangkan dibawah sana masih terjadi hujaman dan decakan pemersatuan kita. Aku pun merasakan kalau Bella ingin keluar, aku mempercepat temponya.

"Aaahh... Aaahh... Bar Aaahh.." racaunya. Aku pun mempercepat dan memperdalam hujamannya tak lama cairannya pun keluar lagi. Aku pun menciumnya dengan dalam dan melepas pemersatuannya. Aku melihat Bella yang lemas.

"Menungging sayang" kataku. Dia pun menurutiku dan menungging menengelamkan wajahnya di mantal. Aku pun memposisikan juniorku di vaginanya.

Aku pun menggesekkan kepala juniorku di bibir vaginanya. Dia pun meracau dan terlihat dari vaginanya yang sudah berkedut. Aku pun memasukkan juniorku sekali hentakan dan mulai menghujamnya.

"Oohh... Yang aaahh..." desahku dan dia pun mendesah sesekali aku tampar pantatnya yang membuat kemerahan disana. Aku pun terus menghujamnya dengan dalam dan cepat.

Aku pun terus menghujamnya membuat suara yang sangat menghiasi kamar. Aku memegangi pinggulnya ikut memainkan pinggulnya agar lebih dalam hujamannya.

Terus seperti itu hujaman yang dalam, cepat membuat nikmat di sekujur tubuh. Desahan dan decakan memenuhi ruangan tak peduli ada yang menelfon atau apa yang penting aku menikmati apa yang tersaji di hadapanku.

"Mmphh... Bar aku ma..u ke..luar aaahh... La..ghiii hhh..." aku pun mempercepat tempo dan hujamannya.

"Bersamaan sayang aaahh..." kataku. Perutku terasa geli seperti ada yang mau keluar. Aku pun mempercepat temponya lagi dan akhitlrnya aku pun mengeluarkan benihku di rahimnya bersamaan dengan Bella yang mengeluarkan orgasmenya yang kesekian kali.

Aku pun ambruk disebelahnya dan membelai rambutnya melihat Bella yang ingin tidur karena capek.

"Jangan tidur dulu yang, aku masih mau" kataku sambil tersenyum miring. Dia pun terlihat kaget.

"Hhheeeh.." katanya yang terpotong karena aku yang membalikkan tubuhnya. Aku pun memposisikan juniorku di depan vaginanya dan Bella yang tengkurap.

Aku pun memasukkan juniorku kedalam vaginanya lagi dan mengangkat kakinya sedikit lalu mulai menghujamnya lagi.

Aku pun menghujamnya dengan cepat dan menaikkan lagi kakinya memperdalam hujamanannya. Aku mempercepat temponya dan Bella yang terus mendesah keenakan.

Vagina Bella yang terus meremas juniorku di dalam sana. Aku pun mengangkat lagi kakinya lebih tinggi sampai menemukan titik kenikmatannya. Aku pun terus menghujamnya dari belakang sampai aku akan mengeluarkan spermaku lagi.

"Aaahh... Aaahh... Yang nikmathh... Mmphh..." desahku. Tubuhku hampir sanpai bersamaan dengan Bella. Tak lama kita berdua pun mencapai puncak dengan bersamaan.

Aku pun melepas persatuannya menurunkan kakinya dan ambruk di sebelahnya. Nafas kita pun terengah-engah dengan tubuh yang dibasahi oleh keringat.

"Dah Bar aku capek" katanya dengan mata yang sayu. Gimana gak capek orang dia dihujam terus menerus sama aku. Aku pun membela rambutnya dan mengecup keningnya.

"Yaudah kita tidur aja" kataku. Dia pun mulai memejamkan matanya dan aku mengambil handphoneku karena tadi ada yang menelfon dan itu adalah bunda.

Aku pun mematikan handphoneku berniat besok akan menghubungi bunda. Aku memejamkan mataku setelah menyelimuti kita berdua dan mulai terbawa ke arus mimpi.

My teacher My husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang