12

21.8K 523 0
                                    

Barapov

Aku pun turun dari mobil dan berjalan menuju ruanganku. Saat sedang berjalan dosen Galih menghampiriku.

"Dosen Bara dipanggil keruangan dosen Danang" katanya. Aku pun mengangguk dan berjalan menuju ruangan dosen Danang.

Dosen Danang itu dosen senior disini. Dia juga yang selalu memberi keputusan atau peraturan di kampus ini. Sesampainya di ruangannya, aku pun masuk kedalam.

"Dosen Bara masuk" katanya. Aku pun melihat semua dosen senior disini sedang berkumpul. Aku pun duduk di sofa sebelah dosen Dani.

"Maaf ini ada apa ya pak saya disuruh kesini?" kataku sambil menaikkan kedua alisku bertanya.

"Tidak banyak yang ingin saya bicarakan, saya cuman mau tanya apa dosen Bara punya hubungan spesial dengan mahasiswi bernama Bella?" katanya. Aku pun melihat kearahnya dan menaikkan kedua alisku.

"Iya" kataku.

"Apa bapak tau peraturan di kampus ini?" kata dosen Rani. Aku pun melihat kearahnya.

"Ya saya tau tapi saya bisa profesional" kataku sambil meyakinkan mereka.

"Tapi pak peraturan adalah peraturan" katanya lagi. Aku pun mengeryitkan dahiku.

"Saya tidak pernah membantu dia sama sekali saya memperlakukan dia seperti mahasiswa atau mahasiswi lain bahkan saya suka ngasih tugas sama dia saya bisa membedakan mana pekerjaan dan bukan pekerjaan" kataku sambil mengangkat kedua alisku.

"Saya tau bapak emang profesional tapi kampus kita sudah mencatat peraturannya kalau seorang dosen tidak boleh mempunyai hubungan dengan mahasiswanya kecuali hubungan anatar mahasiswa dan dosen" katanya. Aku pun menghela nafas.

"Apa ibu gak percaya sama saya atau ibu mau menggantikan saya mengajar di kelas Bella silahkan saya gak masalah atau enggak ibu mau ngasih tugas sama dia biar ibu tau kalau dia emang beneran pintar dan rajin" kataku sambil mengeryitkan dahiku.

"Sudah, saya tau dosen Bara bisa menjaga privasi kampus, saya cuman mau ngasih tau kalau Bella kan sebentar lagi akan skripsi jadi saya minta tolong untuk tidak membantunya" kata dosen Danang. Aku pun melihat kearahnya.

"Saya pasti akan menjaga privasi kampus dan tidak mengajarkan materi duluan dengannya saya memperlakukan dia sama seperti yang lain tidak saya beda-bedakan dan jikalau nanti dia skripsi saya serahkan ke dosen lain" kataku sambil menaikkan kedua alisku.

"Baik saya anggap masalah ini selesai" katanya. Aku pun menghebuskan nafas dan mendelek kearah dosen Rani yang memang selalu tidak suka kalau aku dekat dengan wanita lain.

"Jadi hubungan spesial itu dosen Bara dengan Bella pacaran?" kata dosen Dani. Aku pun melihat kearahnya dan berfikir kalau aku kasih tau kasihan Bella.

"Maaf tapi itu privasi saya" kataku sambil meminta maaf dan melihatnya dengan datar.

"Gapapa lah dosen Bara ini masih muda loh dengan umur Bella juga selisihnya gak jauh cuman 2 tahun kan" kata dosen Danang. Aku pun melihat kearahnya.

"Maaf pak ini memang privasi saya yang hanya kalian tau cuman saya dengan Bella memiliki hubungan spesial saja kalau Bella sudah mau wisuda baru saya kasih tau" kataku sambil tersenyum. Mereka pun memasang wajah kecewa kecuali dosen Rani yang memasang wajah kesal.

"Baiklah saya mengerti keputusan bapak saya harap bapak bisa profesional" katanya. Aku pun mengangguk sambil tersenyum.

"Tapi saya mohon sangat sama kalian jangan beritahu siapa-siapa kalau saya dengan Bella mempunyai hubungan spesial terutama buat dosen Rani." kataku sambil menatapnya dengan tajam karena hanya dia satu-satunya dosen senior perempuan yang ada disini.

"Baik kita tidak akan memberitahu siapa-siapa" kata dosen Danang. Aku pun mengangguk dan melihat tajam kearah dosen Rani.

"Kalau begitu saya permisi" kataku yang berpamitan. Aku pun keluar ruangan dan menuju kelas karena seharusnya sudah dimulai.

Bellapov

Aku pun masuk kedalam kelas dan duduk dibangkuku lalu membuka novel yang belum selesai. Saat sedang membaca novelnya tiba-tiba Ratna menghampiriku.

"Eh, gua kan udah bilang lo jauhin dosen Bara atau enggak gua bakal mempermalukan lo di depan kelas" katanya. Aku pun mengkerutkan kedua alisku dan menutup novelku lalu berdiri.

"Emang lo siapa gua, nyokap? Bokap? Lo gak berhak ngatur hidup gua lagian siapa coba yang deketin dosen Bara" kataku sambil mengkerutkan kedua alisku.

"Haha pura-pura amnesia nih orang" katanya yang berbicara dengan temannya dibelakang. Aku pun kesal dibuatnya.

"Gatau pura-pura amnesia atau beneran amnesia haha" kata temannya dan semua cewek pun pada tertawa.

"Lo tadi pagi dianterin sama dosen Bara kan gak mungkin lah dosen Bara tergoda sama lo, cantikan juga gua kali" katanya. Aku pun mengkerutkan kedua alisku dan menyilangkan kedua tanganku di depan dada.

"Kalo gua dianterin sama dia kenapa?" kataku sambil menaikkan kedua alisku.

"Wah... Cari ribut nih cewek, dosen Bara tuh cuman punya gua dan gak ada yang boleh deketin dia kecuali gua" katanya. Aku pun menghela nafas kasar.

"Oh ya, emang dianya mau sama lo gua gak yakin tuh kalau dia mau sama lo" kataku sambil tersenyum sinis.

"Kurang ajar lo dengan lo ngomong kayak gitu ke gua, gua semakin yakin kalau lo itu cewek gak bener buktinya semua cowok kampus pada liatin lo" katanya. Aku pun menatapnya dengan tajam.

"Lo nya aja kali yang iri sama gua gak pernah dilirik cowok ya jadi kayak gini" kataku sambil mengkeritkan kedua alisku kesal.

"Lo bilang gua iri, eh ngaca dong lo siapa gua siapa. Emang bener kan kalo lo cewek gabener" katanya. Aku pun terus dibuatnya kesal.

"Lo kali cewek gabener emang ada apa cewek yang deketin cowok cuman bermodal boody. Itu namanya apa kalo bukan cabe-cabean" kataku. Dia pun mengangkat satu tangannya ingin menamparku, aku pun menghindarkan wajahku.

"Di kampus ini tempat untuk belajar bukan menghajar apalagi membully" kata orang yang aku kenal suaranya. Aku pun melihat kearahnya dan ternyata benar itu adalah Bara.

"P..pak" kata Ratna. Aku pun hanya nelihat kearah Bara yang melihat kearahku. Dia pun melepaskan tangannya Ratna.

"Sekarang kalian duduk yang lain jangan berisik" katanya lalu pergi ke depan. Ratna pun seperti mengancamku, aku pun duduk dibangkuku.

Aku pun mengeluarkan buku yang akan dipelajari dan memperhatikan Bara sedangkan Farel hanya terus menoel tanganku bertanya kenapa.

"Eh tadi lo kenapa?" katanya yang berbisik. Aku pun melihat kearahnya sambil mengkerutkan kedua alisku.

"Suruh siapa telat" kataku lalu melihat kedepan lagi. Aku pun menulis apa yang Bara tulis.

Aku merasa kalau sekarang menjadi pembicaraan kampus jelas lah pembicaraan kampus, cewek mana sih yang gak ngejar Bara. Emang susah ya kalo punya suami ganteng kayak dia.

Aku pun menopang kepalaku dengan satu tanganku dan berfikir lagi kalau aku jadi topik gosip kampus ini berarti Bara juga topik gosip dan kalau para dosen senior denger terus Bara dipecat, alhamdulillah aku bersyukur kalo kayak gitu.

Aku pun tersenyum karena kalau Bara dipecat dari kampus ini berarti dia udah gausah ngawasin aku lagi dan dia fokusnya di kantor. Tak lama kelas pun dibubarkan.

"Baik semuanya kelas selesai." kata Bara. Aku pun memasukkan bukuku kedalam tas dan banyak yang sudah keluar kelas.

"Ratna dan Bella sekarang ikut keruangan saya" katanya. Aku pun membelalakkan mataku dan melihat Ratna. Dia pun melihat kearahku dengan tatapan kesal dan melihat ketemannya untuk mempercantik penampilannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ngotot bet dahh itu orang...😴 ribut terus gak kering apa ya itu mulut, hauss...:'v
Jangan lupa vote 🌟 dan follow akun gw (promot aja terus iya author author hadeuhh😪😪😪)

Tunggu part selanjutnya ya... Authornya lagi ujian jadi ya bakal agak lambat nge publisnya..😇😇
Selamat membaca para readerss..☺☺ semoga suka ceritanyaa.. Memang suka nanggung ya setiap partnya h3h3h3

My teacher My husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang