16

22.1K 473 0
                                    

Sesampainya dirumah aku pun masuk kedalam dan memang sudah ada mobil Bara diluar mungkin aku keasyikan ngobrol sama Sarah. Aku pun menutup pintu dan melihat kesekeliling rumah yang sepi.

Aku pun menaiki anak tangga yang masih terlihat sepi dan membuka pintu kamar untungnya gaada Bara tapi aku gatau dia kemana.

Aku pun masuk dan menutup pintunya sidah seperti maling. Aku mendengar suara keran air yang mengalir dari dalam kamar mandi dan mungkin Bara lagi mandi. Aku menaruh tasku di sofa dan membuka laptopku.

Aku mengecek tugasku di word dan memang tinggal sedikit lagi. Walaupun Bara dosennya tapi kalo ngasih tugas gak kira-kira, aku melepas high heelsku dan menggantinya dengan sendal rumah.

Aku menaruh laptopku di atas meja dan mengaca di cermin lalu melepas plesternya rasanya lega daripada harus pake plester tapi belum ilang juga sih kemerahannya. Tak lama Bara keluar kamar mandi.

"Sayang baru pulang darimana?" katanya. Aku pun langsung berbalik melihatnya yang hanya menggunakan handuk dipinggangnya.

"Dari kos-an Sarah" kataku sambil melipat plesternya untuk dibuang. Bara pun mendekat dan aku pun membuang plesternya.

"Ngapain?"

"Cuman curhat doang" kataku dan duduk di sofa sambil memegang laptop dan membuka buku melanjutkan mengetiknya.

"Curhat apa? Kamu ngasih tau status kita" katanya. Aku pun membolak-balik lembar bukunya dan melanjutkan mengetik.

"Sarah itu kan sahabat aku dari SMP dan waktu itu aku ngasih tau kamu kan kalo dia curiga sama kissmark kamu di leher aku nah yaudah aku kasih tau aja sama dia kalau itu ulah kamu" kataku sambil melihatnya dengan tajam.

"Terus kamu ngasih tau kalo kita udah nikah?" katanya yang hanya memakai boxernya. Aku pun melihatnya lagi.

"Hm.. Dan cuman dia yang tau status kita sekarang anak-anak kampus malah ngira aku pacaran sama kamu" kataku sambil mengeryitkan dahiku dan kembali melihat ke layar laptop.

"Kalau gitu kenapa gak kasih tau aja sama semuanya" kata Bara yang duduk disebelahku. Aku pun melihat kearahnya.

"Enggak Bara, kalau anak-anak kampus pada tau dia bakal iri atau bahkan gasuka mereka bisa ngira kalau selama ini aku ngerjain tugas atau apa itu dibantuin sama kamu padahal kan enggak" kataku sambil menaikkan kedua alisku.

"Ya aku tau tapi dimana akan ada saatnya buat kita kasih tau semuanya" katanya. Aku pun mengkerutkan kedua alisku dan kembali menatap layar laptopku.

Aku pun mengangkat kedua bahuku dan melanjutkan mengetik sedangkan Bara memainkan handphonenya. Aku emang kesal sih dia gak pernah bantuin aku buat ngerjain tugas, mau gimana lagi toh dia melaksanakan tugasnya yang benar.

Barapov

Aku pun memainkan handphoneku membaca beberapa chat dari kantor mau pun kampus dan bahkan chat dari papah atau bunda. Merasa bosan, aku mematikan handphoneku.

"Sayang.." kataku lirih yang memang menginginkan dia apalagi memberikannya hujaman mendengarkan dia mendesah, mendengar erangannya, kamar yang dipenuhi oleh suara persatuan kita.

Menginginkan vaginanya yang meremas juniorku di dalam sana membuat dua gundukan kembar yang terus berguncang kesana kemari. Memberinya kenikmatan, kepuasan yang tiada tara.

'Oh shitt.. Membayangkannya saja sudah membuat juniorku menegang'

"Hm.." balasnya. Aku pun berusaha menahan fantasi liarku dan melihat Bella yang masih mengetik.

"Yang.." kataku lagi dengan memohon agar dia melihat kearahku. Dia pun menengok melihat kearahku.

"Apa?" katanya sambil menaikkan kedua alisnya dan mencubit pipiku pelan dan membuat juniorku semakin menginginkannya.

Aku pun mengambil laptopnya dan menaruh laptopnya diatas meja terlihat dari wajahnya yang bingung. Aku pun melihat kearahnya dengan pikiranku tak karuan.

"Aku menginginkanya" kataku. Tanganku pun menelusup kedalam roknya dan mengelus vaginanya. Terlihat wajahnya yang gelisah.

"Aku mau ngerjain tugas Bar" katanya. Aku pun menelusupkan lagi tanganku kedalam celana dalamnya yang memang sudah basah.

"Tapi kamu udah basah yang, aku tau kamu menginginkannya juga" kataku. Aku menggesekkan jariku ke klitorisnya yang membuat dia memejamkan matanya.

"Sshh.. Mmpphh.." lenguhnya. Aku pun tersenyum miring karena Bella yang juga ikut terangsang padahal dia itu ingin tapi selalu malu ngomongnya.

Jariku masih menggesek klitorisnya yang membuat dia semakin melenguh keenakan. Aku memasukkan satu jariku yang membuat dia mendesah terasa otot vaginanya yang meremas jariku yang membuat aku sudah tidak sabar lagi.

Aku pun melepaskan jariku yang membuat dia kesal aku tau dia mau keluar. Terlihat wajahnya yang kesal, aku mengecup bibirnya lalu berjalan kearah pintu untuk menguncinya.

"Kamu mau ada orang yang masuk kayak dirumah mamah" kataku sambil tersenyum miring. Dia pun tersenyum dan aku pun menciumnya dengan dalam membuka dressnya serta branya agar tidak ada lagi penggalang.

Aku pun menurunkan dressnya agar terlepas dari tubuhnya dan hanya menggunakan celana dalam. Aku menggendongnya lalu mbaringkannya di atas ranjang dan menindihnya.

Aku pun meremas kedua gundukan kembarnya membuat dia mendesah dan menekan putingnya. Dia masih memejamkan matanya dengan desahan yang terus lolos dari mulutnya.

Aku pun menghisap puting payudaranya yang satunya aku remas serta pilin membuat dia meremas rambutku kali ini aku sudah tidak tahan ingin memasukkannya.

Aku pun menurunkan celana dalamnya dan memasukkan dua jari sekaligus kedalam vaginanya. Aku mulai menggerakkan jariku keluar masuk didalam sana.

"Aaahh... Hhh..." desahnya. Aku pun mempercepat temponya yang membuat dia terus mendesah dan menggerang.

"Aaahh... Aaahh... Aaahh... Bar..." katanya. Aku tau dia mau keluar dan mempercepat temponya lagi.

"Mmpph... Ya sayang keluarin aaahh..." kataku dengan ikut mendesah. Tak lama dia pun mengeluarkan cairannya membuat aku senang.

Aku pun menciumnya dengan dalam dan melepaskan pagutannya lalu membuka kedua belah pahanya. Aku bisa melihat bagaimana vagina Bella yang merah merekah dan berkedut.

"Hhh... Bar kamu mau ngapain?" katanya. Aku pun melihat kearahnya dan menggesekkan jariku ke klitorisnya.

"Mau mencoba yang lebih nikmat yang?" kataku sambil tersenyum miring dan menaikkan kedua alisku. Dia pun masih bingung, aku pun memposisikan kepalaku di depan vaginanya.

Aroma khas yang dikeluarkan dari vaginanya membuat aku sangat bergairah. Aku pun mulai menjilat vaginanya memainkan lidahku didalam sana.

"Aaahh... Bar nngh.." lenguhnya sambil meremas rambutku. Aku pun masih memainkan lidahku di dalam sana menjilat, menghisap membuat dia terus mendesah.

Aku pun menahan kedua kakinya agar diam dan merasakan nikmatnya. Pinggulnya pun ikut naik turun merasakan permainanya. Tanganku menggesekkan klitorisnya yang membuat dia terus mendesah.

Aku pun memainkan lidahku dibklitorisnya memutar lidahku disana memainkan klitorisnya. Tak lama dia pun mencapai puncak orgasmenya yang kedua kali. Aku pun menjilat habis cairannya yang terasa manis.

"Manis yang aku suka" kataku dan meremas kedua gundukannya. Dia pun merem melek merasakannya.

"Hhh... Ta..pi itu jorok loh Bar" katanya. Aku pun hanya tersenyum miring dan menciumnya dengan dalam.

"Tapi kamu menikmatinya kan" kataku sambil tersenyum. Dia pun tersenyum malu dan sengaja menggesekkan  kakinya ke juniorku yang ingin keluar dari sana.

"Aaakhh.." racauku karena kakinya yang menggesek ke juniorku membuat di dalam sana ngilu rasanya.

My teacher My husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang