Part 11

12 3 0
                                    

Jangan lupa vote yak
.
.
.
  Keesokan harinya An sudah ada dimasjid. Dia diajarkan solat, mengaji juga lainnya.
"Ahmad aku harus praktek apa lagi?" tanya An.

"Kamu perlu praktek solat lagi karena masih belum terlalu bisa," ucap Ahmad.

"Baiklah aku akan mencoba nya lagi, tolong tegur kalau aku salah ya," kata An.

"Alhamdulillah An gerakan solat mu sudah benar tinggal doa nya saja," jelas Ahmad.

"Baiklah terima kasih Ahmad, aku akan menghafalkan nya," kata An.

"Semoga kamu bisa jadi mualaf yang baik," ujar Ahmad.

"Amminn," jawab An.

Sementara itu ditempat lain Melisa dan Cika sedang berada di depan gedung Plds Ent.

"Wah ternyata dari dekat lebih bagus ya, Cik foto kan aku ya," ujar Melisa.

"Iya dah sini ku foto." kata Cika sambil bersiap untuk mengambil foto Melisa. "Satu... Dua.. Cekrek..."

"Coba aku lihat hasilnya," ucap Melisa.

"Ini," jawab Cika sambil memperlihatkan hasil foto tadi.

"Bagus, makasih ya. Abis ini kita kemana? Ke gedung YG Ent?" tanya Melisa.

"Gak usah kemari udah aku kesana," jawab Cika.

"Kalau begitu kita kemana?" tanya Melisa.

"Kita ke masjid yang kemarin aja, berkunjung kan sekalian solat asar nih," ajak Cika.

"Baiklah ayo," jawab Melisa.

Skip sampai masjid

"Subhanallah banyak sekali yang sedang ber ibadah," ujar Melisa.

"Iya benar sepertinya banyak mualaf juga yang sedang belajar," kata Cika.

"Kita duduk disini aja ya gak usah terlalu dekat," ucap Melisa.

"Iya aku malu juga," kata Cika.

"Aku salut sama para mualaf disini mereka semangat banget untuk menjadi muslim, padahal kan sulit menjadi minoritas disini," kata Melisa.

"Benar, pasti sulit juga belajar agama bukan dari kecil kan," sahut Cika.

"Perjalanan ku disini alhamdulillah bikin aku sadar dan bersyukur terlahir menjadi seorang muslim," kata Melisa.

"Alhamdulillah," jawab Cika.

Pandangan Melisa tertuju pada seseorang yang sedang latihan solat bersama orang yang seperti sudah ahli.

"Orang yang disana sepertinya mualaf, tapi kenapa dia mirip dengan An," ujar Melisa.

"Hah? Masa iya An masuk islam," kata Cika bingung.

"Tapi mirip kan," kata Melisa.

"Iya, ayo kesana,"ajak Cika.

" Kagak ah malu tau,"ucap Melisa.

" Gak apa ih,"kata Cika.

" Tuh dia nya dah pergi,"kata Melisa.

" Mungkin lain kali kita bisa lihat siapa dia. Sekarang solar asar dulu," ajak Cika.

" Iya abis itu kita pulang ya, besok sore kita dah pulang ke Indonesia kan," kata Melisa.

Keesokan harinya

" Cik kan kita dah siap nih, kita beli buku tuntunan untuk masjid yang kemarin yuk," ajak Melisa.

"Boleh tuh kan bermanfaat juga buat mualaf disini," sahut Cika.

"Yaudah buruan kita ke tokoh nya," ajak Melisa.

Skip selesai belanja buku

"Cik ayo kita masuk ke dalam sepertinya pak uztad ada," ajak Melisa.

"Iya, mungkin sedang mengajari mualaf," kata Cika.

Mereka pun menghampiri uztad yang sedang duduk sembari menunggu para mualaf yang ingin belajar bersama nya.

"Assalamualaikum uztad," ucap Melisa dan Cika bersamaan.

"Waalaikumussalam, silahkan duduk," ujar Uztad.

"Uztad ini ada sesuatu dari kami semoga bermanfaat," ucap Melisa sembari memberikan buku buku tadi.

"Terima kasih ya nak, semoga Allah membalas kebaikan kalian," kata Uztad.

"Iya sama sama uztad. Kami juga bersyukur bisa berjumpa dengan uztad juga yang lain disini," jawab Melisa.

"Uztad mengapa tidak ada orang seperti kemarin lagi?" tanya Cika.

"Mereka para mualaf belum datang mungkin sebentar lagi mereka akan datang," jelas Uztad.

"Apakah kami boleh duduk disini untuk melihatnya?" tanya Melisa.

"Tentu boleh. Itu mereka," kata Uztad.

Datanglah para kelompok mualaf, mereka ada yang langsung belajar ada juga yang solat terlebih dahulu.

"Mel itu An bukan sih?" tanya Cika.

"Yang mana?" tanya Melisa.

"Itu di ujung sana yang sedang belajar solat," kata Cika.

"Eh bener itu An," kata Melisa.

"Uztad apa orang yang di ujung sana mualaf baru?" tanya Cika.

"Iya alhamdulillah, dia sangat bersemangat dalam belajar islam," jelas Uztad.

"Jadi begitu ya," kata Cika.

"Cik aku gak salah lihat kan itu An," tanya Melisa.

"Alhamdulillah An mualaf," kata Cika.

"Eh itu dia udah selesai. Dia lihat aku kek nya Cik,"ujar Melisa.

Kemudian Lee An yang melihat Melisa pun menghampiri.
.
.
.
Bersambung

ANNYEONG JODOHKU (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang