"Apa itu harus? Ada apa denganmu tae?! Ah mamah dengar, kamu satu sekolah dengannya hmm? Kamu dekat kan? Apa kamu mencintainya tae?"
Taehyun menghela nafas, "iya mah, taehyun mencintai Beomgyu."
——. . . . .——
Setelah menerima telepon dari sang bunda, Taehyun segera menutup telepon itu. Dia kembali memijat keningnya, ia ingin sekali berteriak sekencang mungkin tapi apa daya.
Sang sekretaris dan para pekerja lain sudah menatap Taehyun khawatir. Karena Taehyun seperti begitu tertekan.
Semua orang disana kecuali Taehyun paham, anak yang seusianya tidak seharusnya ikut campur dalam urusan seperti ini. Pasti sangat berat untuk Taehyun.
Bukan sangat lagi, memang berat.
Disekolah harus menjadi siswa, tapi saat dirumah dia harus menjadi orang dewasa pemilik perusahaan besar.
"Umm tuan apa perlu buatkan teh?" Ucap sang asisten, Taehyun hanya menatapnya lalu mengangguk.
Taehyun kini diam dan kembali membaca berkas itu. Dia takut mengambil keputusan yang salah.
"Umm begini saja." Ucap Taehyun dan semua para pekerja langsung menatap Taehyun. Terutama sang sekretaris.
". . . Tolong carikan semua tentang Choi Jaehyun. Saya mohon, yang lebih akurat. Saya takut ini mencelakai dua pihak yang tak bersalah."
Sang sekretaris ataupun semua orang yang bersangkutan dengan Taehyun pun mengangguk, "saya paham, saya akan carikan semuanya. Dan mungkin akan saya kirim lewat e-mail tuan." Jawabnya.
Taehyun mengangguk, "ya silahkan saja, atau mungkin besok saya sekolah setengah hari dan langsung menuju kantor untuk membahas semua ini."
"Iya tuan, apa perlu saya jemput?"
"Jika tidak keberatan, silahkan jemput."
"Siap tuan, sekitar jam berapa?"
Taehyun melihat ponselnya lagi untuk melihat jadwal jam pelajarannya besok, "hmm, nanti saya kabari saja. Besok ada jadwal praktek."
Sang sekretaris mengangguk lagi, "siap tuan."
Taehyun mengangguk dan menyimpan ponselnya lagi. Juga para pekerja disana mulai mengundurkan diri untuk pulang. Taehyun mengizinkannya juga untuk ke asistennya yang baru saja memberinya teh, menitahnya untuk pulang saja.
Dia butuh istirahat.
Saat semua pintu terkunci, dia berbaring dikasurnya.
Keadaan disana begitu sepi, jadi dia menyalakan komputernya dan mendengarkan lagu favoritnya ditambah dengan ponselnya yang menyambung 'video call' dengan Beomgyu.
Yang katanya mungkin bisa membuat moodnya naik.
Tapi disisi lain,
"Anak sialan!" Teriaknya sembari melempar ponselnya.
Tangannya kini dia lipat, melempar bokongnya ke sofa empuk itu dengan kakinya yang dia lipat juga.
"Anakmu! Dia keras kepala! Kenapa bisa dia mencintai anak dari orangtua yang sudah tentu salah!" Celotehnya, lelaki yang ada di sisi sana hanya bisa terdiam.
Pasalnya dia sendiri tak tahu harus bagaimana, kang taehyun pasti akan mencintai teman kecilnya itu. Sang ayah sudah paham tapi ibunya tidak.
"Tak usah banyak dipikirkan, kita punya jam. Sebentar lagi aku harus ikut sidang, lebih baik kamu siap-siap. Aku mau siap-siap juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Love [Taehyun x Beomgyu] [REVISI]
FanfictionIni adalah kisah percintaan yang tanpa mereka sadari sejak kecil. Kisah ini melatar belakang kan sejak mereka kecil sampai akhirnya mereka beranjak dewasa, atau yang bisa disebut masa remaja. Banyak sekali hal yang menggemaskan saat kecil namun saat...