Suara dentuman musik menggema ke seluruh ruangan. Salah satu tempat hiburan di Jakarta malam ini sangat ramai dengan semua remaja. Tentu saja, karena primadona sekolah sedang berulang tahun hari ini. Arsenio Putra Mahardika
"Sen, liat deh belakang lo. Tuh cewek kaya bingung banget dah."
Remaja yang dipanggil Sen itu menolehkan kepalanya ke belakang. Memang benar, ada satu gadis yang sedari tadi kalau diperhatikan tampak seperti orang kebingungan.
"Lo ngundang dia? Perasaan gue aja atau gimana, kok gue baru liat tuh cewek. Angkatan kita apa adek kelas?"
Segerombolan remaja laki - laki itu melanjutkan aktivitasnya masing - masing. Ada yang sedang merokok, bermain game online, ada pula yang sudah teler karena mabuk.
Arsen tampak acuh, ia mematikan rokoknya yang masih tersisa lalu kembali ke atas panggung dansa. Di sana sudah ada kue ulang tahun super besar yang dipesannya satu bulan lalu.
"Tes... Sorry ganggu, disini gue ga banyak basa basi, cuma mau ngucapin terima kasih buat yang udah dateng ke acara ulang tahun gue. So, nikmatin pestan—
Brakk
Kue ulang tahun lima tingkat itu jatuh mengenaskan bersama seorang gadis yang juga berantakan di sebelahnya. Gadis itu buru - buru berdiri dan merapihkan dress nya yang sempat tersingkap.
Arsen yang memang tempramental sedari dulu memandang gadis itu dengan geram. Tangannya mengepal beserta urat - uratnya tampak menonjol di sana.
"Bangsat, lo! Ikut gue!" Ia menarik gadis itu dari kerumunan teman - temannya.
Arsen membawa gadis yang tidak ia kenal itu ke lantai paling atas. Ia mengeluarkan kartu akses masuk ke salah satu kamar yang paling ujung.
Gadis itu ketakutan dan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Arsen. Ia panik saat tau dibawa kemana ia pergi.
"Le-Lepasin aku, maafin aku. Aku minta maaf tolong, ini sakit."
Arsen yang sudah dikuasai amarah tanpa aba - aba mendorongnya masuk dan menutup kembali pintu kamar tersebut. Ia melemparkan gadis itu ke ranjang dan langsung menamparnya dengan keras.
"Cewek bangsat! Lo ngerusak acara gua asal lo tau! Siapa yang ngundang lo kesini?!" Matanya memerah menandakan ia benar-benar sangat marah.
"Aku.. K-kamu mau ngapain?" Balasnya panik melihat Arsen membuka jaket hitamnya lalu melemparnya dengan asal.
"Lo harus ganti rugi kekacauan ini. Buka baju lo!"
"Aku gak mau.. tolong biarin aku pergi!"
"Lo ngebentak gue?! Siapa nama lo?"
Gadis yang tengah ketakutan itu tidak menjawab. Ia berusaha kabur dari sana tetapi hasilnya sia - sia. Arsen menindihnya.
"Lo tau? Gue orangnya gak punya belas kasihan. Kalau lo gak mau jawab..." Tangannya mencengkram kedua pipi gadis itu. "Gue pastiin lo bakal nyesal!" Lanjutnya sedikit menjilat air mata yang keluar di sana.
"Nara Auristela.. Nama aku Nara."
Collide
Selamat datang di cerita aku yang lain.. Kasih bintang dan komennya yukk, biar makin semangat ngetik -GF
Happy reading :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Collide
Teen FictionNara sangat tahu. Semua musibah yang dialaminya saat ini murni karena kesalahan yang ia buat. Arsen, cowok gila dan tidak punya perasaan itu menghancurkan harga dirinya hingga paling dalam. Bodohnya Nara ikut masuk ke dalam alur permainan itu dan te...