[Remember how the melody collate you and me into us. But as it should, good music will end when it has to. After the sad coda at that time, can we get a new song afterwards?]
-Coda-
Chapter One : Exposure
Sorak sorai pecah saat lampu stadion dimatikan. Suasana yang gelap gulita justru menambah rasa antusias, dan dengan begitu, sorak sorai berlangsung hingga beberapa menit lamanya. Ketika gemuruh histeria akhirnya berhenti, lightstick mulai menyala. Titik titik cahaya itu mula mula hadir di blok barat, menjalar ke tengah dan berakhir di sisi timur dalam bentuk gelombang yang cantik. Seketika, kegelapan malam digantikan dengan cahaya merah terang. Sorak sorai beserta tepuk tangan kembali menggetarkan seluruh venue.
Semua perhatian segera tertuju pada area panggung. Lampu sorot menyorot pada sesosok pria berpakaian serba putih. Ia berjalan, diikuti keheningan yang menunggu dengan penuh antisipasi. Kakinya melangkah anggun tanpa alas kaki, menciptakan kesan bahwa panggung ini adalah tempat bermainnya, dan mereka semua akan melihatnya bersenang senang.
Kemudian, denting piano terdengar, dan pria itu, yang menunduk menggenggam sehelai kain putih di tengah panggung, akhirnya mulai bergerak. Hening seluruhnya. Dalam venue dengan kapasitas ratusan ribu orang itu, tidak ada suara lain yang terdengar kecuali musik, yang diawali dengan lembut oleh denting piano, lalu biola, harpa, dan mereka bergabung menciptakan harmonisasi, dengan visualisasi tari yang sempurna dari pria berpakaian putih itu.
Seluruh pasang mata hanya menatap satu titik di atas panggung, yang menari dengan sehelai kain tipis diterangi lampu sorot. Hanya laki laki itu, yang berguling, melompat, dan menggerakkan tangan dan kaki, kepala dan seluruh tubuhnya seiring dengan musik yang semakin lama semakin cepat. Pakaian putihnya bersinar ditengah titik titik merah yang menerangi seluruh area penonton. Dia berputar, meluruh di atas panggung dan bangkit lagi tanpa jeda, dan melempar kainnya bersamaan dengan berhentinya nada dari pengeras suara.
Wei Ying berdiri sendirian di tengah panggung, terengah engah, dihujani jeritan dan sorak sorai yang semuanya bernada satu. Mereka meneriakkan namanya. Nama 'Wei WuXian' diteriakkan dengan kekuatan yang mampu menggetarkan langit langit venue. Kamera dalam drone datang kearahnya, merekam dengan jelas sosok laki laki berambut hitam dengan mata seperti buah persik. Sosoknya yang tersenyum hadir dalam dua puluh layar lebar yang dipasang seantero venue, juga diluarnya. Ratusan ribu mata, memandang sosoknya yang seperti bukan milik dunia dengan gemuruh sorak sorai tak ada habisnya.
Feily Onn Proudly Present
Coda
Disclaimer :
"Semua tokoh adalah milik penciptanya, author hanya meminjam nama untuk memenuhi fantasi."
*
*
*
Jiang Cheng menghela napas.
Matanya tidak bisa berhenti bergulir untuk membaca lagi dan lagi headline berita yang tertampang dengan judul super besar, dengan bold mengerikan yang memenuhi hampir setengah dari layar tabletnya.
News : "Musisi No. 1 China Wei WuXian Kedapatan Berkencan dengan Aktris WQ, Kedua Agensi Belum Memberikan Pernyataan Terkait Hal Ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Coda [WangXian] ✓
FanfictionWei Ying dan Lan Zhan tidak perlu banyak waktu untuk memahami bahwa mereka tidak pernah, sekalipun, dapat melepaskan diri meski tahun tahun telah berlalu. Lan WangJi X Wei WuXian (Wei Ying) Lan XiChen X Jiang Cheng Modern AU Tipe : Chapter Warning...