13. Epiphany

5.6K 693 140
                                    

[I finally found out. I finally realized that I have you, who will never leave. This is our new song. This is our new story that will never end.]

-Coda-

Chapter Thirteen : Epiphany

Lan XiChen menatap Jiang Cheng yang duduk melamun menatap jendela. Dia sudah seperti ini selama setengah jam. Setelah membuat telepon singkat untuk mengabari kantor dan agensi bahwa dia tidak bisa datang, Jiang Cheng selalu diam.

"Jiang Cheng."

"Hm,"

"Saat kecil, aku punya ibu yang menderita kelainan jantung bawaan." Lan XiChen tersenyum melihat Jiang Cheng perlahan menatapnya.

"Dia selalu sakit, jadi keluarga kami harus mengirimnya ke luar kota, ke rumah sakit yang lebih besar agar dia bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik."

"Karena dia berada di rumah sakit sepanjang waktu, ayah harus menemaninya. Sebagai gantinya, aku dan WangJi ditinggal di rumah paman dan hanya bisa menjenguk sebulan sekali."

"Kau tahu, Jiang Cheng? Aku membencinya." Lan XiChen melihat Jiang Cheng membulatkan matanya kaget, dia meneruskan. "Aku membenci mereka karena tidak menemaniku. Tapi karena aku tidak sanggup membenci ibu, aku melampiaskan semuanya kepada ayah. Aku berhenti berbicara dengannya dan berusaha menghindarinya jika aku bisa."

"Lalu ibu meninggal." Lan XiChen memberi satu lagi senyum sedih kepada Jiang Cheng.

"Saat itu, selain rasa sedih karena kehilangan ibu, aku juga merasa marah. Ayah sudah membuat kami semua tinggal terpisah bertahun tahun tapi ibu tetap saja meninggal. Aku menyalahkan semuanya pada ayah."

"Satu tahun kemudian, ayah juga meninggal karena serangan jantung."

"Aku tidak pernah membayangkannya, Jiang Cheng. Begitu mendadak. Tapi ayah benar benar pergi. Aku ingat aku menangis begitu keras saat pemakaman, lebih keras daripada saat ibu meninggal."

Lan XiChen memandang Jiang Cheng dengan sorot mata terbias masa lalu. "Aku menyesalinya. Aku menyesal sudah membencinya. Aku menyesal tidak mengingat kapan terakhir kali kami benar benar duduk dan berbicara. Aku menyesal aku tidak memberitahunya bahwa betapapun kesalnya aku padanya, aku mencintainya."

"Di kemudian hari ketika aku membereskan barang barang ayah dan ibu, aku menemukan sebuah arloji saku. Itu adalah barang kesukaan ayah. Ayah membawanya kemana mana bahkan ketika orang lain mengejeknya kuno. Aku membukanya. Kau tahu apa yang ada di dalam arloji itu, Jiang Cheng?"

Lan XiChen melihat Jiang Cheng menggeleng. Dia meneruskan, "Di tutup arloji saku yang terbuat dari besi itu, terukir nama kami berempat. Ayah, ibu, aku, WangJi. Diukir menggunakan jarum, kecil, rapi, dan dalam. Aku tidak bisa membayangkan berapa lama waktu yang ayah perlukan untuk membuat ukiran sedalam itu. Atau berapa lama waktu yang ayah tunggu agar aku akhirnya bersedia berbicara dengannya."

"Tapi sampai akhir, aku tidak pernah melakukannya."

"Ayah mencintaiku, Jiang Cheng. Ayah mencintai kami semua. Tapi saat itu aku tidak mengerti. Dan ketika aku menyadarinya, tidak ada dari itu yang bisa diperbaiki."

Lan XiChen tersenyum pada Jiang Cheng. "Ayah punya alasannya sendiri, Jiang Cheng. Begitupun semua orang di dunia ini. Begitupun dengan Wei Ying. Jangan menutup hatimu dan berspekulasi."

"Kau harus membicarakannya. Kau harus menarik keterangan darinya."

"Jangan menambah penyesalan lain dalam hatimu, Jiang Cheng."

Coda [WangXian] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang