~8

116 47 37
                                    

Sesuai dengan rencana Fahri dan Reina. Sekarang Reina sudah siap. Menggunakan sweater putih, celana jins berwana hitam, tas ransel kecil, dan rambut nya yang di Cepol asal.

Tok tok tok.

Reina mendengar ketukan pintu segera lah dia turun kebawah. Melihat abang nya yang masih setia menonton tv.

"Yaudah bang Reina jalan dulu ya" pamitnya.

"Iya hati hati, jangan kemaleman!. Kalo bisa bawa in gue nasi goreng. Inget ucapan Abang". Celoteh nya.

"Iya iya. Assalamu'alaikum".

"Waalaikum'musalam"

Reina membuka pintu nya dan mendapati Fahri yang masih bertengger di motor nya.

"Maaf lama" ucap Reina. Tapi Fahri menatap nya dengan lekat hingga tidak kedip.

"Woii" seru Reina.

"Eh iya. Kamu cantik banget gilaa" ucapnya lalu menyerahkan helem berwarna pink ke Reina.

"Bisa aja. Lah ko helem nya warna pink kemarin kan item" tanya nya.

"Iya ini sepesial untuk Reina seorang. Yaudah ayo naik"

Reina pun naik. Dengan perasaan canggung pasalnya seperti ada yang beda. Di perjalanan hening tidak ada pembicaraan hingga Fahri berucap.

"Maaf ya na klo kedinginan mobil aku lgi ada di bengkel."
Deg! Nama itu. Reina masih terbengong.

"Na Gimana ngga papa kan?" Ucapnya lagi.

"Ha oh iya ngga papa" Reina menatap lurus. Fahri yang memanggilnya dengan na masih teriang iang di kepalanya.

Fahri dan Reina pun telah sampai di tempat tujuan. Setelah Fahri mengatakan hal itu Reina di perjalanan hanya diam.

"Na turun udah sampe" reina kaget dan langsung turun dari motor dan melepas helem nya.

"Mau pesen apa na"

"Sama in aj"

"Lemon tea 2" ucap Fahri ke pelayan.

"Okeh di tunggu ya". Ucap pelayan itu

"Ngga papa kan ma cuma minum??" Tanya nya.

"I iya ngga papa".

"Lu kenapa si na jadi diem gini"

"Ah engga cuma perasaan lu kali".

Belum sempat menjawab minuman mereka telah sampai.

"Jadi gimana besok." Tanya Reina.

"Aku bisa main gitar. Kamu nynayi aku main gitar gimana?"

"Boleh mau nyanyi apa".

"Eclat bentuk cinta gimana?".

"Jangan deh. Udah sering di denger." Tolak Reina.

"Trus apaan"

"Ntar malem gue chht lu gue lupa judulnya apa. Tadi malem gue catet ko di buku diary gue".

"Oh yaudah."

Tak terasa waktu menunjukan pukul 21.15 di kafe pun Reina dan fahri di temani dengan canda tawa. Terlihat Reina begitu bahagia.

"Ayo na pulang ntar di cari in bunda" ucap Fahri.

"Bunda ngga ada "

"Yaudah ayo pulang ntar Abang nyari ini".

"Okeh deh. Ayo. Tapi gue mau beli nasi goreng buat Abang."

"Yaudah sekalian aku juga"

Reina dan fahri keluar dari tempat itu tak di sadari tangan Fahri menggenggam tangan Reina. Tepat di parkiran Reina dan fahri menaiki motor dan melaju dengan kecepatan sedang.

"Kalo dingin peluk aku aja jangan pundak aku" ucap Fahri.

"Idihh" cibir reina. Hanya di beri kekehan oleh Fahri.

Mereka telah sampai di tempat nasi goreng.

"Bu nasi goreng tiga" pesan Fahri.

"Ko tiga ri??"

"Iya dua buat kamu sama abang satu buat aku."

"Trus mama kamu? Bapa kamu??"

"Mereka semua ngga ada di rumah. Kapan kapan kalo kamu main kerumah aku. Aku akan cerita in.".

"Oalah ya udah".

Selesai membeli nasi goreng Fahri mengantarkan Reina pulang.

"Makasih riii".

"Iya sama sama. Yaudah kalo gitu aku pulang ya. Jangan lupa berdoa kalo mau tidur. Trus ngimpi in aku" ucap Fahri. Tangan nya terangkat untuk mengacak rambut Reina. Reina hanya tersenyum tipis.

"Yaudah sana".

"Kamu masuk dulu lah. Ntar ada preman Lagi" ucap Fahri.

"Yaudah hati hati" Reina pun memasuki rumah nya. Dan melihat Fahri udah pulang.

"Assalamu'alaikum bangg Reina pulang"

"Iya de abang denger". Ucap Abang yang masih setia menonton suara hati seorang istri.

"Ini bang nasi goreng nya"

"Iya makasih adik ku tercinta tersayang Ter uhhh uhh" ucapnya yang menjijikan.

"Najis bang. Klo gtu Reina mau tidur bay".

Reina pun membersihkan badannya dan langsung tertidur pulas. Entah lah mungkn Reina cape.

TBC.

iya tau pendek kan??

Jangan lupa vote dan coment ♥️

Instagram@trisnanoviandini

REINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang