Hari Minggu. Tetapi Reina masih belum bangun dari mimpi indah nya.
Tok tok tok
"Reina bangun rei. Kita lari pagi!!" Teriak Abang nya.
"Reina woi reiii Reina oi Reina Reina oiii reinaa yuhuuu woi woiiii" teriak abang sambil joget joget di depan kamar Reina.dengan berat hati Reina beranjak dari tempat tidur nya.
"Apaan sii bang berisik!!"
"Kita lari pagi reiii!"
"Ogah mager gue!. Baru juga jam 6 banggg" Tolak Reina.
"Yaelah reiii ayooo lahh.ntar abang traktir buryam dehhh" bujuk ganif.
"Ya ntar gue cuci muka" ngga mungkin nihh. Reina tidak pergi untuk mencuci muka. Melainkan kembali merebahkan tubuhnya di kasur.
Ganif curiga kenapa adek nya. Belum turun dari kamarnya. Ganif memutuskan untuk pergi ke kamar Reina.
"Astaghfirullah dekkkk. Buruannnnnnn masyaaallahhh"
"Ckkk berisik!"
"Cepetan ayooo katanya lari"
"Y" Reina pun membasuh muka nya, mengambil handuk kecil, dan memakai sepatu. Tidak lupa Reina membawa earphone.
Reina dan ganif berlari memutari komplek rumahnya. Hingga waktu menunjukan pukul 07.16 Reina dan ganif mampir ke warung penjualan buryam nya.
"Mang dua makan di sini jangan pake sambal" pesan ganif
"Ok ndu. Di tunggu" ucap mang buryam.
Hingga dari jarak agak jauh terlihat seorang tengah berlari lari kecil. Reina yang tau siapa orang tersebut. Dengan refleks Reina melambai lambai kan tangan nya.
"Rii sinihh" seru Reina. Kpda Fahri.iya di seorang yang tengah berlari kecil.
Hingga Fahri Samapi di tempat buryam." Eh reina lari pagi juga??" Tanya nya yang sambil duduk di sebelah Reina
"Iya tad-" belum sempat Reina berbicara buryam mereka pun jadi.
"Ndu. Niki buryam nya".
"Oh. Okeh Bu. Oh ya satu lagi ya Bu buat teman saya" ucap Reina.
Usai memakan bubur ayam. Mereka semua pulang. Sesampainya di rumah reina duduk di sofa ruang tv.
"Banggg" teriak Reina.
"Apaan" jawab abang nya sembari meminum air putih nya.
"SMA kan mau ulang tahun. Trus aku sama Fahri di tujuk sama temen temen supaya mewakili kelas. Kira kira Reina sama Fahri enak nya ngapain yah bangg??"
" Mending Lo nyanyi trus si Fahri main gitar"
Seketika Reina beranjak dari tempat duduk nya "ide bagus. Makasih bangg".
Waktu menunjukan pukul 17.45 namun Reina masih adem ayem memejamkan matanya. Hingga suara getaran ponsel nya membuat tidurnya terusik.
Fahri is calling
"Ad apa ri??"
"Cuma nanya nanti jadi kan??"
"Iya jadi "
"Yaudah nanti jangan lupa jam 7 udah siap gue ke rumah Lo"
"Ok".
Bepp.
Reina menutup panggilannya dan pergi ke bawah untuk mencari bunda dan ayahnya. Pasalnya dari tadi reina tidak menemukan bunda dan ayah nya itu.
"Bundaa ayahh" teriak reina.
"Bunda sama ayah lagi ke Bandung ada urusan." Ucap bang ganif yang sedang nonton tv jangan tanyakan dia sedang menonton apa. Jawaban nya adalah "suara hati seorang istri!".
"Loh loh ko reina ngga di ajak". Protes Reina. Pasalnya di daerah Bandung bunda Reina memiliki cabang butik di sana. Disana pun ada villa sederhana namun mewah milik ayah reina.
"Kan lu sekolah. Kata bunda kalo libur panjang kita ke Bandung untuk berlibur".
"Iya juga ya gue kan sekoalh" ucap Reina sambil munggut munggut.
"Yaudah deh bang gue mau mandi. Oh ya bang nanti gue pergi sama Fahri" jelas reina.
" Jangan keseringan de nanti demen." Ujar ganif dengan senyum jahil nya.
"Kaga mungkn bang. Reina hanya mencintai sosok Ivan Anjas paradika seorang" ucap reina kelepasan. Wadaww!
"Sapa tu ivan???" Pancing ganif.
"Dia teman Reina satu kelas Malahan. Dia juga temen nya Fahri. Tapi sayang nya dia udah jadian sama Ti-" Reina akhirnya tersadar seketika dia menengok mendapati sang Abang dengan tatapan serius nya.
"Sama siapa???. Coba cerita sama abang gimana" ucapnya.
" Yaudah deh Reina cerita. Jadi gini bang reinaa tuh suka sama Ivan sejak masuk kelas 10 tapi Reina ngga pernah cerita sama temen temen reina." Reina menghembuskan nafasnya lalu melanjutkan perkatana nya.
" Trus makin kesini reina tambah suka sama ivan gegara dia selalu nyamperin meja reina untuk meminta contekan. Trus abang mau tau ngga kenapa waktu pas kita jalan ke mall pulang nya aku banyak diemm??.""Emang kamu kenapa?"
"Pas di mall Reina sekilas ngeliat Tika lagi jalan sama orang yang pawakan nya kaya ivan. Tapi reina menepis fikiran itu bang. Hingga pas di sekolah pas bel istirahat Tika cerita kalo dia lagi deket sma ivan. Trus pas istirahat ke dua Reina ngeliat pake mata kepala reinaa sendiri Ivan nembak tika di kelas." Ucapnya panjang lebar.
"Oh klo gtu kamu lupain aja lah si Ivan mungkin dia lebih bahagia sama Tika. Kamu ikhlasin aja. Kamu ngga mau kan persahabatan kamu hancur karena satu cowok"
"Ya ngga mau lah bang. Yaudah deh Reina bakal lupain Ivan" ucapnya sambil tersenyum.
"Good girls" jawab sang Abang.
"Oh iya aku kan mau mandi" Reina beranjak dari duduknya
"Jam 10 udah pulang Dee" teriak sang Abang.
"Okeh bang tenang aja!"ucapnya sambil berlari kecil menuju kamarnya.
TBC.
Jangan lupa vote dan coment ♥️
Spam next untuk lanjuttt!
Instagram@trisnanoviandini