11.Es krim

107 19 0
                                    


Nazwa berjalan dikoridor dengan senyum manis menghiasi wajah naturalnya sesekali murid yang melihat Nazwa menyapa dan tersenyum

Nazwa habis dari perpustakaan bersama Kartika teman yang biasa menemaninya saat ke perpus. Meskipun mereka beda kelas,bagi Nazwa itu tidak masalah yang terpenting ia memiliki teman yang bisa diajak untuk ke perpus

Sedangkan sahabatnya? Mereka malah asik makan dikantin. Dasar ya kalian ga punya akhlak

Disisi lain, pria bertubuh jangkung sedang berada dilapangan memperhatikan gadis mungil yang sedang berjalan melewati koridor dengan tersenyum manis. Fattur ada kelas bagian olahraga hari ini.

" Tur, maen basket lagi yookk " seru Reza

" Tur! Fattur! "

Fattur menoleh pada Reza dengan datar. Sahabatnya ini selalu menggangunya

" gue capek! "

" ya elah, baru segitu aja capek. Lemah lu! " Fattur tak menanggapi ocehan Reza. Ia kembali memperhatikan Gadis mungil disebrang sana. Matanya menyipitkan seolah mengamati Pria yang mendekati Gadis mungil yang sedari tadi ia perhatikan

" Gilang? " gumamnya pelan

Matanya terus memperhatikan keakraban yang membuat Fattur panas. Ntahlah ia seolah tak suka dengan kedekatan gadis mungil itu dengan Pria lain

" Nana " Nazwa menoleh saat suara yang tak asing di telinganya

" apa? "

" ke kelas bareng " Gilang menampilkan deretan gigi putihnya

" tapi kan, kelas kita beda " ucap Nazwa dengan polosnya

" ck, iya. Tapikan kita searah " Nazwa mengangguk

" Lu besok ada acara ga Na? " tanya Gilang

" hmm, nggak ada. " Nazwa menggeleng

" ikut gue yuk besok " seru Gilang

" kemana? " Nazwa mendonggak melihat Gilang sembari berjalan

" ntar juga lu tau. Gue ke kelas ya, Na " Gilang mengacak rambut Nazwa gemas

" iihh, kebiasaan! " gerutu Nazwa saat Gilang sudah masuk kelasnya

Nazwa memasuki kelasnya dengan kaki yang ia hentakkan sampai menimbulkan bunyi di dalam kelasnya

" kenapa lu, Na? " tanya April yang sedari tadi memperhatikan Nazwa

" tau tuh Gilang, Nggak jelas! " gerutu Nazwa yang membuat Deva mengalihkan fokusnya

" kenapa sama Gilang " tanya Deva.

" nggak tau! " Nazwa tak minat menoleh pada Deva

" lah, dasar bocah " dengus Deva yang masih bisa didengar oleh Nazwa

" Nana bukan bocah Deva! Nana udah gede "

" apa apa dibilang bocah "

" Gilang ngatain Nana bocah, sekarang Deva juga ngatain Nana bocah padahalkan Nana udah gede! " Nazwa terus mengerutu sembari menyilangkan lengannya didada

" ck, lu masih bocah Nazwa Asyaqilla tinggi lu cuma sekuping gue " Deva malas berurusan dengan sahabatnya yang satu ini. Seolah sedang berbicara dengan anak kecil

" dan lu paling kecil diantara kita berempat " timpal Naya dibalas kekehan dari Deva dan April. Nazwa mendengus

" ck, gini gini juga umur Nana udah mau 17thn loh, Deva " Nazwa terus membela dirinya

Nazwa Asyaqilla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang