Satu tahun berlalu sejak hari itu. Aku masih tetap mencintainya, bahkan rasanya perasaanku semakin bertambah, bagaikan gedung tinggi yang menjulang.
Seo Youra, semua memanggilku dengan sebutan si pendek, karena aku terlihat tidak tumbuh layaknya gadis lain. Tinggiku tidak pernah melebihi kisaran angka 158 cm. Aku sangat kecil di antara teman temanku yang lain.
Aku juga selalu mendapatkan julukan putri bodoh sejarah, karena aku selalu menemui kegagalan ketika mengikuti pelajaran sejarah saat SMA dulu. Benar-benar memalukan. Namun, aku cukup pantas dengan nilai akhir kuliahku tepat di rata-rata. Hehehe.
"Kau tidak waras?"
Itu suaranya, menganggu lamunanku. Aku hanya tersenyum kepadanya, namun dia hanya merotasikan bola matanya malas. Lalu, melemparkan dua kaleng soda ke arahku yang berdiri sekitar satu meter darinya.
"Bawa itu dan segera pulang."
Ia pergi menjauh dariku dengan membiarkan aku membawa semua keperluan rumah. Sayuran, camilan, bahan makanan lain. Harus aku akui, dia memang menyebalkan. Sikapnya yang seperti itu sangat menganggu hatiku. Ah, sudahlah.
Min Yoongi, awal pertemuanku dengannya adalah ketika aku menginjak Sekolah Menengah Pertama. Hanya saja saat itu aku tidak benar-benar mengenalnya. Namun, ketika aku SMA, aku bersamanya dalam satu kelas.
Dia pernah menyapaku hanya sekali, karena setelahnya dia tidak menyapaku lagi, bahkan menutup suara selama tiga tahun hanya karena aku tidak sengaja membuat bola basketnya rusak dan mengempis total. Setelah kuliah pun aku tidak pernah bertemu dengannya lagi dan walaupun kami sempat berpapasan, dia tidak mengenaliku.
Namun, asal kalian tahu, aku sudah jatuh hati sejak aku mengetahuinya. Yap, masa Sekolah Menengah Pertama. Sudah cukup lama aku merajut hatiku sendiri walaupun berulang kali terluka. Bagiku, dia tetap tampan dan aku sangat menyukainya.
"Kau tidak mau membantuku membawa belanjaan ini?"
"Kau punya kedua kaki dan tangan yang masih lengkap. Lakukanlah sendiri. Kau sudah dewasa."
Terlalu beku, sampai rasanya kantung belanjaanku terasa berat dan aku menjatuhkannya sejenak, lalu menghela nafas. Menatap punggungnya yang bergerak menjauh menuju mobil.
Aku segera mengikutinya. Sialnya, mobil itu terparkir tidak begitu dekat dengan pintu masuk supermarket. Min Yoongi, benar-benar membuatku lelah. Bajingan tampan memang.
Aku berjalan dengan beberapa kesulitan yang ku miliki, karena belanjaan yang ku bawa sangat berat. Hampir sampai, namun salah satu kakiku menyandung kakiku yang lain, aku terjatuh. Pernikahan memang sesulit ini, ya?
Aku hanya menatap lirih pada beberapa belanjaan yang berhamburan di dekatku. Aku sempat melirik pria itu yang hanya melihatku sejenak. Kemudian aku terkejut karena Yoongi melangkah mendekatiku. Apakah dia akan menolongku? Diam-diam dia perhatian sekali.
"Cepat sedikit."
Gumamnya sembari meraih kedua kaleng sodanya lalu berjalan meninggalkan ku lagi. Oke, aku salah mengartikan semua tentangnya. Brengsek.
"Min Yoongi, ku pikir kau harus masuk klub pemeran antagonis dalam film Disney."
Aku tidak tahu merengek kepada siapa. Tapi, ya sudahlah, toh sudah terjadi juga.
Aku berusaha bangkit dan meraih kembali bungkusan belanjaanku. Sedikit berlari dan menahan nafas, akhirnya aku sampai di samping mobilku. Aku meletakkan belanjaanku di kursi belakang dan aku segera masuk ke dalam mobil karena pria itu sudah menatapku seolah-olah memaksaku untuk cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trivia || Min Yoongi Fanfiction ✔
Fanfic(END) Mungkin bagi kebanyakan orang semua hal yang berkaitan dengan perjodohan adalah menyakitkan. Sebatas kerja sama dua perusahaan atau sebatas kedua keluarga saling mengenal atau lainnya. Aku juga melakukan perjodohan, tapi kali ini kasusku berbe...