Aku rasa yang lebih diinginkan saat ini adalah ibuku daripada Yoongi. Rasanya ini adalah kali pertama aku sungguh membenci pria itu. Kali pertama aku mengutuk perasaanku sendiri pernah jatuh cinta kepadanya. Kali pertama aku berharap tidak akan bertemu dengannya, apalagi menikah. Aku benci Yoongi, aku benci semuanya tentang Yoongi.
Aku hanya mampu menangis dalam pejaman mata yang menggelap perlahan. Mengurung rasa sesak yang teramat ketika merasakan sentuhan-sentuhan asing itu yang semakin liar menyentuhku. Ku mohon siapapun tolong aku, aku tidak mau berakhir menjadi seseorang yang begitu kotor.
Bajingan sialan itu bahkan menyentuh pahaku, aku mengerang dalam diam. Aku tidak bisa menahannya lagi, sungguh dia menjebakku. Aku semakin menangis, meraung sesak dalam bisu yang ku pikir aku akan berakhir menderita disini. Yoongi bahkan tidak kembali menghampiriku, Yoongi meninggalkanku begitu saja.
Perlahan dia menyentuh pakaianku, semakin membuatku takut dan aku berakhir berteriak. "Min Yoongi!!!"
Entah mengapa aku memilih untuk menggumamkan nama itu. Padahal aku sedang sangat membencinya. Sialan, perasaanmu tidak berubah, Youra.
Hingga samar-samar aku mampu mendengar suara benda yang terbuat dari kaca itu terdengar pecah. Bahkan tiba-tiba dentuman musik juga berhenti secara mengejutkan. Aku tidak tahu apa yang terjadi, namun aku bisa merasakan pria itu perlahan menjauhi tubuhku.
Aku lekas membuka kedua mataku dengan cepat. Mengamati seluruh hal yang kini terjadi di hadapanku, membuatku hanya mampu membungkam diri melihat Yoongi yang memukul keras kepala pria itu menggunakan botol kaca alkohol.
Yoongi menatapku, membuatku semakin menangis terisak ketika menemukan manik itu melihat ke arahku. Setelah pria itu meringsut lemah, Yoongi menghampiriku, melepaskan kameja denimnya, menyisakan t-shirt putih polosnya dan meletakkannya di antara kedua pahaku. Dia mengangkat tubuhku perlahan, membuatku semakin menangis dan bersembunyi dibalik dada bidangnya.
"Maaf, Youra."
Kini, ku hanya bisa mendengar suara Yoongi yang bergumam lembut. Terdengar bagaimana dia memang menyesal. Aku masih tidak bisa habis pikir, apakah Yoongi memang sengaja membiarkan aku di sentuh oleh orang lain seperti itu? Untuk apa Yoongi melakukannya?
❣Trivia❣
Aku sudah kembali ke rumah. Menekuk lutut dalam kekosongan batin dan pikiranku. Terjatuh dalam ketakutan yang membuatku enggan sekali untuk keluar dari kamar setelah kejadian beberapa jam lalu.
Walaupun langit sudah menunjukkan kelamnya, aku enggan untuk pergi keluar dari kamar ini. Pakaian itu sudah ku buang, aku tidak peduli sekalipun itu pemberian Yoongi.
Aku tidak tahu kemana pria itu pergi. Namun, ku rasa Yoongi sedang berada di dalam kamarnya. Aku tidak ingin menemuinya. Aku kecewa, aku marah, aku benar-benar terluka.
Yoongi sangat keterlaluan memperlakukanku dengan sikapnya yang terus-menerus menyakitiku. Entah apa maksud dan tujuan dia yang seperti itu, namun aku tetap sakit.
Aku menenggelamkan seluruh wajahku di antara kedua lututku yang menekuk. Sekali lagi yang bisa ku lakukan hanya menangis. Bahkan rasanya aku tidak bisa melupakan kejadian itu. Terlalu rapat berada di dalam memori ingatanku, terlalu jelas terekam. Aku takut.
Hingga aku bisa mendengar pintu kamarku yang terbuka. Membuatku segera mengadah untuk melihat siapa dalang yang berani memasuki kamarku dengan mudah. Siapa lagi kalau bukan Yoongi yang memang tidak memiliki sopan dan santun.
"Pergilah. Aku tidak mau melihatmu." Desisku, mengalihkan pandanganku ke arah lain, enggan untuk melihat ke arahnya.
"Kau membenciku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Trivia || Min Yoongi Fanfiction ✔
Fanfic(END) Mungkin bagi kebanyakan orang semua hal yang berkaitan dengan perjodohan adalah menyakitkan. Sebatas kerja sama dua perusahaan atau sebatas kedua keluarga saling mengenal atau lainnya. Aku juga melakukan perjodohan, tapi kali ini kasusku berbe...