Aku tidak tahu jika ternyata langit sudah lebih dulu membiarkan bulan untuk menyapa sang pemilik malam. Aku terlalu sibuk bercengkrama bersama Jungkook, karena ya memang kami jarang bertemu untuk waktu yang lama.
Jam sepuluh, aku memutuskan untuk pulang, karena khawatir jika Yoongi akan memarahiku atau sebenarnya tidak juga. Toh, pria itu bahkan tidak menghubungiku atau sekedar menyapaku. Astaga.
Aku berlari dengan tergesa-gesa setelah turun dari bus yang ku tumpangi. Menyusuri setapak jalan yang tidak begitu ramai untuk lekas sampai ke rumah. Jungkook tidak bisa mengantarku, karena dia juga tidak membawa kendaraan, katanya rusak dan sedang di perbaiki. Ya, mau tidak mau aku pergi sendirian.
Setelah cukup lama aku berlari, kedua kakiku sudah menyentuh halaman rumah dan segera memasuki pelantaran depan rumahku. Namun, saat aku ingin membuka pintu, tiba-tiba tidak bisa terbuka. Apakah Yoongi pergi? Atau sebenarnya dia mengunci rumah dan membiarkan aku kesulitan?
"Min Yoongi, kau di dalam? Buka pintunya. Aku pulang."
Aku berteriak cukup keras, sembari mengetuk kasar pintu tersebut. Setelah beberapa kali mengetuk, aku mendengar suara deheman dari dalam dan ku pikir itu Yoongi yang sedang berada di dekat pintu. Ah, ternyata dia memang ada.
"Ku pikir kau akan melupakan rumahmu, Youra-ssi."
Apa dia berbicara kepadaku? Hanya berbicara, tidak segera membukakan pintu. Sialan.
"Aku pulang, Min Yoongi. Ayo, buka pintunya. Kau akan membiarkan aku kedinginan seperti ini." Aku mulai merengek kesal.
"Kau lupa dengan peraturan, tidak diperbolehkan keluar lebih dari jam sepuluh malam."
Katanya lagi, membuatku berpikir sejenak. Memangnya sejak kapan pria itu membuat peraturan yang tidak jelas.
"Apa? Peraturan apa—"
"Kau melewati satu menit dari jam sepuluh. Maaf, kau tidak bisa masuk dan silahkan datang lagi esok."
Apa? Tunggu, dia bersikap aneh. Maksudnya dia tidak akan membukakan pintu untukku hingga esok? Begitu? Dia menjengkelkan.
"Ya! Min Yoongi, sejak kapan kau membuat peraturan seperti itu. Aku tidak pernah mendengarnya."
"Kau baru saja mendengarnya."
Sumpah Demi Tuhan, aku tidak tahu jika Yoongi adalah pria yang sangat menyebalkan. Apa dia serius mengatakan bahwa dia tidak akan membukakan pintu untukku?
"Ya! Min Yoongi! Kau marah padaku hanya karena aku tidak meminta izin kepadamu, begitu?"
Tidak ada sautan di dalam sana. Yoongi benar-benar pergi? Meninggalkanku meraung sendirian bagaikan orang gila? Astaga, sebenarnya takdirku itu seperti apa, sih. Mengapa aku harus menikah dengan bajingan kuadrat yang tidak memiliki hati nurani seperti Yoongi.
"Min Yoongi!" Aku berteriak sekuat tenaga, mengetuk pintu itu bahkan menendangnya berulang kali.
Aku berusaha untuk meletakkan telingaku, sekiranya aku mampu mendengar langkah kakinya atau ya apapun itu. "Yoongi! Aku sangat kedinginan. Ku mohon buka pintunya. Baiklah, aku benar-benar menyesal, Yoon. Aku minta maaf."
Entahlah, aku merasa kesal jika harus merendah seperti ini hanya agar pria itu bisa membukakan pintu untukku. Aku memang sudah tidak tahan karena udara dingin di malam hari yang semakin menusuk tubuhku.
"Astaga, Min Yoongi, berapa kali aku harus—"
Pintu terbuka secara tiba-tiba, membuatku bergerak limbung dan berakhir menyentuh tubuh pria itu. Ya Tuhan, rasanya baru pertama kali aku menyentuhnya sedekat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trivia || Min Yoongi Fanfiction ✔
Fanfic(END) Mungkin bagi kebanyakan orang semua hal yang berkaitan dengan perjodohan adalah menyakitkan. Sebatas kerja sama dua perusahaan atau sebatas kedua keluarga saling mengenal atau lainnya. Aku juga melakukan perjodohan, tapi kali ini kasusku berbe...