chapter 18

12.9K 454 12
                                    

Hii guys gimana chapter 17 nya. Ngak sabar ya untuk chapter 18 nya. Nini untuk pembaca setia aku. Chapter 18 nya udah ada.😉

-----------------------------------------------------------

Di dalam kamar Indhy merasa sangat bosan, hp nya ketinggalan di rumah, mungkin nanti atau besok akan mengambilnya sekalian mengambil barang-barang yang ketinggalan di rumah, dia melihat-lihat koleksi buku Dave yang ada di rak. Kebanyakan bukunya tentang sejarah dan fiksi ilmiah itu sangat membosankan bagi indhy karena wanita itu tidak terlalu suka buku yang bergenre sejarah. Membosankan sekali, indhy aja mungkin membuka buku itu langsung pusing melihat tulisan yang monoton baginya, apa laki-laki itu juga demikian, entahlah indhy tidak terlalu di ambil pusing. Indhy menemukan novel Herry Potter di sela-sela buku Dave yang tebal-tebal ini, lumayan untuk mengisi waktu luang. Indhy beranjak dari tempat duduk dan pindah di ranjangnya. Di sela-sela membaca Dave datang menemuinya.

"Sayang lagi ngapain?" Tanya Dave lembut. Indhy diam tidak menggubris pertanyaan lelaki itu. Dia terlalu malas buat meladeni lelaki yang ada di depannya sekarang. Apa dia buta atau gimana, orang dari tadi baca pura-pura ngga tau.

Dave berusaha tersenyum melihat respon istrinya, mungkin dia bosan makanya begini, Dave berusaha berpikir positif. Dave mengelus rambut hitam indhy.

"Bosan yaa? Mau jalan-jalan?" Tanyanya lagi, tapi tetep aja indhy masih bungkam.

"Kalau gitu siap-siap gihh, kita ke mall yuk" indhy berusaha untuk tidak merespon Dave, tapi dipikirnya boleh juga keluar dari tempat terkutuk ini, mungkin reflesing sebentar.

"Ya udah sana mandi dulu" juteknya sambil menutup buku.

"Oke bentar ya aku mandi dulu" Dave segera bergegas mandi.

------------

Di mall

Di sepanjang perjalanan menuju tempat perbelanjaan Dave menggenggam erat-erat tangan istrinya, walaupun indhy berusaha untuk melepaskan tapi tetep aja bersikeras untuk memegangnya, dengan alasan takut nanti kenapa-kenapa.

"Sayang kamu mau apa? Baju, make up, sepatu, atau..."

"Ishhh Dave aku capek, lapar" gerutu indhy sambil menampilkan wajahnya yang cemberut.

"Hahahaha kamu tu yaa, yaudah kita cari tempat makan ya, mau makan apa?"

"Sushi" Jawab indhy dengan semangat

"Sushi, gimana yaa?" Dave mencoba menggoda wanita di sampingnya, dan membuat indhy memasang puppy eyes nya berharap Dave menuruti keinginannya.

"Apa sih yang nggak buat kamu, nanti anak kita ileran lagi" Dave tersenyum dan menarik tangan indhy menuju restoran Jepang yang ada di mall ini. Sontak indhy mendadak tidak berselera makan.

---------

"Sayang kenapa kok nggak di makan, tadi katanya mau sushi, ini makanannya udah di depan mata Lo"

"Mendadak tidak berselera makan" jawab indhy seadanya.

"Sayang ini udah waktunya makan siang Lo, nanti kalau.."

"Iya iya bawel" kata indhy kesal, memakan sushi dengan malas. Sabar Dave dia lagi hamil. Dave berusaha lebih bersabar menghadapi istrinya yang kadang moodnya berubah-ubah. Kadang Dave melontarkan candaannya agar tidak terlalu kaku walau di balas acuh sama indhy.

"Ohhh ya sayang habis ini kita cari susu buat kamu ya, hampir lupa kan aku tadi"

"Susu buat apa?" Indhy bingung

"Susu hamil lah sayang"

"Harus yaa?"

"Iya biar baby nya sehat" jawab Dave. Kemudian sehabis makan mereka membeli susu hamil buat indhy.

----

Di mobil

Di sepanjang perjalanan menuju apartemen mereka hanya diam tidak ada yang berusaha membuka suara. Dave fokus menyetir dan indhy bingung jika dia meminta Dave mengantarkan ke rumahnya apakah mau. Indhy masih mengumpulkan keberaniannya.

"Emmm... Dave"

"Iya sayang ada apa" Dave menoleh ke arah indhy

"Emm... Nggak jadi" Dave menepikan mobilnya di pinggir jalan, dari tadi di rasa ada yang di sembunyikan oleh wanitanya. Kelihatan dari gerak geriknya yabg yang tampak gelisah.

"Kamu mau sesuatu?" Tanya Dave lembut dan langsung dapat gelengan kepala dari indhy.

"Sayang..." Dave berusaha membujuk indhy agar mau jujur.

"It..itu... Apa boleh kita mampir ke rumah ayah bentar,  gue mau ambil hp dan barang yang ketinggalan di sana?" Kata indhy lirih sambil memilin baju nya.

Dave langsung memegang tangan indhy "Boleh dong, kenapa nggak bilang dari tadi. Heyy sayang gini ya kamu sekarang istri aku jadi mungkin kita bisa saling terbuka. Ngga usah takut aku nggak gigit kok" Dave mencoba memberi pengertian sedikit demi sedikit kepada indhy.

Indhy masih menatap ke bawah dia nggak berani menatap ke arah Dave. "Tatap aku" pinta Dave. Dengan takut-takut indhy menatap wajah Dave.

"Sayang aku nggak melarang kamu buat ketemu teman kamu, apa lagi orang tua kamu. Kalau kamu bosan kamu boleh kok main, nongkrong bareng temen-temen kamu, atau ajak mereka ke apartemen. Kalau nggak main ke rumah bunda atau mama. Pasti kangen kan? Asalkan kamu tahu waktu. Sekarang udah jadi istri jadi mungkin udah agak berbeda sama dulu, dan pastinya harus ijin sama aku sebagai suami kamu" ujar Dave

Indhy diam tidak menjawab perkataan Dave karena dirasa ini bukan pernikahan yang di impikan indhy, dan dia rasa pernikahan ini tidak akan berlangsung lama. Karena setelah anak ini lahir dia akan langsung meminta cerai dari Dave. Bisa di bilang indhy egois. Dia tidak punya perasaan sama sekali, tapi setelah kejadian itu perasaan dia masih tetep sama, membenci laki-laki yang sekarang statusnya sudah menjadi suaminya.

Dave merasa indhy tidak akan menjawab "ya udah aku putar balik dulu ya kita ke rumah ayah" Dave menjalankan mobilnya.

Sampai juga di depan rumah yang bergaya klasik ini. Sebelum indhy membuka pintu mobil Dave mencekal lengan indhy. " Sayang aku mohon, di hadapan keluarga kita panggilan Lo gue harus di hilangkan dulu ya, aku nggak mau mereka beranggapan bahwa kita.."

"Kita apa? Tidak harmonis? Emang iya kan, semua ini cuman paksaan bagi gue" timpal indhy dengan bergetar. Dia benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya sekarang. Air mata yang lolos dari matanya di hapus dengan kasar. Di tepisnya tangan Dave dan keluar dari mobil.

Dave memukul stir mobilnya. Rasanya dia ingin teriak sekarang juga. Dia bingung harus memulai dari mana. Dia tau kesalahannya sangat fatal. Tapi apakah dia juga tidak bisa di maafkan dan mendapat kesempatan kedua. Semua manusia juga punya salah. Dia cuma manusia yang tak sempurna penuh dengan kesalahan. Dave menghela nafas panjang berusaha mengontrol emosinya. Dave turun dari mobil dan menyusul istirnya ke dalam.

.........................................

Ya ampun kasihan ya Dave. Jadi nggak tega. Indhy sebenarnya baik kok ngga jahat, tapi ya gitu.

Kalian mau sequel cerita dari siapa nihh?
1. Al dan Selly
2. Rio
3. Vera dan Vano
Atau malah cerita Deta dan Bram? Ngga bayangin sih kalau yang ini. Terlalu rumit percintaannya 😰😰😰

----------------------------------------------

Maaf ya chapter ini hanya sampai sini. 😊 Gimana rasanya baca chapter delapan belas. Jangan lupa komentarnya dan follow nya.
Jangan. Di bajak ya. Aku harap bisa membuat cerita sendiri bukan copy milik orang. 😏
Segera kok lanjutan cerita nya tunggu ya☺

22/04/2020
Yogyakarta

INDHY & DAVE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang