Chapter 10

61.5K 4.6K 36
                                    

"Wihh, tumben banget dateng pagi-pagi, terus piket!" sindir Sheila saat melihat kejadian langka Lea membersihkan kelas.

"Emang kenapa? Kan, hari ini jadwalnya Lea piket," balasnya.

Sheila mengangguk-angguk saja kemudian berjalan menuju bangkunya.

"Ohiya Le, gue mau cerita, nih."

"Cerita apa?" tanya Lea.

"Selesaiin dulu bersih-bersih nya," suruh Sheila.

"Udah selesai, kok." Gadis itu kini duduk di sebelah Sheila. "Mau cerita apa?"

Sheila berdehem sebentar, ia memutar tubuhnya 90 derajat agar menghadap pada Lea.

"Kayaknya nih ya," bisik Sheila. "Kak Devian suka sama Lo, deh."

Lea mengangguk mendengar ucapan Sheila. "Lea juga suka kok sama Kak Devian, dia baik sama Lea."

Sheila menepuk jidatnya. "Bukan suka kayak gitu, maksudnya dia serius suka sama Lo, suka dalam hal yang beda!"

"Hal beda apa, sih? Kemarin juga Kak Devian ngomong tentang beda beda gitu, apanya yang beda?" tanya Lea bingung.

Sheila menghembuskan nafasnya kasar. Bagaimana caranya menjelaskan pada gadis bolot macam Lea ini. "Beda dalam hal perasaan, ini gak kayak perasaan Lo ke Leo, gak kayak perasaan Lo ke Dino ataupun Ken. Ini lebih dari itu, aduh gimana jelasinnya, ya," ucap Sheila gedek sendiri.

"Wait!!"

Dua gadis itu terkejut dengan kehadiran Dino yang tiba-tiba ada di bangkunya.

"Sejak kapan Lo datang?!" heran Sheila.

"Sejak awal kalian ngegosip," jawabnya menyengir.

"Dino ngagetin Lea aja," adu Lea.

"Iya, sorry deh," ucap Dino. "Btw, tadi Lo bilang apa, Le? Kak Devian ngomong? Gak salah denger gue? Perasaan kemaren dia diem aja!" jawabnya, bahkan badan lebar Dino sudah memenuhi meja agar bisa lebih dekat dengan dua gadis itu.

Sheila pun baru sadar saat mendengar penuturan Dino. "Iya bener, kemaren dia benar-benar gak ngomong apa-apa, kerjaannya cuma ngeliatin Lo doang, terus senyum-senyum sendiri."

Kemarin, saat mereka semua berkunjung menjenguk Lea. Sheila memang selalu memperhatikan gerak-gerik Devian, merasa aneh saat Devian hanya diam saja tanpa berbicara sedikitpun. Setidaknya jika ingin menjenguk orang sakit, ia mengucapkan sepatah dua patah kata untuk mendoakan kesembuhan Lea.

"Setelah kalian keluar Kak Devian balik lagi tau! Terus dia pamitan sama Lea. Kak Devian bilang kalau Lea harus sembuh, terus Kak Devian juga bilang kalau dia sayang sama Lea. Tapi kata sayang yang Kak Devian bilang itu katanya beda dari kata sayang Kak Ken," jelas Lea. "Bedanya apa, sih?"

Sheila dan Dino hanya bisa menganga tak percaya, benarkah Devian seberani itu? Pasalnya semua tau termasuk Devian kalau Lea itu tak diperbolehkan berpacaran oleh Leo. 

"Nekat juga dia, ya," komentar Dino.

"Le, Lo beneran gak punya perasaan apa-apa sama Devian. Secara kan ya, dia ganteng. Kalau gue lebih dulu ketemu Devian, mungkin hati gue udah berlabuh di dia. Sayang, gue orangnya setia dan masih nungguin Leo seorang," ucap Sheila berangan-angan.

"Udah Lea bilang, Abang itu gak sebaik yang Sheila pikir. Abang itu jorok, gak pernah mandi, terus suka kentut sembarang," jawab Lea.

"Bohong Lo! Gue pernah berdiri di samping Leo, dia wangi banget. Masalah kentut gampang! Gue suka kok sama cowok yang suka kentut sembarangan," kata Sheila.

Bad Twins (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang