Chapter 13

60.3K 5.2K 265
                                    

"Leaaa!"

Gadis itu berbalik, menatap seseorang yang baru saja memanggil namanya. Dino mengerut bingung, baru pertama kali melihat cowok itu di sekolah ini.

"Siapa, Le?" tanya Dino penuh tanya.

Lea pun ikut mengerut bingung, mencoba menerka-nerka siapa cowok itu sebenarnya. Mulut Lea tiba-tiba membulat lucu saat berhasil mengingat wajah orang itu.

"Rio!!" balas Lea berteriak, berlari kecil memeluk cowok itu.

Yang dipeluk hanya terkikik geli, meski Lea satu tahun lebih tua darinya, tetap saja ia yang terlihat seperti kakak jika bersama gadis itu.

"Rio apa kabar? Kenapa bisa di sini? Rio sekolah di sini juga?" tanya Lea.

Rio mengangguk, "baru masuk tadi pagi. Kak Lea apa kabar?"

"Baik," jawabnya.

"Le, udah belum? Keburu bel masuk, nih," panggil Dino mengingatkan.

Pasalnya jam istirahat pertama tak terlalu banyak, apalagi di kantin pasti sangat penuh. Dino sudah kelaparan daritadi menunggu sahabat kecilnya itu.

"Ohiya, yuk. Rio mau ikut, gak?" tawar Lea.

"Boleh," jawab cowok itu.

Akhirnya mereka bertiga berjalan menuju kantin. Sejak pertama bertemu di koridor hingga sampai di kantin Lea sama sekali tak melepas genggaman tangannya pada Rio.

Gadis itu tak menyadari bahwa ada yang tengah menatapnya begitu tajam.

***
"Lea? Sama siapa, tuh?"

Leo menoleh menatap arah telunjuk Ken. Keningnya menyatu saat melihat adiknya memasuki kantin dengan menggandeng tangan seorang cowok.

"Kayaknya anak baru, atau mungkin anak kelas sepuluh," ucap Ken lagi.

Sedang Leo sudah berdiri berjalan ke arah meja adiknya. Cowok itu kemudian duduk di antara Lea dan Rio, membuat genggaman tangan adiknya lepas dari cowok itu.

"Sejak kapan sekolah di sini?" tanya Leo saat berhasil mengenali Rio.

Satrio Giovan Alexander, anak pertama dari Brian Alexander dan Alya Adisty. Keluarga mereka begitu dekat sebab orang tua Rio adalah sahabat dari Arga dan Rena.

"Baru tadi pagi, Bang," jawab Rio.

"Kenapa pindah?" tanya Leo lagi. Pasalnya cowok itu tinggal jauh dari sekolah ini. Padahal di sana ada sekolah milik Kakeknya yang jelas-jelas lebih dekat dari rumah Rio.

"Ikut Papa, Papa lagi ngurus cabang restoran yang ada di sini jadi aku sama Mama ikut pindah, sekarang sudah tinggal di depan rumah Bang Leo," jelas Rio.

"Ohiya? Kok Lea gak tau?" Kali ini Lea ikut berbicara setelah tadi diam memperhatikan interaksi keduanya.

"Baru banget pindahin barang tadi subuh, karena gak mau ketinggalan pelajaran banyak jadi aku sekolahnya hari ini," jawabnya.

"Yeii, Lea punya teman baru lagi," semangatnya.

Leo hanya mendengus, jika sudah ada Rio adiknya itu tak akan bisa lepas dari cowok itu. Sejak dulu Leo tak suka jika Rio berada di antara mereka, pasti perhatian adiknya akan tertuju pada cowok itu terus.

"Jangan terlalu dekat, Abang gak suka!" sinisnya kemudian berdiri.

"Loh, kenapa? Rio kan adiknya Lea juga," protes gadis itu.

Seketika Leo menarik pipi bulat adiknya, ekspresi wajah yang begitu menggemaskan membuatnya tak bisa menahan tangan agar tak menyakiti pipi adiknya.

Bad Twins (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang