Penyair Peradaban

8 1 0
                                    

Kau pikir enak jadi penyair;

Hanya dapat cumbuhi kata, sedalam-dalamnya linimasa
Hanya dapat jilati imaji, sepekat-pekatnya halusinasi yang membubuhi
Hanya dapat  telanjangi naskah, sampai pasrah berakhir resah dan lemah

Kau pikir enak jadi penyair;

Hidup berbincang dengan embun, mengayomi kebun yang tak berdahan tetapi berdaun
Berteman dengan rindu, berjibaku dalam kalbu hingga sendu mengoyok-ngoyok seru
Berhartakan kalimat dan kata, berbusana tak berguna hanya berlaga tak ada beda dengan mereka

Tetapi, tak gentar anganku tuk melonjak;

Ku ingin mati dilubang sejarah negri, di jiarahi uraian penapsiran mahasiswa-mahasiswi, di doakan sandang insipari oleh pelontos-pelontosnya dosen ibu pertiwi, dan biarkan hanya jasatku yang terujuk mati

Masihku menolak tergerus peradaban yang kan menyelimuti.

Intuisi PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang