Kau pikir enak jadi penyair;
Hanya dapat cumbuhi kata, sedalam-dalamnya linimasa
Hanya dapat jilati imaji, sepekat-pekatnya halusinasi yang membubuhi
Hanya dapat telanjangi naskah, sampai pasrah berakhir resah dan lemahKau pikir enak jadi penyair;
Hidup berbincang dengan embun, mengayomi kebun yang tak berdahan tetapi berdaun
Berteman dengan rindu, berjibaku dalam kalbu hingga sendu mengoyok-ngoyok seru
Berhartakan kalimat dan kata, berbusana tak berguna hanya berlaga tak ada beda dengan merekaTetapi, tak gentar anganku tuk melonjak;
Ku ingin mati dilubang sejarah negri, di jiarahi uraian penapsiran mahasiswa-mahasiswi, di doakan sandang insipari oleh pelontos-pelontosnya dosen ibu pertiwi, dan biarkan hanya jasatku yang terujuk mati
Masihku menolak tergerus peradaban yang kan menyelimuti.