—————————————————————————————
CRASHING DOWN
(BAGIAN 6)
_____________________________
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
XXXXXXXXXXXXX
<><><><>Setelah makan malam selesai. Elina ingin pergi kekamar, tetapi ia merasakan ada yang mengikuti jalannya dari belakang. Iapun menoleh dan mendapati keponakannya. Dionpun mendongak, menatap kearah Elina dengan cengirannya.
"Huh! Ada apa?" tanya Elina. Dia tahu Dion ingin membicarakan sesuatu.
"Kak. Aku mau nanya boleh?" tanya Dion.
"Apaan sih? Biasanya aja langsung nanya. Nggak usah manis-manissin gue deh! Gue nggak akan bocorin tentang yang kemaren!" jawab Elina. "Gue kalo udah janji pasti gue tepatin,"
Elina lalu berjalan menuju kamar Kak Tony dilantai atas. Dia mengetuk pintu kamar kakaknya. Setelah mendapat jawaban dari kakaknya, Elina membuka pintu kamar Tony dan masuk.
"Kak? Elina mau minta tolong."
"Apaan?" tanya Tony yang sedang tengkurap dikasurnya.
"Kita tukeran kendaraan ya kak?" Elina telah membuat kesepakatan kepada kedua sahabatnya untuk mengadakan malam menginap dirumah Ava besok. Itu akan menjadi alasan yang masuk akal saat akan meminta ijin kepada kakaknya, Andry. Elina juga sudah memutuskan untuk ikut balapan dan dia akan memakai motor kakaknya yang bernama Tony ini.
"Hah? Kenapa? Rusak mobil kamu?" tanya lagi Tony.
"Hah? Ya enggak lah! Aku bukan kayak kakak yang ceroboh ya. Setiap barang yang disuntuh bisa rusak!" kesal Elina.
"Terus buat apa?"
"Besokkan hari minggu. Udah lama juga aku sama Alyssa nggak pernah nginep dirumah Ava. Jadi buat kerumah Ava besok aku pinjem motor kakak ya? Cuman satu hari. Nanti aku balikin montornya dalam keadaan bensinnya full deh!" bujuk Elina.
"Nggak ah!" jawab Tony dengan wajah yang cuek.
"Sialan! Kalo bukan kakak gue, udah gue tendang nih orang!" batin Elina.
"Kenapa? Bukannya lebih romantis berduaan sama pacar kakak kalo dimobil ya?" goda Elina. Tony tidak menjawab Elina kali ini. Dia sok sibuk didepan hpnya.
"Huh!! Sabar! Sabar!" batin Elina.
"Nanti motornya dicuci sehabis dipakek deh. Tuh! Udah dibayarin bensinnya juga sama dicuci. Kurang apa lagi om." Tiba-tiba terdengar suara laki-laki dari belakang Elina. Elinapun menoleh kebelakang.
"Ternyata tu bocah masih ngintilin gue?! Terus apa tadi katanya? Nyuci motor?! Wah kurang ajar kalo ini," batin Elina.
"Yaudah deh. Satu hari aja! Tuh kuncinya ada diatas meja," jawab Kak Tony. Elina hanya menyernyitkan dahinya. Dia langsung mengambil kunci motor yang ada diatas meja kamar Kak Tony.
"Makasih kak,"
"Hmm"
Elina langsung menutup pintu kamar Kak Tony dan berjalan masuk ke kamarnya. Sampai di depan pintu kamarnya, dia menoleh dan mendapati Dion yang masih saja mengikutinya.
Elina tak menghiraukan Dion dan langsung duduk ditepi kasurnya. Dia duduk bersila dan memperhatikan Dion yang berdiri didepannya.
"Gue tahu. Ni anak pasti ada maunya setelah nolongin gue," batin Elina.
Elina mengangkat alisnya melihat Dion yang terus saja berdiri didepannya. Dia menarik bantal dan meletakkannya diatas paha yan terbalut celana hitam panjang. "Apa? Ada apa?"
Dionpun langsung memberikan senyumannya dan duduk ditepi kasur didepan Elina. "Kak?" tanyanya.
"Apaan sih?!" geram Elina. "Kalu mau ngomong langsung aja! Cepetan! Gue ngantuk!"
"Yee.. Santai aja lho kak," jawab Dion. "Bukannya tadi udah aku bantuin kan? Harusnya ngucapin makasih,"
"Makasih" tukas Elina.
Dionpun hanya memutar bola mata malasnya. Elina tidak memperdulikan Dion dan mengambil hp yang ada dimeja, disamping tempat tidurnya.
"Emm.. Kak? Cara biar cewek nggak ngambek lagi gimana?" tanya Dion dengan cepat.
Elina yang tengah sok sibuk melihat chat masuk kehpnya, sontak kaget mendengar pertanyaan Dion. Dia langsung menatap Dion dengan mengerutkan alisnya dan tak lama kemudian dia tertawa berbahak-bahak.
"Haha.. Sejak kapan lo punya pacar yon?" tanya Elina sambil masih tertawa berbahak-bahak. Itulah panggilan Dion, ion atau yon.
"Tunggu! Yang lo maksut jangan-jangan perempuan yang kemaren telponan sama lo ya?" tanya Elina menggoda.
"Apaan sih?!" kesal Dion.
"Wah ini kalau dibilangin ke Kak Andry pasti seru nih," goda Elina.
"Heii. Jangan! Awas ya kalau kakak bilangin ke ayah!" ancam Dion. Elinapun semakin mengencangkan tawanya.
"Emang kalo gue bilang kenapa?" tanya Elina sinis menahan tawanya.
"Emm.. Nanti gue bilangin ke ayah kalo Kak Elina minjem motor om Tony," tukas Dion.
"Heh! Dasar bocah ingusan!" gumam Elina. "Kamu mau tanya apa tadi? Gimana cara biar cewek nggak ngambek lagi?" tanya Elina memastikan. Dion hanya menganggukkan kepalanya.
"Tanya aja sana sama google! Ini jaman apaan coba! Susah banget. Jangan suka mempersulit hidup mangkannya, hidup lo kan udah sulit jangan dipersulit lagi!" jawab Elina dengan nada mengejek.
"Huh! Bener juga! Kenapa gue bego banget sih! Oh god!! Berikan kembali harga diri ini!" batin Dion.
"Kakakkan perempuan. Pasti lebih gampang kalo tanya soal perempuan ke kaum perempuannya secara langsung," elak Dion.
Elina lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Lo tanyain dulu masalahnya apa yang sampek bikin dianya jadi kesel. Kalau dia nggak mau jawab. Lo minta maaf duluan kedia. Jangan nunggu yang dianggep salah buat minta maaf dulu. Perempuan tuh gengsinya gede. Jadi maklumin aja," jelas Elina.
"Hmm.. Selalu laki-laki yang mengalah," guman Dion.
"Hmm. Oke. Jadi, aku harus minta maaf dulu kedia?" tanya Dion.
"Hmm," jawab Elina sambil menganggukkan kepalanya.
"Oh ya. Lebih baik kamu minta maaf secara langsung. Karena itu kesannya lebih romantis," kata Elina.
"Udah ah sono keluar. Gue mau tidur!" usir Elina. Tangannya mendorong tubuh Dion sampai Dion terjatuh kelantai karena tidak siap menerima dorongan itu.
"Eh, yaampun! Iya! Laki-laki emang harus selalu ngalah!" jawab Dion kesal. Dia lalu berdiri, berjalan keluar dari kamar Elina. Elina tertawa melihat tingkah kesal Dion.
"Woii!! Tutup pintunya!" teriak Elina. Dionpun hanya berdecak lalu menutup pintu kamar Elina.
***
Diluar rumah Elina. Mobil hitam berhenti tak jauh dari rumah Elina. Dua orang berpakaian serba hitam duduk dengan tenang sambil mengintai keadaan rumah Elina dan keadaan lingkungan sekitar. Salah satu pria itu menekan handsfree yang berada ditelinganya.
"Bagaimana?" Suara wanita bertanya kepada pria itu.
"Sejauh ini aman, bos," balas pria yang memakai earphone itu.
"Terus awasi mereka. Lapor jika ada orang yang mencurigakan berada didekat mereka!" perintah suara perempuan itu.
"Baik, bos!"
"Jangan sampai ketahuan!"
Percakapan melalui telpon itu terputus. Kuda pria itu masih mengamati keadaan sekitar dengan teliti.
/////////////////////////////
—————————————————————————————TBC
Gue akan usahakan update 2 kali seminggu....
See you next chapter....
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST : dan regnum metallum
ActionSekelompok penjahat atau bisa dibilang pencuri telah mencuri regnum metallum dari sebuah lab di Amerika. Sebuah logam yang dapat terpisah menjadi sesuatu tak beraturan dan menjadi sesuatu benda yang ada dipikiran penggunanya. Bukan hanya itu. Logam...