part 2

8 3 0
                                    

Happy Reading!

***

"Siap bermain?" Ketiga kawan-kawannya sontak menoleh dan menatap tidak percaya. Mereka mengerti apa maksud dari ucapan Max, laki-laki yang duduk di bangku kemudi.

"Oh, No...." Si gendut, bernama Erick menyahut. Secara bersamaan, Max juga menginjak gas mobil. Lalu mobil melaju cepat. Polisi-polisi itu masih berusaha mengejar mereka dan mulai menembaki mobil yang mereka kendarai dari belakang.

"Oh, shit! Jika kepalaku meledak karena peluru itu. Aku akan mengebom rumah mereka! Aku bersumpah!" teriak Erick. 

"Jika kepalamu meledak. Kau akan mati. Bagaimana caranya arwahmu mengebom rumah mereka?" sahut Sam.

"Jangan menyuruhku untuk membuka google sekarang!" peringatkan Erick sambil menunjuk-nunjuk wajah Sam yang duduk disebelahnya, di kursi belakang.

Mobil itu menyelip beberapa kendaran. Melaju kencang membelah jalan raya yang sedang lenggang. Tidak memperdulikan mobil orang lain yang tergores karena mobil mereka menyenggolnya dengan sengaja.

"Jalan didepan, belok Max!" titah Cristiana. Mobil berbelok tajam kekanan. Polisi-polisi itu masih saja mengejar sambil menembaki. Tanpa sadar jalan yang dilalui mereka semakin sempit

"Ana, kenapa kau menyuruhnya untuk berbelok kesini? Jalan ini semakin sempit!" tanya Erick setelah menyadari jika jalan yang mereka lalui semakin sempit. Cristiana yang duduk di samping kursi pengemudi tidak menjawab.

Suasana tambah mencekam, untuk Erick mungkin. Namun, berbeda dengan Max. Hal ini menurutnya malah sangat seru dan menantang. Apapun yang ada didepan sana, ia tabraki satu persatu. Mengklakson setiap orang yang ada didepan mobilnya untuk menyuruhnya minggir tanpa mau berhenti sejenak. Tidak jarang orang-orang memaki kepada mereka, karena hampir tertabrak.

Dari kejauhan keempat orang itu dapat melihat bahwa jalan didepan mereka ternyata buntu. Mereka terjebak disana. Mobil tidak dapat putar balik, jalan terlalu sempit. Mobil polisi masih mengejar dibelakang mereka.

"Apa kita harus turun disini lalu berpencar?" tanya Erick.

"Tidak," balas Max.

"Apa kau buta?! Ada dinding didepan sana!" teriak Erick.

"Apa kau pernah menonton film harry potter? Berdoalah semoga kita bisa menembus dinding itu seperti di film harry potter," Max semakin menambah kecepatan mobilnya. Mereka semua tahu apa yang akan dilakukan Max. Cristiana mengeratkan pegangan tangannya di hand grip handle plafon mobil.

Mobil mereka semakin mendekat kearah dinding yang tidak bercat. Begitu juga dengan kecepatan mobil yang semakin bertambah tinggi.

"Mamah.... Aku mohon doakan aku.... Aku belum diet," gumam Erick seraya memeluk laptop silvernya.

Mobil yang mereka tumpangi akhirnya menabrak dinding yang ada diujung gang itu. Menyebabkan goyongan didalam mobil cukup keras. Dinding itu roboh dan mobil itu tetap melaju kencang.

"Wuhuuu!!! Aku selamat! Aku selamat!" seru Erick sambil menoleh kearah belakang. Batu bata merah berterbangan dibelakang mobil itu, menghujani mobil milik polisi-polisi yang mengejar mereka.

Cristiana ikut melihat kearah belakang lalu tertawa puas melihat tiga mobil polisi itu rungsek dan ada yang jempalitan, jungkir balik. Cristiana mengulurkan tangannya bertos kepada ketiga pria itu. Max ikut tos ala mereka dengan satu tangannya yang masih menyetir. Lalu dengan tangan yang sama, Max mencabut permen karet yang menempel dipintu mobil disampingnya. Memakan permen karet itu dan mengunyahnya dengan santai.

GHOST : dan regnum metallumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang