,,kantor CSI,,

25 2 0
                                    

—————————————————————————————
CRASHING DOWN
(BAGIAN 3)
_____________________________
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
XXXXXXXXXXXXX
<><><><>

Sayup-sayup terdengar suara hp berdering. Tapi Elina tak menghiraukan bunyi dering dari hpnya itu. Setelah beberapa kali hpnya tak berhenti berdering, dengan enggan mata Elinapun membuka sedikit demi sedikit. Tapi rasanya sangat berat. Diapun akhirnya tetap memilih untuk melanjutkan tidurnya. Setelah sekian kalinya hpnya tak berhenti, emosinya kini membuat kedua matanya membuka dengan lebar.

Tangan Elina langsung menyambar hp yang dari tadi cerewet membangunkannya. Elina mengedipkan mata miliknya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang ingin masuk kedalam matanya.

"Apasih? Apa?! Gue baru tidur! Jangan ganggu! Ini hari sabtu, sekolahan tutup!" tukas Elina. Sambil menahan emosinya. Dia paling tidak suka jika ada yang mengganggu tidurnya.

"Woahh, slow babe. Ini udah jam berapa emangnya? Ini udah jam 7 babe. Lo masih tidur?" ejek Ava.

"Lo buruan deh kesini nonton balapan. Seru loh! Oh ya, ada kak Alan!" kata Alyssa.

"Jadi. Jadi kalian nelpon cuman karena ini?!" kesal Elina.

"Ah, iya. Sini buruan!" ajak Ava.

"Nggak! Gue ada urusan yang lebih penting dari pada nontonin orang nggak jelas itu!" jawab Elina. Elinapun mematikan telponnya.

Dia lalu meletakkan hpnya diatas meja yang berada disebelah tempat tidurnya. Ia masih merasa ngantuk. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali tidur. Menyembunyikan tubuhnya dengan selimut abu-abu.

"Orang-orang bego!" gumam Elina dari balik selimut. "Tunggu. Tadi jam berapa? Jam 7?" Elinapun membuka selimutnya dengan kasar dan memandang jam digital yang ada disamping hpnya.

"Astaga!"

Tiba-tiba saja rasa kantuk hilang dan Elina langsung pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tak lama, Elina keluar dari kamar mandi. Dia dengan cepat memakai kaos bewarna putih dengan lengan pendek lalu memakai sweaternya yang bewarna coklat mocca. Oh ya, dia memakai jelana bewarna hitam dan sepatu bewarna hitam dengan corak putih.

Dengan cepat dia akhirnya selesai dan berjalan keluar dari kamarnya. Tidak lama kemudian dia balik lagi kekamarnya dan berdiri dihadapan cermin, memperhatikan muka dan rambutnya yang acak-acakan.

"Kenapa jadi cewek serepot ini sih!" desisnya. Dia langsung menyambar cream wajah dan mengoleskan kewajahnya. Dia tidak suka memakai make up. Dia hanya memakai monsturizer dan sunblock. Lalu dia menyisir rambutnya dan mengucirnya.

Dia berdiri dan berpikir sejenak dihadapan cermin yang tingginya sama seperti dia. "Kayak ada yang kurang. Oh iya! Masker, pikun!" Diapun langsung menyadari sesuatu dan mencari masker yang telah dicuci dilemarinya. Mesker bewarna hitam. Dia tidak akan membiarkan dunia tahu wajahnya. Ya, yang hanya tahu bagaimana wajahnya cuman keluarganya dan kedua sahabatnya. Emm, mungkin juga keluarga kedua sahabatnya?

Dia lalu bergegas turun sambil menenteng tas kankennya dan memegang kunci mobil.

"Hayo.... Mau kemana? Udah punya pacar kamu?" tanya Kak Tony yang baru menonton tv diruang keluarga bersama Dion.

Aku tidak menjawab pertanyaan Kak Tony. "Kak, STNK?" kataku sambil menyodorkan tanganku kehadapan Kak Andry. Yah, umurku belum 17 tahun dan STNK mobil yang dibelikan untukku disimpan oleh Kak Andry.

"Mau kemana? Hari sabtu gini," kata Kak Andry.

"Mau ketemu Ava sama Alyssa," bohong Elina. "Kan hanya mereka yang mau berteman denganku," Elina menatap tajam ke arah Kak Andry. Bukan, bukan maksutnya Elina tidak mempunyai teman selain mereka berdua. Tapi hanya mereka yang sangat sering mengajaknya keluar. Karena jika ada orang yang mengajak Elina keluar selain Ava dan Alyssa, bisa dipastikan orang itu akan tertahan selama beberapa jam dirumah Elina karena diintrogasi oleh kakaknya.

GHOST : dan regnum metallumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang