p y a t n a d t s a t

119K 8.5K 1.6K
                                    

Aiden tengah berbaring di sofa ruang tengah sambil memainkan rubiknya. Lelaki itu sangat menyukai rubik, namun makin lama bosan karena dia dapat dengan mudah menyesuaikan warnanya.

"Aiden!" Teriakan yang di nanti-nanti akhirnya terdengar juga, Aiden langsung tersenyum jahil, dia ingin tertawa namun berusaha untuk menahannya.

"Maksud kamu apa?!" Alody mendekati Aiden yang masih sibuk mengutak-atik rubiknya.

"Aku tidak suka!" Ucapnya dengan kesal, benar-benar kesal hingga rasanya Alody ingin menjambak rambut Aiden yang mulai memanjang itu.

"What baby?" Tanya Aiden dengan sangat lembut. "Kamu jangan pura-pura tidak tau ya!" Jawab Alody dengan cepat, wajahnya memerah menyiratkan emosi.

"Kan aku udah peringatkan. Kenapa nggak di dengar, hmm?" Tanya Aiden menatap Alody dengan wajah tidak bersalahnya.

"Aku ingin pulang!" Ucap Alody sambil menghentakkan kakinya di lantai seperti anak kecil.

Alody kesal sekali dengan Aiden. Tadi ketika dirinya mengurung diri sejak pulang sekolah hingga sore hari, akhirnya Alody keluar dari kamar lengkap dengan koper di tangannya. Benar-benar sudah siap untuk pulang ke Moskow karena dia sudah merengek minta di jemput oleh pesawat Daddy nya di airport. Tidak mau memakai pesawat milik keluarga Aiden, karena sudah pasti lelaki itu tidak memperbolehkannya untuk pulang ke Moskow.

Aiden melarangnya hingga marah-marah dan Alody yang keras kepala itu tetap ingin pulang. Akhirnya Aiden membiarkan gadis itu pergi di antar oleh Bastian dengan marah-marah pula, tidak ikhlas.

Namun ketika Alody sampai di airport, Troy asisten pribadi Daddy nya mengabari bahwa Aiden melarangnya untuk menjemput Alody. Alody sudah ingin menangis saat itu karna dirinya juga sudah sampai, akhirnya Alody meminta Bastian untuk memesankannya tiket pesawat. Bastian tidak mau karena takut kepada Aiden, sedangkan jika Alody sendiri yang memesan, dia tidak mengerti sama sekali.

Akhirnya dengan segenap emosi yang menyelimuti dirinya, Alody meminta Bastian untuk pulang lagi ke rumah mewah yang terdapat Aiden di dalamnya.

"Aku udah minta maaf baby, udah dong jangan marah lagi, ya?" Pinta Aiden namun langsung mendapat tatapan sinis dari Alody.

"Aku tidak akan mau maafkan kamu!" Jawab Alody dengan galak, kemudian gadis itu berjalan meninggalkan Aiden yang langsung mengejar langkahnya.

"Aku harus apa biar bisa di maafkan, hmm?" Tanya Aiden membalap langkah Alody hingga kini dia berjalan mundur sambil menatap Alody yang terus berjalan di depannya.

"Membiarkan ku pulang." Jawab Alody dengan cepat.

"Nggak akan. Waktu itu kamu yang merengek minta ke Indo. Sekarang udah aku izinin kamu malah minta pulang. Nggak semudah itu baby,"

"Kalau aku tau kamu di sini selingkuh. Aku tidak akan mau datang ke sini. Lebih baik aku selingkuh juga di sana!"

"Watch your mouth!" Sentak Aiden dengan galak, mata lelaki itu melotot seperti baru saja mendengar hal yang sangat aneh. Langkahnya langsung berhenti membuat Alody juga ikut berhenti.

"You're mine, Edeline. Jangan pernah lakuin itu, atau aku akan mengurung kamu selamanya bersamaku." Ucap Aiden dengan pelan, membuat suasana di sekitar Alody tiba-tiba mencekam.

Aiden kalau sifat posesifnya sudah keluar akan sangat menyeramkan.

Alody mengerjabkan matanya dengan lucu kemudian berjalan kesamping dan menabrak bahu Aiden, "Jangan ganggu aku. Aku tidak mau bertemu kamu." Ujarnya kemudian berjalan dengan cepat menuju lorong yang akan mengantarnya ke lift.

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang