t r i d t s a t

108K 7.1K 1.1K
                                    

Forever Mine
Bagian : 30

🌻•🌻•🌻

Lorong rumah sakit itu terasa sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lorong rumah sakit itu terasa sunyi. Dingin sekaligus sepi. Beberapa perawat terlihat berlalu lalang untuk memeriksa keadaan pasien. Langkah kaki lelaki itu terus berjalan dengan tatapan mata dingin tanpa ekspresi.

Ruangan VVIP itu sudah berada di hadapannya namun dia enggan untuk membuka, matanya hanya mengawasi seseorang yang terbaring lemah di dalam sana dengan alat-alat penopang hidupnya melalui kaca.

Tangannya mengepal dan tatapan dinginnya berganti dengan tatapan dendam. "Hei!" Kepalanya langsung menoleh, di lihatnya wanita paruh baya yang terlihat sangat sedih sekaligus letih di wajahnya yang cantik.

"Baru sampai?" Tanya wanita itu, dia hanya hanya mengangguk mengiyakan. Wanita itu kemudian membuka pintu ruangan "Tidak masuk?" Tanyanya lagi. Dia menjawab dengan gelengan, lalu wanita itu tersenyum dan meninggalkannya yang masih berdiri kaku mengawasi seseorang di dalam sana.

"Let's start this game."

•••

Ruangan kerja Maxime mendadak jadi tempat sidang. Aiden yang berperan menjadi tersangka hanya duduk tenang dengan wajah tidak perdulinya sambil mengunyah permen karet. Berbeda dengan Evans yang tatapannya bahkan terlihat sekali ingin memakan Aiden hidup-hidup.

Pintu ruangan kemudian terbuka dengan lebar. Yang di tunggu sedari tadi akhirnya datang.

"Apa lagi Aiden?" Aiden menaikan sebelah alisnya.

"Masalah apa lagi yang kamu buat?!" William menggeram, urat di pelipisnya bahkan sampai terlihat, dia berusaha payah menahan emosinya.

"Tenang, Will. Duduk dulu." Maxime berujar santai walau ketegangan terlihat jelas di wajahnya. William menghela napasnya kemudian menuruti, dia duduk di samping Aiden dan berhadapan dengan Evans.

"Saya sedang buru-buru. Langsung ke intinya saja, Evans."

"Saya mau Aiden di penjarakan." William menghembuskan napasnya. "Saya akan bertanggung jawab untuk pengobatan Axel."

"Anda pikir saya tidak mampu?!" Suara Evans langsung naik, tersinggung dengan perkataan William.

"Lalu anda pikir saya akan membiarkan anak saya di penjarakan?"

Evans diam menatap William dengan wajah sinis nya. "Saya akan mengurus semuanya. Kita akan bertemu di pengadilan." William menganggukan kepalanya, "Silahkan kalau anda ingin berurusan dengan hukum. Saya jelas tidak akan mempermudah itu semua. Memutar balikkan fakta bukan hal yang sulit bagi saya." William tersenyum sedangkan emosi Evans semakin menjadi-jadi.

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang