d v a d t s a t

108K 7.8K 707
                                    

Alody turun dari mobil dengan tubuh yang masih bergetar, dia benar-benar ketakutan melihat kelakuan Aiden barusan. Dirinya tahu Aiden memang sangat sadis jika menyangkut hal tentangnya, namun biasanya tunangannya itu tidak menunjukannya langsung di depannya.

Kekalutan Aiden hari ini melihat luka di tubuhnya di tambah dengan kenekatannya mengikuti Cheers mungkin yang membuat amarah Aiden tidak bisa terkontrol.

"Bibi Sera!" Alody bisa mendengar teriakan Aiden di dalam sana. Lelaki itu meninggalkannya di dalam mobil dengan pintu yang di tutup dengan kencang tadi.

"Ada apa Tuan?" Alody sudah bisa melihat Bibi Sera yang sedikit berlari menghampiri Aiden.

"Mandikan Alody. Obati lukanya, jangan sampai meninggalkan bekas." Ujarnya, kemudian dia berjalan ke lorong untuk menaiki lift. Meninggalkan Alody yang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ada apa Nona?"

"Hiks.." Kedua tangan Alody menutupi wajahnya. Dia menangis, tidak suka Aiden seperti ini.

"Sini Bibi bantu mandikan." Ujar Bibi Sera ketika Alody tidak menjawabnya dan tetap menangis. "Mari Non," Ujarnya lagi sambil meraih tangan Alody yang menutupi wajah gadis itu.

Alody masih sesenggukan ketika Bibi Sera menuntunnya keluar dari dalam lift. "Non Alody kakinya sakit?" Tanya Bibi Sera ketika menyadari cara berjalan Alody yang di seret, gadis itu hanya menggeleng sambil terus menangis.

Bibi Sera berjalan melewati kamar Alody tanpa gadis itu sadari. Ketika terdengar suara ketukan pintu dari Bibi Sera barulah dia menyadari bahwa kepala pelayan Mansion itu membawanya ke kamar Aiden.

✨✨✨

Aiden membuka kemeja putihnya dengan asal menyisakan kaus hitam di tubuhnya. Lelaki itu mengambil ponselnya untuk menghubungi Max bahwa Alody akan pulang ke Moskow, dia meminta Troy untuk menunggui Alody di bandara Moskow karena Bastian tidak bisa mengantar sampai di kediamannya.

"Enggak. Aiden enggak ikut." Ucap Aiden menjawab pertanyaan Max di sebrang sana menggunakan bahasa Rusia yang di kuasainya juga.

"Kalian bertengkar kan?" Tanya Max lagi. "Sudahlah, Aiden matikan. Malam ini Alody berangkat." Balas Aiden tanpa menjawab pertanyaan Max.

Max terkekeh di sebrang sana. "Yasudah, Daddy tunggu. Kan memang itu yang Daddy inginkan." Aiden hanya mendengus kemudian mematikan sambungan tersebut.

Daddynya Alody itu sangat dekat dengannya. Berbeda dengan Daddy kandungnya sendiri yang lebih kaku, Max justru lebih hangat. Mungkin karena terbiasa seperti itu jika bersama dengan Alody, putrinya yang sangat manja itu.

Aiden mendongakkan kepalanya ketika ketukan terdengar kemudian pintu yang terbuka. Bibi Sera di sana bersama dengan Alody di belakangnya dengan wajah yang menunduk.

"Permisi Tuan." Ujar Bibi Sera, kemudian wanita paruh baya itu menggeser tubuhnya kesamping untuk menuntun Alody yang sedari tadi menunduk.

"Kaki kenapa?" Tanya Aiden dengan datar. Tatapannya mengawasi Alody dan baru menyadari gadis itu menyeret kakinya.

Kedua perempuan itu berhenti. "Sepertinya terkilir Tuan, biar saya lihat nanti." Jawabnya ketika Alody hanya diam.

Aiden tidak menjawab dan membiarkan Bibi Sera membawa Alody ke dalam kamar mandi, tatapannya masih mengawasi gadis itu hingga hilang di balik pintu kamar mandi.

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang