v o s e m n a d t s a t

111K 7.2K 829
                                    

Aiden tengah memainkan rubiknya sambil tiduran di dalam kamar. Sehabis kejadian di kolam renang tadi dirinya langsung memaksa Alody untuk menyudahinya, gadis itu merengek tidak terima namun segera naik ke atas dan berlari ketika Aiden memelototinya dengan galak.

Deringan ketiga dari ponsel Aiden berbunyi, lelaki itu langsung menjawabnya dengan malas, sebelah tangannya masih memainkan rubik.

"Halo?" Aiden baru akan menjawab namun seseorang menyerobotnya dari sebrang sana. "Den! Sini lo ikut jenguk Manda." Suara Raza berteriak membuat Aiden mendengus.

"Males. Lo aja." Jawabnya dengan cuek.

"Ah parah lo. Gebetan lagi sakit bukannya di jenguk."

"Goblok! Bacot lo jaga." Sentak Aiden. Matanya melirik pintu kamar mandi yang terbuka. Wangi harum bunga langsung masuk ke indera penciumannya.

"Serius Den, enggak kasihan apa lo?" Kali ini Alvino sebagai pemilik nomor yang berbicara.

"Enggak." Jawab Aiden. Kemudian dia langsung mematikan sambungan tersebut tanpa menunggu jawaban lagi.

"Siapa?" Tanya Alody yang sedari tadi mendengar pembicaraan Aiden. "Alvino." Aiden menjawab sambil tangannya merentang, meminta Alody untuk menghampirinya.

"Teman di sekolah?" Tanya Alody sambil duduk di perut Aiden. Aiden bergumam sebagai jawabannya, kedua tangan lelaki itu mengelus pinggang Alody.

"Mereka tidak suka aku ya?" Aiden langsung mengerutkan keningnya. "Maksud kamu?" Tanyanya. Wajah Alody murung seketika.

"Hei, what's wrong baby?" Aiden berujar lembut, sebelah tangannya terangkat untuk mengelus pipi dingin Alody.

"No. Tidak jadi." Jawabnya sambil tersenyum riang, membuat Aiden mengerutkan keningnya.

"Tell me." Ujar Aiden dengan raut datarnya. Biasanya Alody langsung takut kalau Aiden sudah menampilkan wajah seperti itu, apalagi kalau matanya melotot dengan galak.

"Tidak Aiden, tidak jadi."

"Alody." Alody langsung menghembuskan napas beratnya.

"Orang-orang di sekolah tidak suka aku kan?" Alody memperhatikan wajah Aiden, "Aku tidak baik ya?" Lanjutnya lagi.

"Kamu baik baby, makanya aku jatuh cinta." Ucap Aiden, "Kenapa kamu tanya seperti itu?" Alody terdiam,
"Kamu tidak perlu khawatir, aku orang pertama yang akan melukai mereka kalau kamu terluka." Aiden mengelus pipi Alody, ada kegelisahan di mata gadisnya itu.

"Jangan sedih. Aku enggak suka." Ujar Aiden lagi, Alody mengangguk sambil tersenyum kemudian merendahkan tubuhnya untuk memeluk Aiden yang berada di bawahnya.

"Aku beruntung punya kamu, Aiden." Aiden tersenyum, bibirnya mengecup kepala Alody sedangkan tangannya mengeratkan pelukan pada tubuh Alody di atasnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang