c h e t y r e

162K 10.2K 539
                                    

"Lo asli mana, sih?" Semua anak di kelas mengelilingi Alody ketika guru sudah keluar karena jam istirahat sudah berbunyi.

Alody bingung karena tidak pernah mengalami hal seperti ini, di kerubungi orang-orang dengan tatapan penasaran nya.

"Jawab dong, sombong banget!" Seseorang menyeletuk karena Alody hanya diam saja. Yang lain mengangguk membenarkan, Alody sombong.

"Rusia." Alody akhirnya membuka suara yang kental sekali dengan logat Rusia nya, membuat orang-orang yang mengelilingi nya mengangguk puas.

"Nama lo siapa?" Seseorang mewakili pertanyaan yang lain, karna sesungguhnya pertanyaan itulah yang sedari tadi ditunggu, terlebih oleh murid laki-laki.

"Alody?" Serentak semua orang yang mengelilingi Alody menoleh ke arah pintu, mata nya sontak melebar melihat seorang Aiden. Kaka kelas nya yang sombong memasuki kelas sebelas. Untuk apa?

Aiden yang melihat segerombolan orang mengelilingi sesuatu  mengerutkan keningnya.

"Ngapain?" Tanya Aiden dengan suara berat dan datar nya itu, membuat adik kelas nya tidak ada yang berani menjawab, masih terlalu kaget.

Aiden semakin mengerutkan keningnya ketika melihat Alody yang berusaha melihat ke arah nya namun sulit karena terhalang segerombolan murid itu, "Kenapa di kerubungin?" Aiden berjalan ke arah kursi yang berada di barisan kedua dari depan, menengahi kerubungan itu yang reflek memberikan Aiden jalan.

Alody yang melihat kedatangan Aiden langsung tersenyum senang, gadis itu berdiri dari kursinya lalu meletakkan kedua tangan nya di bahu kekar Aiden untuk bisa mengecup singkat bibir pemuda itu, membuat murid yang masih mengelilingi nya terpekik tertahan. Aiden diam saja dan memaklumi, Alody tinggal bertahun-tahun di Negara luar sana, jadi gadis itu terbiasa melakukan hal seperti ini di tempat umum. Bahkan di depan kedua orang tua nya pun Alody dan Aiden sering melakukan kissing, dah itu semua merupakan hal yang biasa saja.

"Panas?" Alody mengangguk membuat murid yang mulai tersadar dari rasa terkejut nya mulai terkejut lagi. Kelas berkali lipat lebih dingin dari biasa nya dan hampir membuat seisi kelas seperti mati rasa, namun gadis yang sedari tadi mereka interogasi merasa kepanasan.

Aiden mengusap dahi Alody yang basah, "Pada ngapain?" Tanya nya namun tatapan nya masih fokus pada Alody, mereka yang tahu maksud pertanyaan Aiden langsung bubar dengan tergesa untuk keluar dari kelas dan tidak sabar untuk menceritakan kejadian barusan.

"Mereka ngapain?" Kali ini hanya Aiden dan Alody yang berada di kelas.
"Tanya-tanya," Jawab Alody singkat, mata coklat gadis itu fokus mengarah pada netra hitam milik Aiden. Lelaki itu hanya diam tanpa menjawab lagi, tangan nya masih mengelap dahi Alody.

"Mau makan apa hari ini?" Akhirnya tatapan Alody di balas oleh Aiden, membuat gadis itu tersenyum lalu memeluk pinggang Aiden dan menaruh kepala nya di dada Aiden.

"Apa saja." Aiden mengangguk paham lalu mengurai pelukan Alody, melihat wajah Alody dengan intens lalu tersenyum dan mendaratkan bibir nya di atas bibir Alody.

"Makan di ruangan Uncle Arion aja, ya?" Alody mendesah pasrah.

✨✨✨

Alody tersenyum sambil menusuk-nusuk pipi Aiden yang wajah nya sebal itu. Tadi, di ruangan Uncle Arion, Alody meminta untuk makan di kantin sekolah ini, tidak jadi pasrah atas perintah Aiden dan meminta bantuan Uncle Arion yang baik hati itu. Alody ingin merasakan makan di tempat umum yang ramai orang. Bukan tempat umum yang sudah di booking untuk nya dan Aiden saja atau dengan keluarga nya saja ketika dia meminta untuk makan di luar Mansion, di Rusia sana.

"Kali ini aja." Jawab Aiden ketika Alody tetap memaksa nya dan tidak mau memakan makanan yang sudah di bawakan oleh Bastian.

"Yasudah tidak jadi!" Alody menghentikan langkahnya ketika wajah Aiden masih terlihat sebal.

"Kenapa?" Tanya nya menatap Alody.

"Kamu tidak rela!" Aiden hampir tertawa mendengar bahasa Alody yang terlalu kaku dengan logat Rusia nya. Rela maksud Alody itu ikhlas, Gadis itu masih sedikit bingung untuk memilih kosa kata ketika berbicara bahasa Indonesia.

"Aku rela, ayo!" Aiden merapatkan pelukan nya pada pinggang Alody dan melanjutkan langkahnya ke arah kantin, membuat gadis itu tersenyum diam-diam.

Sepanjang Alody berjalan bersama Aiden sejak keluar dari kelas nya tadi, Alody menyadari tatapan yang terus berpusat padanya. Gadis itu mencoba maklum karena mungkin dia adalah anak baru. Namun ketika mereka mulai menyebut nama Aiden dengan berbisik-bisik, Alody mulai tidak nyaman.

"Mau makan apa?" Kedua nya sudah duduk di kursi kantin, dan Aiden memilih untuk duduk di kursi yang paling pojok, lalu menghadap kan dirinya ke tembok, menghalagi pandangan Alody yang melihat depan, Aiden tidak ingin membuat mereka menatap Alody dengan leluasa. Aiden tidak suka.

"Kulebyaka?" Alody bertanya dengan ragu. Roti dengan isian nasi, hati ikan, daun dill, salmon dan masih banyak isian nya lagi itu merupakan makanan kesukaan Alody.

"Nggak ada sayang," Aiden terkekeh, di kantin ini tidak ada roti dengan pembuatan yang sulit itu.

"Nanti di Mansion minta di buatkan, ya. Sekarang makan steak dulu, mau?" Aiden bertanya lembut sekali, membuat Alody tersenyum lalu mengangguk dengan semangat.

Aiden menelfon Bastian untuk memesankan kan nya untuk Alody dan diri nya, lelaki itu enggan meninggalkan Alody di kursi ini sendirian.

Orang-orang menatapi nya dengan penasaran. "Itu siapa sih, kok gue baru liat?" Tanya seseorang dari segerombolan gadis yang membentuk sebuah Gang.

"Adik nya Kak Aiden kali ya? Sama-sama bule gitu." Di jawab oleh teman nya yang menatap kagum kakak beradik itu, keluarga yang indah sekali untuk di pandang wujudnya.

"Kayak nya bukan deh, gue denger dari anak kelas sebelas yang sekelas sama anak baru itu, mereka ciuman."
Gang kelas sepuluh yang berisikan lima orang itu melotot kaget.

"Demi apa lo? Berarti bukan adiknya dong?!" Tanya nya shok.

"Eh gila banget, siapa yang cium duluan?"

"Katanya cewek itu,"

"Amanda harus tau ini mah! Gila-gila, belum jadian udah ketikung!" Yang lain mengangguk membenarkan, kasihan sekali teman nya. Belum dapat sudah patah hati.

To be continued

Gimana dengan Forever Mine?
Suka tidak?

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang