d v a d s t a t d v a

106K 8K 856
                                    

Aiden berjalan sambil menunduk mengetikkan sesuatu di layar ponsel pintarnya, sedangkan Bibi Sera mengikutinya di belakang sambil membawa tasnya karena saat ini Aiden baru saja pulang dari sekolah.

Alisnya langsung terpaut ketika membaca pesan dari Travera, pengawal perempuan satu-satunya di Mansion Max yang berada di Moskow. Perempuan berusia tiga puluhan itu memberitahunya bahwa sejak tiga jam yang lalu setelah mendarat di Moskow Alody mengalami demam tinggi hingga membuatnya hampir saja pingsan.

Dengan cepat Aiden menelpon Travera dan membentaknya.
"Kenapa baru kasih tau gue?!" Ujar Aiden dengan emosi, melupakan bahasa Rusianya membuat Travera kebingungan di sana.

Aiden berdecak kemudian mengulangi lagi pertanyaannya dengan bahasa Rusia.
"Maaf Tuan. Nona Alody yang melarangnya, dan sekarang dia tidak mau makan makanya saya nekat memberitahu Tuan." Jelas Travera di sebrang sana dengan bahasa Rusianya yang sangat kental.

Aiden menghembuskan napas lelahnya. "Daddy ada?" Tanyanya sambil duduk di sofa ruang tamu dengan sebelah tangan yang melepas kancing kemeja sekolahnya.

"Sedang menghadiri konferensi pers."

"Kasih Alody." Hening di dalam telepon hingga akhirnya Aiden bisa mendengar dengan samar suara Alody di sebrang sana.

"Apa?" Tanya Alody dengan suara yang terdengar serak. "Kenapa sakit?" Alody terdiam bingung menjawabnya.

"Bukannya aku bilang tidak boleh sakit?" Tanyanya lagi. Aiden selalu menuntut Alody, padahal sakit itu tidak bisa di cegah.

"Maaf." Jawab Alody dengan singkat dan terkesan jutek. Aiden menghembuskan napasnya. Lelaki itu paham Alody marah akibat di pulangkan ke Moskow, namun dia hanya membiarkannya, tidak berniat untuk meminta maaf karena menurutnya ini juga sebab Alody yang keras kepala.

"Sekarang makan. Setelah itu George akan datang."

"George sudah datang tadi." George adalah dokter yang rutin memeriksa kesehatan keluarga Max setiap satu bulan sekali.

"Kalau gitu sekarang makan." Hening sesaat, "Iya, nanti." Jawab Alody kemudian. Aiden diam, kemudian tangannya meraih Tab yang berada di sebelahnya. Mengotak-atiknya sebentar, "Angkat. Kembalikan ponsel ini ke Travera." Ujarnya. Tanpa ada jawaban lagi panggilan tersebut langsung di matikan kemudian selang beberapa detik panggilan video di Tabnya di jawab oleh Alody.

Keduanya saling bertatapan, Alody memasang wajah datarnya sama seperti Aiden. Hingga akhirnya Alody memutuskan tatapan mereka, mata gadis itu bergerak menghindari tatapan Aiden membuat lelaki itu yang menyadarinya langsung tersenyum miring.

"Cantik." Alody mendengarnya namun lebih memilih untuk mengabaikan, dia masih kesal dengan Aiden. "Makan, baby." Ujar Aiden lagi dengan lembut.

"Nanti." Jawab Alody. "Sekarang. Aku lihat." Balas Aiden lagi, di sebrang sana Alody berdecak ketika menoleh ke samping melihat pelayan sudah membawakan meja dorong yang di atasnya terdapat berbagai macam makanan.

Dengan malas Alody turun dari tempat tidur yang di atasnya terdapat kelambu berwarna ungu, warna kesukaannya. Gadis itu melangkah untuk duduk di sofa dimana pelayan tersebut masih menata makanannya.

"Setelah makan jangan lupa vitaminnya." Ujar Aiden ketika Alody mulai memakan makannya dan meletakkan ponselnya di meja, membiarkan Aiden menontonnya.

✨✨✨

Alody baru saja bangun dari tidur siangnya, gadis itu menuruni anak tangga yang melingkar di dalam Mansionnya. Keadaan sepi, orang tuanya belum pulang dari acara Konferensi Pers tadi pagi, mereka bahkan belum bertemu sejak Alody mendarat.

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang