Bab 2 - Siapa kamu?

33 10 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Entah siapa kamu, darimana asalmu,dan siapa dirimu sebenarnya. Rasa ini akan terus tumbuh di dalam benakku.

ᵒDi dalam doaᵒ

Di hari pertama Sasa gagal mengetahui lebih dalam tentang Amar . Kini ia berharap agar sahabatnya itu mau menceritakan semuanya tentang Amar , agar Sasa dapat mengenal Amar lebih dalam.

“Sya, lanjutin cerita kamu yang kemarin dong!” pinta Sasa dengan penuh antusias.

“Cerita yang mana Sa?” tanya Nasya yang pura-pura lupa.

“Yang kemarin itu loh, yang tentang Amar.” Sasa menjawab dengan rasa tidak sabar.

“Semangat banget bahasnya, jangan-jangan kamu suka ya sama Amar?”

“Enggak.” jawabku singkat, padat dan jelas

“Yaudah aku cerita, kemarin aku denger pas lagi di kantin ada yang ngomong tentang Amar. Katanya, Amar itu anak kaya tapi kasihan hidupnya cuma sama ibu dan pembantunya. Ayahnya meninggal karena kecelakaan, dan na’asnya kini ibunya terkena serangan jantung dan harus segera mendapatkan transplantasi jantung. Orang yang mau ngasih jantungnya buat ibunya bakal dikasih uang yang banyak banget. Katanya sih gitu, selebihnya aku ngga tau.” cerita Nasya begitu panjang lebar dan sangat cepat hingga  Sasa sedikit kurang memahaminya.

“Inalillahi, kasihan banget kehidupan Amar.”

“Ngapain dikasihani, kan dia anak orang kaya.” kata-kata Nasya membuat Sasa bingung. Kenapa Nasya bisa mengatakan seperti itu.

“Semua itu bakal percuma Sya, kalau ibunya sakit dan butuh donor jantung. Uangnya bakal habis dengan sendirinya untuk berobat, terapi, bahkan membayar orang yang mau mendonorkan jantungnya.”

🍁🍁🍁

‘Nggak ngira, orang yang aku anggep ramah, baik, dan ceria ternyata memiliki kehidupan yang sangat disayangkan. Bagaimana bisa ia mampu melewati hari-harinya seperti ini. Bersyukur lah, walaupun kehidupan tidak sekaya Amar, tetapi aku masih diberi ibu yang sehat dan menyayangiku.

“Kamu lagi mikirin apa?” pertaanyaan itu mampu membuyarkan lamunan Sasa.

“Astagfirullah bikin kaget aja, nggak lagi mikirin apa-apa”

“Oh yaudah, eh nanti pas istirahat kamu mau ke masjid lagi nggak? Soalnya saya pengen kesana.”

“Enggak, saya lagi halangan. Bukannya kamu udah tau tempatnya?” Tanya Sasa untuk memastikan apa Amar sudah lupa atau amnesia.

“Iya sih, tapi saya pengennya kamu nemenin saya biar ada temennya gitu.” Kalimat itu mampu membuat jantung Sasa berdetak dengan kencang untuk kesekian kalinya.

“Kenapa harus aku? Masih ada teman laki-laki disini kan?” Mungkin kalimat tanya Sasa sedikit membuat Amar kebingungan.

“Saya di kelas ini tidak mempunyai teman kecuali kamu.”

Kecuali kamu, kata itu kini menancap di dalam hati Sasa. Entah apa lagi yang Allah rencanakan untuk Amar dan Sasa.

🍁🍁🍁

Kini pelajaran dimulai, Sasa harus fokus dengan pelajaran yang dijelasin sama ibu guru. Pelajaran jam pertama adalah matematika sungguh pelajaran yang tidak Sasa sukai.

‘Pagi-pagi udah dikasih sarapan sama bilangan angka. Batin Sasa

“Baik anak-anak, kali ini kita akan membahas tentang soal-soal matematika.” kata pertama yang diucapkan Bu Ani--guru matematika dengan sangat semangat.

Di dalam doaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang