berangkat

23 1 2
                                    

Dhesta berdiri didepan gerbang sekolah dengan wajah datar,disebelahnya ada Pak Harry yang mengawasi (menemani) nya menunggu Riza.

"wajah nya jangan sepet lah kak nanti cowoknya lari lho."ujar Pak Harry.

"kak senyum gitu lho kayak anak kecil aja ngambek ngambek gitu."

"anak bapak aja si Thalia nggak pernah ngambek kayak gitu."

"nanti cowoknya kakak lari lho takut liat wajah kakak."

Dhesta masih masang wajah sepet,sambil nunduk megang tas hitamnya ngeliatin sepatu sambil ngitung udara.

"nanti Bang Gilangnya lari lho-"

"AAAAA BAPAAAAK!!!"

Dhesta nutup wajahnya yang merah pake tasnya sambil jongkok,Pak Harry ketawa nista ngeliat reaksi lebay muridnya tersebut.

"senyum lah kak nanti Bang Gilang ilfiil lho sama kakak."goda Pak Harry lagi.

"BAPAAAAAAAAAK!!!"Dhesta semakin menenggelamkan wajahnya pada tasnya,kesal pada Pak Harry yang mengejeknya menggunakan embel embel Gilang.

"ih bapak lho sakit hati saya bahas Gilang tu.."cicit Dhesta tanpa mengangkat wajahnya yang masih panas.

"kenapa emangnya? masih muda aja kok kalian."

"tadi dia bikin saya kesal jadi saya tadi ngebentak dia."ucap Dhesta.

"oh terus?"tanya Pak Harry.

"nanti kalau dia makin nggak suka sama saya gimana?"balas Dhesta.

"ya deritamu lah."jawab Pak Harry sambil nyengir.

'ganteng masyaallah tapi ngeselin.'-Dhestanista

"BAP-"

Tin Tin!

sebuah Mobil Silver mulai terlihat didepan sana. Dhesta masih berjongkok menahan emosinya yang belum stabil.

"tu cowok kakak udah datang,hati hati disana ya... jangan aneh aneh. jaga sikapmu,sopan sopan disana. kakak cuman dikawani sama Riza lho nanti si Angel nyusul kakak sama Nova tapi agak siangan dikit nggak apa ya kak?"ujar Pak Harry

Dhesta ngangguk masih setia sama posisi jongkoknya ngebuat Pak Harry cuman bisa geleng geleng kepala.

mobil Silver itu udah berhenti tepat didepan mereka,Riza keluar dari kursi kemudi kemudian menghampiri kedua murid dan guru tersebut.

"selamat pagi pak,Dhisnu kenapa pak? nggak enak badan?"tanya Riza yang udah berdiri didepan pak Harry.

guru tampan itu menggeleng dengan wajah meledek sambil melirik muridnya yang masih ngitungin debu.

"nggak tau tuh,galau anaknya. coba tanyaiin gih."ucap Pak Harry.

Riza mengangguk,mensejajarkan dirinya dengan Dhesta yang masih menenggelamkan wajahnya.

"kamu sakit?"

deg.

Dhesta merasa jantungnya berhenti mendadak,Riza mendadak lembut padanya! apa karena ada Pak Harry ya? Dhesta mengangkat wajahnya,menggeleng singkat.

wajah tampan Riza yang ada dihadapannya membuat Dhesta membeku,gadis itu menoleh pada Pak Harry yang tersenyum menatap mereka.

"Apa? mau apa lagi? berangkat sana gih nanti telat."usir Pak Harry,pria dewasa itu menepuk pelan bahu Riza sambil berjalan masuk kedalam sekolah meninggalkan kedua remaja itu yang masih betah diposisi awal mereka.

"kita berangkat?"tanya Riza mengelus surai hitam Dhesta dengan pelan.

Dhesta merasa pipinya memanas,nggak ada cowok yang selembut ini sama dia sebelumnya!

savage peopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang