1

27 0 0
                                    

Hai warganet!
Salam damai penduduk bumi.

Ku harap kalian beserta keluarga senantiasa diberikan kesehatan selalu.

Hari ini seperti yang kita ketahui adalah hari pertama puasa. Tentunya badan terasa aneh karena kaget harus menahan lapar, haus, dan godaan lainnya. Andai tubuh ini bisa dikasih tahu secara verbal gitu ya.

Untuk yang sudah memulai menyusun kegiatan Ramadhan dengan segala aktivitas kerohanian nan produktif, aku mendoakan agar terlaksana ya. Sebaik-baiknya rencana emang yang paling baik adalah yang tercapai. Begitu orang bijak pernah berkata. Tentunya perkataan seperti itu bukan dariku.

aku jadi asal tulis saja di catatan ini.

Puasa sebenarnya memberi waktu istirahat tubuh. Menahan kita dari ketagihan nyemil di waktu tertentu. Mencegah kita mengisi perut yang terus menerus berkerja. Kalau melihat spesies hewan lain, seperti ular. Ular setelah menyantap hewan buruannya langsung puasa selama sekian hari.

Selain itu pada musim dingin, ada istilah hibernasi. Beruang dan beberapa hewan yang tinggalnya di area empat musim menahan lapar pada rentang waktu hampir beberapa bulan.

Rasanya manusia sebagai hewan yang berpikir dan sosyal modern hanya mau puasa kalau terpaksa saja ya. Terpaksa atau emang ada ketentuan yang mengharuskan. Seperti pada umat Islam saat ini begitu.

aduh aku ini bicara apa.

------

Hari ini aku diberikan mandat besar oleh sekolah. Mengisi buku kegiatan Ramadhan. Aku jadi takut karena yang aku tulis bisa jadi sebuah kebohongan. Misalnya untuk melaporkan aku sudah mengerjakan sholat ini itu.

Raga fisikku memang melakukan, tetapi terkadang alam pikiranku sedang ke pintu kemana saja.

Jadinya yang harus aku laporkan bagaimana. Memang ya meskipun setan sedang dikurung di bulan ini tetapi tetap saja masih ada godaan. Apa mungkin setan ini dikurung dalam diriku. Hoi, setan kenapa kamu warnanya hitam? Karena kamu suka ketan hitam. Astagah bicara apa aku ini.

Selain harus melaporkan beberapa hal. Ada beberapa ceramah yang harus dirangkumkan. Tetapi karena saat ini sedang #dirumahaja, aku jadi bisa tertolong dengan khutbah online.

Salah satu yang aku sedang tulis adalah dari Heraklitus. Meskipun engga langsung dari yang bersangkutan bicara tetapi aku ambil aja poin menariknya. Pak Heraklitus ini pernah bicara kalau masyarakat ini punya penyakit. Wah, penyakit seperti apa gerangan itu Pak?

Penyakit masyarakat adalah ketidakmauan untuk berpikir.

Masyarakat lebih suka nurut ke tokoh dengan pengikut (massa) yang besar, padahal jumlah yang banyak bukan berarti benar.

Ya ada benarnya Pak Heraklitus ini. Tajam serta menusuk kaldu. Untungnya aku jadi tersadar untuk lebih berpikir, menyaring banjirnya informasi digital, dan hiburan fana.

Sesaat setelah menuliskan rangkuman, aku hendak meminta tanda tangan pada beliau. Namun beliau pelit, tidak mau bagi-bagi autograf. "Dasar kalian manusia heu" ucapnya dengan kasar.

Buku Kegiatan Ramadhan KolpikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang