Puasa memberikan berbagai pelajaran. Selain aku jadi tahu kalau manusia yang sehat ternyata bisa menahan keinginan untuk makan minum selama kurang lebih 13 jam. Puasa mengajarkanku untuk memiliki perspektif yang berbeda. Sudut pandang apa itu?
Sebelum puasa, well, sebelum kita menjalani isolasi diri gitu, hampir di berbagai sudut entah sudut jalan ataupun sudut layar ponsel kita terdapat banyak foto atau post mengenai kuliner. Bukannya aku menolak akan hal itu. Tetapi kan, tidak selamanya kita harus terpapar keinginan untuk menjadi tertarik mengonsumsi begitu.
Maksudku, kita makan mungkin ada yang dua kali sehari, ada yang tiga kali sehari.
Setelah itu pasti tubuh kita juga engga perlu amat-amat. Maaf ya jadi kesannya aku seperti pukul rata ke seluruh umat manusia. Tapi ada hal lain yang mencoba mengisi posisi kenyangnya perut itu, yakni cemilan alias jajan.
Seberapa signifikan sih kita nyemil setiap hari. Hmm. Aku belum pernah mencari artikel yang berkaitan dengan hal tersebut tapi aku pernah dengar kalau misalnya tubuh ini mesin dan makanan minuman itu bensin. Mesin pun akan panas alias overworked bila harus disuruh memproses hal yang berlebihan.
Aduh, aku kok jadi sok tahu ya.
Padahal yang beginian juga tidak menjual di lingkungan Wattpad dimana semuanya diromantisiasi. Kehidupan sekolah. Pernikahan paksa. Punya pacar seorang yang kaya, alih-alih cuman tajir, dia bisa jadi seorang CEO muda. Apalagi hal klisenya ya? Aku bisa seharian menggerutu tentang roman picisan yang dibuat untuk membuat seseorang jadi mabuk kepayang.
Sekali lagi bukannya aku menolak. Aku juga sebetulnya bukan orang yang julid. Nantinya pun orang akan mencari bagian yang relate dengan dirinya. Entah di situs ini ataupun situs media sosial lain yang ternama. We people, thriving on finding something that connect us.
Entah dari demografi remaja putri yang menginginkan sesuatu ajaib hadir, layaknya Pangeran atau Ibu peri yang merubah menjadi gaun indah dan sepatu kaca. Maksudku, secara statistik orang yang tampan di kelasmu mungkin peluangnya 1:hitungan yang mungkin tidak akan dapat terkira. Belum lagi ketambahan trait atau karakter pintar, kaya, dan sikap bad boy.
Satu-satunya Bad Boy yang aku suka terang-terangan adalah Bad Boy nya Red Velvet. Sisanya bisa disimpulkan sendiri.
Tapi bicara demografi, aku seperti seakan diajak belajar begitu. Belajar tentang psikis perempuan dan hasil ribuan atau lebih generasi evolusi pada spesies manusia dengan gender tersebut. Yang aku garis bawahi adalah besarnya mereka membutuhkan dukungan emosional akan sesuatu. It appeals to their fantasy, I guess.
At this point, this becoming basically a rant lol. Sorry not sorry that I finish this day with my horrible way of writing in English. Bear with me.
I'm picking writing as a new hobby. Not because I got bored after all these years drawing etc. But to think about it, a story perhaps will stay long last. Like have you ever heard: you can kill me but you can't kill the ideas? Yeah, that kind.
But then I guess, we often got trapped. I would call it a rabbit hole or downright spiral torment. Like we have to work so hard that the brain is bleeding (well that's just a hyperbole).
I think, we just have to make something that associates and passionate about. We always taught that number and value is important. Some of us upset about it. But if one day, one of our stories getting popular. We sort of detached with our first purpose in this writing life. Now, it's not about enjoying, it's more like how do I get more readers. Or even how do I get better and more votes.
Doesn't it make us hypocrite in a way?
Bruh, why am I getting too philosophical over a work that people don't even see. Anyway, bless you all for coming to my story. Cya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Kegiatan Ramadhan Kolpik
De TodoDalam rangka menyambut bulan Ramadhan 1441H yang bertepatan pada tanggal 24 April 2020, penulis 'mencoba' mencurahkan isi kepalanya dalam cakupan catatan kecil. PS: Buku Kegiatan Ramadhan Kolpik akan diperbarui setiap harinya* *Memoar yang ada mung...