5. Syukur

46 4 1
                                    

I love my life, because my life adalah orang tuaku.
____________________

"Assalamualaikum" ucap Rey, memasuki ruang bk.

"Waallaikumsalam, duduk Rey" ucap bu Arini ramah.

Rey duduk dikursi yg pernah ia duduki sebelumnya. Kursi dimana jika kamu mendudukinya kamu akan merasa tak memiliki mulut untuk berbicara, dan hanya bisa menunduk.

"Ada apa ya bu?" Rey memberanikan diri untuk bertanya. Padahal ia tau bahwa dirinya bersalah.

"ini apa?" bu Arini mengeluarkan gelang dari kantong bajunya.

"Gelanglah bu, anak tk juga tau." Rey berusaha mengalihkan agar ia tidak merasa panik.

"REY IBU SERIUS" Suara bu Arini sedikit meninggi.

"Sama bu." Rey semakin membuat bu Arini emosi.

"Rey sudah cukup kamu berulah saat awal masuk smp, dan sekarang kamu berulah lagi. Siapa yang menyuruh kamu menjual gelang ini di sekolah? dengan mengumpat seperti itu?" bu Arini bangun dari duduknya dan mengambil foto seorang anak laki laki yang di tangkap polisi. Bu Arini memberikan foto itu kepada Rey, Rey hanya memperhatikan foto itu, sesekali menatap bu Arini.

"kamu lihat. Itu kakak kelas kamu,alumi disini. dia sekarang sudah lulus SMA tapi tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Ia memilih untuk kerja, tapi ya itu pekerjaannya, menjual narkoba. Kamu tau sendiri kalau narkoba itu benda terlarang, pastinya ia menjual dengan mengumpat umpat juga. Dan kamu menjual gelang dengan menyertakan nama sekolah tanpa izin dari sekolah, itu namanya ilegal bukan? dan barang ilegal adalah barang terlarang di sekolah ini. Jadi, apa bedanya kamu dengan dia?"

Jlebbb

"Jadi, gimana?" bu Arini kembali mengambil foto itu dari Rey, kemudian meletakannya kembali ditempat semula.

"Gimana apanya bu?" Rey menatap bu Arini.

"Apa yang ibu ucapkan benar bukan?"

"b..bb....benar bu"

"Jadi ibu minta kamu berhenti menjual gelang itu, kamu boleh kembali ke kelas lagi."

"Tapi orang tua saya ga di panggil kan bu?" 

"Tidak"

Rey menghembuskan nafasnya panjang. Hati nya berasa lega, tapi tidak dengan fikirannya. omongan bu Arini benar benar melekat di fikirannya.

Rey kembali ke kelas. di perjalanan menuju kelas ia terus menerus memikirkan apa yang bu Arini ucapkan. Sesekali juga ia memikirkan bagaimana cara ia berbicara kepada kakak kelas atau alumni nanti. Tapi dengan gampangnya ia melupakan itu semua saat memasuki kelas, karna ia melihat Malika.

buat apa gua takut buat bilang ke alumni, gua harus berani biar ga di tindas lagi. Batin Rey, ia tersenyum.

Malika terlihat asik berbincang dengan teman sebangkunya, sampai tidak sadar Rey sudah ada disampingnya.

Rey memegang pundak Malika. "Eh Rey, lu kenapa lagi dah?"

"Gelang"

"Ooohh, hari ini lu jadi nyamperin si Ardy anak ayam itu?, gua nemenin lu ajadah gua lebih ayam soalnya ehehhehe"

"Gajadi kayaknya, ntaran aja bsk sabtu ini libur"

"Oh iya tadi ada kakel kesini nyariin lu, katanya lu besok disuruh ikut supporteran"

"Supporteran apaan anjay?" Rey mengerutkan dahinya.

"Gatau gua juga, tanya aja ntar ke si bang Sat"

"okedeehhhh"

Rey tidak sempat istirahat, karna Rey cukup lama di ruang bk. Dan pelajaran setelah ini adalah pelajaran bahasa Indonesia. Pelajaran dimana Rey berasa di nina bobokan sehingga Rey mengantuk dan tidur.

____________________
-

amandasepti-


cie sahur di temenin Rey xixixi.

maapin ya chapter ini pendek bgt, tapi emg biasanya pendek jugasih, tapi ini lebih hehehe.

JANGAN LUPA BACA HeArt JUGA YA SAYANG HEHE, TIMAACI.

B R A TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang