4. Kedua Kalinya

58 4 4
                                    

Jangan takut jika belum dicoba.
_____________________


Hari yang di tunggu tiba. Hari ini untuk pertama kalinya Rey membawa rokok ke sekolah. Tidak tahu apa yang ada di fikirannya.

Hari ini juga ia mempunyai rencana untuk menemui Ardy. Sebenarnya Ardy adalah orang yang pernah membully Rey saat sekolah dasar. Jadi Rey ingin Ardy merasakan bertukar posisi. Ia yang di bully dan Rey yang membully. Keinginan yang sangat buruk.

Ardy ini adalah seseorang yang Aira suka. Ya, Aira sahabat Rey.

Rey selalu menjaga Aira, dan ia berjanji pada dirinya sendiri, siapapun yang menyakiti Aira, ia akan berhadapan dengan Rey. Karna Aira adalah sahabat perempuan Rey satu satunya. Dan Rey tidak mau melihat sahabat perempuannya itu menangis.

(Ada yg mau punya sahabat kaya Rey?)

Mungkin sedikit tidak masuk akal bagi kalian. Tapi memang seperti itu yang Rey lakukan. Termasuk kepada Malika.

Tapi menurut Rey, Malika harus mempunyai mental dan fisik yang kuat agar tidak di tindas seperti Rey dahulu. Jadi Rey membiarkan Malika mengurus masalahnya sendiri, dengan cara bertarung. Walau itu bukan cara yang dewasa.

Bagi Ardy, tetap saja Rey hanya anak kecil so pintar, yang ingin menjadi jagoan. Dan Rey ingin menunjukan kepada Ardy bahwa yang ia katakan itu tidak sesuai dengan faktanya.

____________________

Pagi pagi sekali, Rey sudah sampai di sekolah. Rey datang pagi karna ingin mencontek pr matematika terlebih dahulu. Rey sangat malas bila harus mendengar ocehan pak Deni.

Saat sampai sekolah, semua orang yang ia temui saat menuju ke kelas berkata.

"Tumben Rey dateng pagi?"
"Anjayy anak rajinn"
"Kesambet apaan lu?"
"Otw jadi anak rajin nih"

Ingin rasanya Rey membentak mereka semua, tapi 'masih pagi' alasannya.

Rey menyelesaikan tugasnya, kali ini ia mencontek milik Ditha.

Inilah nasib Rey jika pelajaran pak Deni, adalah pelajaran jam pertama.

Rey sudah selesai mengerjakan tugasnya. Hari ini Rey sangat bersyukur karna tiba tiba saja Ditha mau memberikan bukunya untuk Rey menyontek, mungkin saja Ditha sedang ada maunya.

Jam pelajaran dimulai. Rey mengeluarkan bukunya tanpa disuruh lagi oleh pa Deni.

Pa Deni mengelilingi kelas untuk melihat dan menilai tugas muridnya.

Kali ini pa Deni melihat tugas Rey.

"Noh kan pa, saya ngerjain pa" Rey sangat percaya diri.

"Tapi kok jawaban kamu sama kaya Ditha?" Tanya nya sambil membandingkan tugas Rey dengan tugas Ditha.

"Yaelah pa, kan jawabannya memang itu, mau gimanapun pasti sama hasilnya. Kan matematika ilmu pasti pak, bapak sendiri yg bilang begitu"

"Iya juga ya, yasudah kali ini kamu saya kasih nilai" pa Deni meninggalkan meja Rey.

Kasian ya, gampang bgt di begoinnya hahahhaha. batin Rey.

Jam istirahat tinggal setengah menit lagi. Rey ingin menjalankan aksinya yang baru. Rey meminta izin untuk ke toilet, dan pa Deni mengizinkan.

Saat Rey ingin keluar kelas tiba tiba ada murid kelas lain yang menghampirinya.

"Rey, lu dipanggil bk" ucapnya sambil memberi selembar kertas bertuliskan 'Rey Hellion 7Z'

"Subhanallah apa lagi ini, perasaan belum juga mulaii" Rey mengambil kertas itu.

Rey balik lagi masuk ke kelas dan menyerahkan kertas itu kepada pa Deni.

"Pak saya gajadi ke toilet, belok sedikit ke ruang bk" ucap Rey.

"Bikin ulah apalagi kamu?"

"Mana saya tau pak, yasudah saya ke ruang bk dulu ya pak. Punten"

Rey langsung menuju ruang bk.

Baru saja sampai depan pintu ruang neraka itu, perasaan Rey mulai tidak enak. Pikiran Rey mulai tidak karuan. Tapi yang pasti ada di pikiran Rey adalah, orang tuanya.

Rey disambut oleh tatapan sinis dari bu Arini, yang kemarin memperhatikan Rey dikantin.

"Duh inimah pasti masalah gelang" gumam Rey.

____________________
-amandasepti-

Diapain ya kira kira si Rey sama bu Arini?

Maaf gais tadinya mau up pas sahur, tapi malah gabangun sahur:'.
Chapter 5 up pas sahur aja apa pas buka nih?

Oh iya, semangat ya puasanya!

Jangan lupa baca cerita aku yang HeArt yaaa

B R A TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang