Masa-masa remaja Zeira tak seindah yang ia harapkan, masalah yang terjadi di masa lalunya ternyata masih menghantuinya sampai sekarang. Ditambah beberapa orang terdekatnya ikut terlibat.
Apa yang harus Zeira lakukan?
WARNING!! 🔞
CERITA INI MENGAND...
Zeira mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, sembari bernyanyi mengikuti alunan musik yang terdengar dari radio mobilnya. Disampingnya ada Kaylin, sedangkan Adel dan Ava duduk di jok belakang.
Mereka bertujuh telah bersahabat dari sekolah menengah pertama. Selalu sekelas dan sekarang pun mereka kembali dipertemukan di sekolah dan kelas yang sama.
Zeira dan lainnya saat ini menduduki kelas XI di sekolah musik ternama di ibu kota, Global Musical Highschool. Kenapa mereka memilih sekolah musik? Karena mereka sudah membentuk sebuah band bernama illuminate dari kelas 2 SMP.
Zeira di vocal, terkadang di bantu oleh Kaylin dan Revan. Kaylin keyboard, Revan dan Adel gitar, Ava dan Alvin bass, sementara Devan drummer.
Walaupun band mereka belum terlalu terkenal, tetapi mereka selalu mendapat job untuk tampil di berbagai caffe setiap hari Sabtu dan Minggu.
*****
"Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya."
Saat Zeira, Kaylin, Ava, dan Adel tiba didalam kelas, terlihat Revan dan anak kelas lainnya sedang membuat konser dadakan.
Revan duduk diatas meja sembari memainkan gitar yang selalu ia bawa. Devan bernyanyi sangat menikmati sampai memejamkan kedua matanya, sedangkan Alvin bernyanyi sembari gebuk-gebuk meja yang diduduki Revan.
Anak kelas yang lain mengikuti nyanyian dari mejanya masing-masing. Sesekali ada yang ikutan gebuk-gebuk meja seperti yang dilakukan oleh Alvin.
Ava langsung bergabung, cewe itu sudah duduk di samping Revan tanpa meletakkan ransel ke tempat duduknya.
Tampaknya Ava sangat menikmati nyanyiannya.
"Percayalah padaku, aku pun rindu kamu. Ku akan pulang."
"Melepas semua kerinduan, yang terpendam."
Zeira menghela nafas sebentar, lalu ia duduk di kursinya. Sebenarnya, Zeira tidak menyukai lagu yang dinyanyikan teman-temannya itu. Karena lagu tersebut mengingatkan Zeira kepada seseorang.
"Kenapa? Ingat seseorang hmm?" tanya Kaylin yang memang duduk disebelah Zeira.
Zeira hanya bergumam. Tanpa Zeira jawab pun, Kaylin dan yang lain sudah tau jawabannya. Kalo udah tau jawabannya, kenapa Kaylin masih bertanya?
"Emang gitu sih, Ze." Adel menyahut dari tempat duduknya yang berada di belakang Zeira. "Mantan tersayang mah gak akan bisa cepet kita lupain."
"Diem deh." celetuk Zeira. "Gue tuh udah move on tau."
Mendengar kalimat itu dari mulut Zeira, Kaylin dan Adel langsung berpandangan. Bahkan Ava yang mendengarnya pun ikut menoleh.
"Kalo udah move on itu ya, gak mungkin galau cuma karena dengerin lagu." sahut Revan tanpa menoleh sedikitpun ke belakang.
"Tau apa sih lo."
Revan hanya tertawa.
"Bukannya kita tau semua masalah lo?" kini Alvin yang bersuara.
"Ah udah dong. Gue tuh beneran udah move on tau." Zeira berkata sembari menyandarkan punggungnya ke kursi.
"Oke my sister, gue tau kalo lo udah move on."
Revan bangkit dari meja yang ia duduki, lalu berjalan ke arah tempat duduk Zeira. Diikuti Ava, Devan, dan Alvin.
"Santai aja, Ze. Kita semua kan sahabat lo." Revan berucap sembari merangkul Zeira.
"Sintii iji, Zi. Kiti simii kin sihibit li." ledek Kaylin membuat Revan langsung menjitak kepalanya dan melepaskan rangkulannya dari bahu Zeira.
"Bilang aja lo cemburu." celetuk Revan, Kaylin langsung mendelik.
Teettttttteeetttttt
Bel sekolah telah berbunyi. Membuat siswa yang sedari tadi berada di luar, berhamburan memasuki kelas.
"Dah sono balik ke alam lo masing-masing."
Semuanya pun menurut akan ucapan Zeira.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.